Selasa, 24 Desember 2019

PENDAKIAN GUNUNG LAWU 3265 Mdpl VIA CANDI CETHO

Mbulak Peperangan

Pendakian ke Gunung Lawu kali ini adalah yang kedua kalinya bagi saya. Sebelumnya kami pernah summit melalui Jalur Cemoro Sewu

Sebenarnya agak berat untuk mengiyakan naik ke Lawu lagi setelah pengalaman pendakian pertama dulu. Apalagi ini juga bulan yang tiap harinya pasti hujan. Tapi karena banyak provokator yang ngomporin katanya Jalur via Candi Cetho osem, maka dengan yakin saya ikut dengan Sarmili teamDan setelah nego tipis, istri saya akhirnya ngasih ijin.

Kami berangkat ber-enam 2 mobil, Saya dari Ungaran bareng Anggi, Akhjad dan Mas Hari. Dewi dan Sesti di mobil lain meluncur dari Purworejo. Kami sepakat bertemu di persimpangan sebelum Basecamp Candi Cetho

Kami sampai di Basecamp sekitar jam 5 Sore. Cuaca cerah berawan dengan semburat sunset mulai memerah.
Setelah packing dan makan sore, kami start dari Basecamp jam 8 teng.
Registrasi pendakian dan langsung naik.

Note CP BASECAMP : 0852 0076 0666 ( Relawan Ceto)
               IG: @relawan.ceto @kmpagiribahama

Dari Gerbang Pendakian jalan relatif rata melewati sisi tebing mengarah ke area Candi Kethek.

Belum juga sampai Pos 1, karena terlalu kenyang dan dari bawah memang agak sedikit pusing, jadilah saya muntah. Sengaja, mau ndak mau biar gas diperut ilang.

Credit untuk pengelola, sepanjang jalur pendakian sampai ke Pasar Dieng sudah ditandai dengan pita merah putih dan mata kucing untuk penanda malam hari. Jadi ndak bakal nyasar.

Sekitar 1 jam dari Pos Registrasi melewati vegetasi pinus kami sampai di POS 1 MBAH BRANTI.

mabuk soto..

Pos ini berada di ketinggian 1702 mdpl dan sudah tersedia shelter seng untuk berlindung dari angin dan hujan.


Setelah setengah jam istirahat, kami lanjut mengarah ke Pos 2. Jalur yang mulai agak terjal, jarak yang cukup jauh dan hutan yang cukup lebat harus kami lalui. Karena lumayan berat untuk ibu-ibu, sekitar 1 jam setengah kami baru sampai di POS 2 BRAK SENG ( 1906 Mdpl ). Area lumayan datar cukup untuk 5 tenda dengan bangunan shelter sebagai penanda pos.

Setengah jam kami istirahat, snacking and smoking. Kami mengarah ke Pos 3. Jalur sudah mulai asik nanjak. Sekitar satu jam setengah kedepan kami mulai kepayahan hingga kami sampai di POS 3 CEMORO DOWO ( 2251 Mdpl ). Di Pos ini terdapat shelter seng dan sumber air dari jalur pipa penduduk. Karena area Pos 3 sudah penuh tenda dan juga sudah jam 12 malem, kami sepakat untuk ngecamp di Pos 4.

Setelah istirahat dan sempet ketiduran di Pos 3. Kami lanjut jalan mengarah ke Pos 4. Dari sini Anggi yang gantian bawa keril saya. Jadi saya tidak terlalu ngap sampai di Pos 4. Jam 1.30 kami sudah sampai di POS 4 PENGGIK ( 2550 Mdpl ). Apesnya area Pos 4 sudah penuh tenda, mau ndak mau kami lanjut keatas nyari lokasi tenda. Setengah jam dari Pos 4 kami dapat area yang cukup untuk 2 tenda. Setelah bongkar logistik dan masak air kami tidur. 

Puji Tuhan cuaca cerah, tanpa hujan hingga kami bangun sekitar jam 6 pagi. Sangat terlambat untuk lanjut ke puncak sebenarnya.
Tapi karena semua sepakat naik, baru jam 7.30 kami muncak.

Anaphalis Javanica Pos 4 Lawu


Dengan trek yang tidak terlalu terjal sekitar satu jam kami mengarah ke Pos 5. Hingga kami sampai di POS 5 BULAK PEPERANGAN ( 2861 Mdpl ) sekitar jam 8.00. Berupa sabana cantik memanjang seturut pertemuan dua bukit mengarah ke atas. 






Trek Sabana mBulak Peperangan

Kami menyusuri sabana diantara dua bukit dengan banyak sekali spot foto cantik. Trek relatif datar melewati camp area hingga 40 menit kemudian kami sampai di POS 6 GUPAK MENJANGAN ( 2952 Mdpl ).

Surganya Gunung Lawu Via Cetho. Ndak kalah dengan view Oro oro Ombo - Cemoro Kandang Gunung Semeru. Berupa sabana luas dengan view puncak-puncak Lawu dan juga telaga musiman yang saat musim hujan terisi air. Cukup lama kami menikmati view Sabana. Dengan sesekali kabut melintas menambah osem view sempurna.




Gupak Menjangan
 
Kami lanjut setelah satu jam istirahat di Sabana Gupak Menjangan. Menyusuri Sabana dengan trek bonusan sampai di Batas Sabana. Kami nanjak lagi hingga sekitar jam 10.30 kami sampai di PASAR DIENG ( 3140 Mdpl ). Berupa area yang didominasi batu-batu yang sudah tersusun rapi dengan vegetasi Cantigi. 
Dilarang keras memindahkan atau mengambil struktur bangunan / tatanan batu disini karena termasuk benda cagar budaya.

Dari Pasar Dieng kami mengarah ke Warung tertinggi di Indonesia, Warung Mbok Yem ( 3142 Mdpl ). Tapi karena penuh sesak kami terpaksa cuma pesen teh anget untuk tambahan tenaga ke puncak.


Dari Mbok Yem, kami menyusuri jalan terjal nanjak mengarah ke Puncak. Hingga tepat jam 12 siang kami sampai di PUNCAK HARGO DUMILAH (3265 mdpl). Puncak tertinggi ke 3 di jawa tengah.


3265 Mdpl Hargo Dumilah Peak

Foto secukupnya karena memang masih cukup ramai rebutan tugu Puncak. Setengah satu siang kami turun dari Puncak. 
Tanpa istirahat dan sempat mandi hujan mulai Gupak Menjangan, kami sampai di Tenda Pos 4 sekitar jam 2.30 siang. 
Ganti baju, packing logisik dan tenda, jam 4 sore kami start turun.

Karena licin habis hujan dan ramai, trek kebawah macet parah. Asli macet parah.
Dengan penuh perjuangan dan hampir sampai dibatas akhir kesabaran nungguin orang didepan, akhirnya kami sampai di Basecamp jam 8.30 Malam. Delapan jam trekking turun dari Puncak Hargo Dumilah. Masih jauh sih dari rekor jalan 20 jam jalan di Gunung Raung.

Semua sehat, Puji Tuhan. Dan karena besok hari saya masih harus nguli, tepat jam 11 malem, kami langsung balik masing-masing. Dewi ke Purworejo dan kami ke Ungaran.

Via Tol Karanganyar - Bawen, kami sampai di Basecamp Sarmili jam 1.30 dini hari. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar