3265 Mdpl ( Cemoro Sewu )
mencoba menulis sajahh, daripada lupaa...
For Aro, my boy..
Tiga bulan
setelah pendakian Gunung Slamet..setelah melewati liburan lebaran dan weekend
datar seperti biasa..kami Sarmili berproses menuju sebuah destinasi baru
pendakian, dimana belum ada satupun dari kami yang pernah mendaki kesana.
Dari awal
memang Agustus merupakan sebuah bulan yang harus kami lewati dengan sebuah pendakian..seperti mindset orang pada umumnya,
di Bulan Agustus bertepatan dengan perayaan Kemerdekaan RI..maka akan banyak
ditemui kegiatan kegiatan pendakian yang bertemakan kemerdekaan..yang pada
umumnya berpuncak pada upacara bendera dipuncak gunung tepat pada hari
kemerdekaan, bla bla bla.. Akan tetapi kami tidak terlalu ingin mendaki tepat pada momen
kemerdekaan, karena kami tau pasti akan penuh sesak dengan para
pendaki lain.
Sejak
liburan lebaran, saya dan Anggi sebenarnya merencanakan untuk dapat mendaki
pada awal bulan Agustus, sebelum tanggal 17. Akan tetapi karena teman-teman
punya keperluan masing-masing terlebih Akhjad yang katanya susah nyari waktu
kalau tanggal muda, Kelik yang sibuk dengan jualannya, dan teman Akhjad;
Kelles dan Uchok yang susah ngatur jadwal cuti mereka di awal bulan, mau tidak mau kami harus berkompromi. Akhirnya
kami sampai pada perayaan kemerdekaan Indonesia ke 70 tanggal 17 Agustus 2016,
dengan keputusan yang belum bulat mengenai jadi atau tidaknya trip kita kali
ini.
Satu hal
yang pasti, tujuan kami adalah Gunung Lawu..
Selama
persiapan kami, karena saya memang belum tau keadaan dan rute yang akan
dilalui, maka saya banyak banyak browsing untuk nyari tau apa saja pantangan
dan trik pendakian terbaik ke Gunung Lawu. Jujur saja saya sempat ngeper, karena
menurut beberapa tulisan yang saya baca, mereka menceritakan bahwa Gunung Lawu
bukan Gunung sembarangan. Ada kesakralan terkait petilasan-petilasan di gunung Lawu itu sendiri.
Tidak terasa, hari itu tanggal 21 Agustus kami sempatkan nongkrong untuk membahas jadi tidaknya kami berangkat ke Lawu. Dan Akhirnya setelah dikabarkan ke
Kelles, Uchok dan Kelik, mereka setuju kita jadi berangkat ke Lawu minggu depan
tanggal 27 - 28 Agustus 2016.
Sampai hari
kamis semua berjalan lancar untuk persiapan kami, baik sewa menyewa alat ataupun
keperluan lain. Kami sudah janjian sebelumnya bahwa maksimal Kamis kami harus briefing dan Jumatnya kita packing. Dari situ semua keperluan sudah bisa
dihandle dan dikumpulkan..hanya saja ternyata Kelik yang tadinya mau ikut,
akhirnya batal dengan alasan istrinya ulang taun..
The story
must goes on, dan akhirnya kami mantap untuk tetap berangkat meski dengan
jumlah personil 5 orang minus Kelik. Jumat dan Sabtu kami packing di tempat
Anggi, tanpa saya sadari ternyata semalam Anggi sudah ngompori mas Hari untuk
ikut. Mas Hari adalah tetangga kami di Sarmili, umurnya sekitar 38an dan dia
belum pernah naik gunung. Akan tetapi karena bodynya Porter ala Rambo maka kami yakin Mas Hari bisa jadi berkah untuk kami, terutama untuk bawa
carrier yang paling berat..hahahaha..
Kebetulan
Mas Hari ini baru aja kena apes, dompet seisinya ilang jatuh ndak tau dimana
ditambah dia kena tilang gara-gara ndak bawa SIM yang juga ikut ilang. Jadi lah
Mas Hari kesetanan paling semangat ikut untuk sekedar buang sial dan refreshing
mungkin. pffttt....
Oke, packing
done..preparation complete..Saatnya berangkat. Kita sudah berencana akan
berangkat sabtu pagi sekitar jam 11, karena paginya Anggi harus ikut test
psikologi kerjaan barunya.
Jam 11 semua
personel sudah siap di Sarmili Basecamp, Anggi, Mas Hari, Akhjad, Kelles, Uchok
dan Saya.
Check and
recheck akhirnya kami berangkat start jam 12 .11. Semua berjalan lancar tanpa macet, Bawen,
Salatiga, Boyolali, Solo, Surakarta, Karanganyar dan Magetan semua lancar.
Untung saja Anggi tau betul daerah yang kami lalui. Selepas Salatiga, kami
mampir diwarung padang untuk makan siang, saat itu sekitar jam setengah 3 sore.
Setelah makan kami lanjutkan perjalanan, melewati jalur ke arah Tawangmangu
yang cukup cantik. Banyak spot untuk berfoto di sepanjang jalur ke Tawangmangu.
Mendekati Tawangmangu kami sempatkan beli jeruk untuk sekedar penyegar
tenggorokan kami. Sekalian kami komplitin barang-barang bekal
kami. Karena sudah cukup sore sekitar jam 4 sore kami langsung lanjut perjalanan ke
Basecamp Pendakian. Di titik ini kami masih bingunglewat Cemoro
Kandang atau Cemoro Sewu. Dan setelah kami berunding akhirnya kami putuskan
untuk lewat Jalur Cemoro Sewu Magetan. Karena pertimbangan waktu, meskipun
dikenal dengan trek yang lebih curam akan tetapi waktu pendakian yang relatif lebih cepat menjadi dasar pertimbangan kami.
Gapura Basecamp Cemoro Sewu
Basecamp - POS I Wes-Wesan 2163 Mdpl ( 1 jam )
Jam setengah
5 sore kami sampai di Basecamp Cemoro Sewu, bagi tugas, kami pun segera check
in ke Basecamp dan check perlengkapan kami. Saya sempatkan membeli beberapa
emblem dan stiker pendakian Lawu untuk kenangan.
Sekitar jam
5 tepat, setelah persiapan dan registrasi, kami foto bersama didepan Gapura Cemoro Sewu, dan kami langsung start pendakian ke pos I.
Sepanjang jalur menuju pos I, saya, dengan beban yang lumayan berat, mulai kepayahan karena mungkin kaki saya
kaget, anak-anak langsung ngegas tanpa ngasih pemanasan ke otot. Disamping itu
beberapa spot jalan di jalur ke Pos I lumayan nanjak, tapi
sambil jalan, kaki saya mulai panas, dan saya pun bisa mengimbangi tempo
pendakian anak-anak. Karena tenaga masih cukup kuat dan kebetulan masih
kebagian sinar matahari, sepanjang jalur ke Pos I kami habiskan waktu dengan
foto-foto bersama, karena kebetulan Akhjad dan Mas Hari bawa kamera
digital. Sekitar satu jam jalan santai kami sampai di Sendang Panguripan, dengan sisa sinar matahari yang sudah mulai
redup. Di Sendang Panguripan ini ada
warung makan dan kamipun jajan gorengan dan madu untuk pengganjal perut
dijalan. Karena sudah menjelang gelap kami sekalian persiapan senter dan
headlamp.
Sekitar
setengah jam kemudian kami sampai di Pos
I Wes Wesan 2163 mdpl.
POS I Wes-Wesan - POS II Watu Gedeg ( 2 jam )
Karena di Sendang Panguripan kami sudah cukup istirahat, kami langsung otewe ke Pos II, karena katanya jalan dari Pos I ke Pos II adalah trek terpanjang di jalur Cemoro Sewu. Dan benar saja dalam keadaan gelap, hampir 2 jam kemudian kami baru sampai di Pos II. Di titik ini, kondisi Kelles dan Mas Hari masih sangat fit, mereka berdua leading sekitar 5 menit didepan sementara saya, Anggi, Uchok dan Akhjad tertinggal di belakang. Parahnya, sekitar sepertiga jalan ke Pos II hujan turun menghajar kami. Di Basecamp sempat optimis karena keadaan cuaca, meski berkabut tipis, info dari salah satu warga bahwa sudah seminggu tidak pernah hujan sempat bikin kami semangat. Kebetulan waktu itu sudah hampir jam 8 malem, dengan segera kami buka jas hujan dan ponco kami.
POS I Wes-Wesan - POS II Watu Gedeg ( 2 jam )
Karena di Sendang Panguripan kami sudah cukup istirahat, kami langsung otewe ke Pos II, karena katanya jalan dari Pos I ke Pos II adalah trek terpanjang di jalur Cemoro Sewu. Dan benar saja dalam keadaan gelap, hampir 2 jam kemudian kami baru sampai di Pos II. Di titik ini, kondisi Kelles dan Mas Hari masih sangat fit, mereka berdua leading sekitar 5 menit didepan sementara saya, Anggi, Uchok dan Akhjad tertinggal di belakang. Parahnya, sekitar sepertiga jalan ke Pos II hujan turun menghajar kami. Di Basecamp sempat optimis karena keadaan cuaca, meski berkabut tipis, info dari salah satu warga bahwa sudah seminggu tidak pernah hujan sempat bikin kami semangat. Kebetulan waktu itu sudah hampir jam 8 malem, dengan segera kami buka jas hujan dan ponco kami.
Break di Pos II
Sambil menahan dingin kehujanan, kami terus melanjutkan perjalanan ke pos II. Sekitar jam setengah
9 malam kami sampai di Pos II Watu Gedeg.
Di Pos II ini terdapat warung makan dan bangunan pos beratap seng. Dan meski di dalam pos II pada mulanya penuh, tapi
masih cukup paling tidak untuk Kelles istirahat. Saat itu hujan sudah mulai
reda dan kami ber-enam pun sudah dapat posisi di Pos II, karena pendaki yang
tadi break di Pos II mereka lanjut jalan lagi. Beruntung bagi kami karena
tidak lama berikutnya hujan deras turun lagi menghajar kami. Saat itu kami
sudah bisa menggelar matras dan sleeping bag kami cukup untuk kami ber-enam tidur.
Di pos II
ini kami akhirnya harus mengalah degan alam, sampai pagi kami dikasih
kesempatan istirahat bahkan tidur cukup pulas untuk ukuran orang yang basah
kuyup kehujanan. Bersama kami ada beberapa orang Bule dalam 2 team yang berbeda, yang ikut istirahat di
Pos II. Saat
hujan turun untuk kedua kalinya, kami sepakat kalau sampai jam 1 dini hari
hujan tidak juga reda, maka kami cancel trip to Summit. Dan kami sudah
berencana untuk esok pagi langsung turun ke Telaga Sarangan untuk sekedar naik
prau disana. Bahkan sejak dari rumah, (*note : DO NOT TRY THIS ... ) Akhjad Cs sudah membawa 1,5 liter tuak yang rencana nya baru akan dibongkar di puncak. Tetapi karena sampai sekitar
jam 2 dini hari masih saja turun hujan, maka mereka sepakat untuk menuang 'air setan kedamaian' lebih dini di Pos II. Sampai habis kami bagi rata dengan beberapa
teman yang baru kami kenal. Bahkan mas Hari yang dalam posisi tidur pules kami
paksa bangun. Akhjad dan Uchok bahkan terlihat sampai benar-benar "mabuk". Dengan hati berat, saya terpaksa
merelakan kesempatan ke puncak Lawu. Dengan berat hati pula saya tertidur
sampai rasa mules itu mengalahkan rasa males saya. Langsung saya jawab tantangan alam di perut saya. Kebetulan pagi itu cerah
dan panas, beberapa rekan pendaki sebelah sudah mulai packing untuk lanjut ke
puncak. Entah siapa yang mulai tiba-tiba Anggi menawarkan kembali ke kami
semua; Puncak atau Basecamp. LANJUT
PUNCAK..kami semua kompak menjawab. Setelah beberapa pertimbangan akhirnya kami
putuskan lanjut ke Puncak tiktok dengan tas bekal secukupnya dan Carrier yang
lain kami titip ke warung di Pos II.
POS II Watu Gedeg - POS III Watu Gede ( 1 jam )
POS II Watu Gedeg - POS III Watu Gede ( 1 jam )
Setengah 8
pagi kami lanjutkan ke Puncak dengan satu Carrier dan satu Daypack.
Neng kene rusake..Salah kami sendiri, semalam kami habiskan 1,5 liter tuak, dan akhirnya itu berimbas ke tubuh kami. Mas Hari kepayahan meski tanpa beban, Anggi kepayahan dengan Carrier, Akhjad ribut dengan urusan mulesnya.. Tinggal saya, Kelles dan Uchok leading sekitar 10 menit didepan. Semakin ke atas mas Hari, Kelles, Akhjad semakin payah dibelakang.
Neng kene rusake..Salah kami sendiri, semalam kami habiskan 1,5 liter tuak, dan akhirnya itu berimbas ke tubuh kami. Mas Hari kepayahan meski tanpa beban, Anggi kepayahan dengan Carrier, Akhjad ribut dengan urusan mulesnya.. Tinggal saya, Kelles dan Uchok leading sekitar 10 menit didepan. Semakin ke atas mas Hari, Kelles, Akhjad semakin payah dibelakang.
Edelweis : difoto boleh, dipetik jangan..
Sekitar jam setengah 9 saya, Anggi dan Uchok lebih dulu sampai di Pos III WATU GEDE, Pos ini berupa pos
dengan atap seng, tanpa ada warung makan. Karena lokasi yang agak sempit kami
hanya sekedar break minum langsung lanjut ke Pos berikutnya.
POS III Watu Gede - POS IV Watu Kapur ( 1 Jam )
Sekitar satu jam kami berjalan dengan trek yang lebih sadis dari pos III kami sampai di Pos IV WATU KAPUR.
POS III Watu Gede - POS IV Watu Kapur ( 1 Jam )
Sekitar satu jam kami berjalan dengan trek yang lebih sadis dari pos III kami sampai di Pos IV WATU KAPUR.
Area selepas Pos V
POS IV Watu Kapur - Sendang Drajad - Puncak ( 1,5 Jam )
Di Pos IV hanya lahan yang tidak seberapa luas tapi dengan
pemandangan yahuud.. Setengah jam berikut kami bertiga duluan melewati
jalan datar, Sumur Jolotundo berada di samping kiri jalan arah ke puncak. Dan
kami sampai di Pos V JOLOTUNDO sekitar
jam 10 an.
Area selepas Pos V
Bonus pemandangan asooy super cuantik terhampar di
Pos V dan setelahnya..Sabana dan jalan datar berbatu rapi siap kami cangkul.. Kami bertiga lari sampai ke SENDANG
DRAJAD. Disana kami bertiga sempat
istirahat agak lama, sambil ngopi dan pesen mie rebus kami istirahat sambil
nunggu Mas Hari, Kelles dan Akhjad.
Sekitar 15 menit setelahnya mereka baru sampai, dengan wajah pucat Mas Hari masih menahan payah karena mungkin efek dari tuak yang semalam kami minum. Akhirnya setelah ngisi air di Sendang Drajad, kami siap untuk lanjut ke puncak, sambil mas Hari kami paksa untuk bisa muntah untuk menghilangkan efek tuak. Ternyata setelah muntah wajah mas Hari agak cerah, dan kami janjikan untuk cari ant*ngin segera setelah turun nanti. Saya dan Uchok leading duluan sekitar 5 menit didepan, dengan tenaga yang belum begitu terkuras kami attacking the summit berdua.
Sekitar 15 menit setelahnya mereka baru sampai, dengan wajah pucat Mas Hari masih menahan payah karena mungkin efek dari tuak yang semalam kami minum. Akhirnya setelah ngisi air di Sendang Drajad, kami siap untuk lanjut ke puncak, sambil mas Hari kami paksa untuk bisa muntah untuk menghilangkan efek tuak. Ternyata setelah muntah wajah mas Hari agak cerah, dan kami janjikan untuk cari ant*ngin segera setelah turun nanti. Saya dan Uchok leading duluan sekitar 5 menit didepan, dengan tenaga yang belum begitu terkuras kami attacking the summit berdua.
Setengah jam
kami menyusuri tanjakan cinta gunung
Lawu, akhirnya kami sampai di area kecil sebelum puncak, Kidang Lawu begitu tertulis di papan kecil. Saya minta tolong Uchok untuk ambil gambar disitu karena tugu
Puncak sudah kelihatan.
Puncak Lawu Hargo Dumilah 3265 Mdpl
Dan benar saja tidak sampai 5 menit kami sudah menjejak Puncak Hargo Dumilah tepat
jam 10.45 pagi. 10 menit
berselang Anggi, Ahjad, Mas Hari dan Kelles menyusul sampai di puncak.
Sarmili di Puncak Tertinggi..
Kami puas
saling foto bahkan foto berdua sama adek bule gemes.. ( yang pada akhirnya nanti
istri saya nangis liat foto itu..but now we're just fine!!hahaha ).
Hampir
setengah jam kami habiskan waktu di Puncak Hargo Dumilah sambil foto, karena
saat itu mendung dan mulai gerimis, akhirnya rencana semula mampir ke Warung
Mbok Yem terpaksa kami cancel. Kami turun lewat jalur naik..dan karena memburu
waktu, takut kehujanan maka segera kami menuju ke Pos V. Diiringi gerimis yang
mulai deras sekitar setengah jam kami sampai pos V langsung masuk warung yang memiliki ruang yang luas. Disitu
kami sarapan dan minum teh anget..
Syahduuu broo..karena begitu kami masuk
istirahat, bresssssshhhh..hujan langsung aja turun kaya di tumpah. Keberuntungan lain
buat kami saat itu. Tetapi entah kenapa rasa lapar yang ada ilang, karena begitu kemasukan
nasi 3 sampai 4 suap langsung kenyang. Temen-temen lain juga tidak ada yang
sanggup menghabiskan satu porsi kecil nasi telur. Tidak lupa kami beli ant*ngin
2 sachet untuk mas Hari yang masih agak pucat. Setelah hujan reda, sekitar 15
menit kami tunggu dan pastikan keadaan cuaca sudah stabil terang. Akhirnya kami
putuskan lanjut ke bawah, dengan cuaca yang tidak terlalu terik dan tanpa beban
berlebih kami gas pol ke pos IV dan langsung ke pos III..Sekitar jam 3 siang kami sudah tiba di pos II,
saya, Anggi dan Mas Hari sampai duluan. Sepanjang jalan turun mas Hari terlihat
sangat bersemangat karena mungkin rasa mual dan pusing sudah sembuh berkat
ant*ngin 2 botol. Bahkan saking semangatnya
Mas Hari kesandung akar, sampai kakinya sobek lumayan dalem dan harus kami carikan
perban dan bet*dine dari sesama pendaki.
Sekitar 15 menit kemudian Akhjad, Uchok dan Kelles menyusul sampai di
Pos II.
Setelah bayar biaya titip tas, kami akhirnya bagi tugas lagi bawa tas.
Dengan saya, Anggi dan Mas Hari masih leading didepan kami bergegas menuju
basecamp. Dan sekitar setengah jam kemudian kami sampai di Basecamp sekitar jam
4 sore. Kami langsung masukkan tas ke mobil dan nyari makan dan teh anget. Cukup lama kami
menunggu Akhjad, Uchok dan Kelles bahkan sampai hujan turun cukup deras. Kami sempat
khawatir dengan mereka bertiga masih di jalur pendakian dengan keadaan hujan. Sampai
sekitar jam 5 sore Uchok sampai duluan dan disusul 5 menit dibelakangnya Akhjad
dan Kelles. Ternyata di sekitar pos I Kelles terkilir dan mau tidak mau harus
break. Puji Tuhan, kami semua sampai Basecamp selamat, Kelles
pun sudah baikan.
Setelah
semua carrier masuk mobil, dipaksain Akhjad, Uchok dan Kelles tidak sempat
istirahat hanya langsung beli teh anget dan cilok kami langsung bergegas
pulang. Dengan keadaan hujan sepanjang jalan sampai rumah dan dengan segala dinamika
dijalan tanpa sempat untuk istirahat makan malam, kami sampai di Basecamp Sarmili sekitar jam 10 malam. Setelah bongkar kilat logistik kami, saya
langsung pulang ke Mijen dan saya tinggal Kelles, Uchok dan Akhjad untuk
packing barang-barang mereka sendiri, karena rencananya malam itu juga mereka, Uchok dan Kelles akan langsung otewe Semarang.
Untuk Anggi,
mas Hari dan Akhjad mereka rencana akhir September muncak ke Gunung
Ungaran. Akhjad dengan mbak Yani, Mas Hari dengan Mbak Rita..anak-anak ora urus
kata mereka..
Well, GUDLAG.., saya monitor dari Basecamp Sarmili saja…
V A M O
S S A R M I L I …… \m/.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar