Jumat, 21 Oktober 2016

GUNUNG MERBABU via WEKAS part I - CATATAN PERJALANAN SARMILI MOUNTAIN MADNESS


Dan benar saja, karena setiap kumpul hanya ada satu obrolan – NAIKIN GUNUNG ☺ – maka akhirnya tanggal 13 September 2015, sebulan setelah pendakian pertama, ( gunung ungaran ) kami sepakat untuk mencoba menaklukkan Merbabu jalur Wekas (3142 Mdpl). Lebih tinggi, lebih jauh dan lebih berat memang dari Gunung Ungaran.. Kami koordinasikan dengan beberapa teman diluar Sarmili untuk mencari partner yang sama-sama ingin naik ke Merbabu. Ada dua teman lama kami sewaktu kuliah dari Magelang yang siap ikut nanjak bareng, kebetulan mereka suami istri..Mondol Andi dan Agit Agnes, yang rencananya kita ketemu di Basecamp Wekas.
Selama seminggu kami persiapkan apa apa saja logistik yang akan kami bawa.. Selain satu Carrier , Tenda, Sleeping Bag, dan beberapa matras yang memang kami sudah punya, untuk kebutuhan peralatan pendakian yang lain kami masih harus sewa.
Setelah packing selesai kami berangkat dengan motor ke Kopeng, kami berangkat ber empat; saya, Anggi, Akhjad dan Kelik. Kami berangkat sekitar jam 16.00 WIB mundur 1 jam dari jadwal semula. Sampai di Bawen semua kendaraan yang akan ke Salatiga macet total, yang ternyata karena jembatan Tuntang ditutup sebelah untuk perbaikan, dan akhirnya kami putuskan untuk  memutar lewat Banyubiru tembus ke Ringroad  Salatiga.. Dijalan kami sempatkan untuk membeli nasi untuk stok di POS 2 saat ngecamp nanti..
Sekitar jam 19.00 WIB kami sudah sampai di Basecamp Didik di desa Wekas, disana Mondol dan Agit sudah menunggu sejak sore.. Basecamp owner Didik sudah sangat mengenal kami karena sejak masih kuliah dulu setiap ada kegiatan pendakian Gunung Merbabu kami selalu ngecamp disini. Sedikit tentang Didik, dia anggota GRABUPAL ( grup koordinator pendakian via Wekas ) dia juga sering jadi Guide dan Porter bagi mereka yang ingin mendaki ke Merbabu Via Wekas, selain itu dia juga sering terlibat ketika ada kegiatan evakuasi saat ada korban di gunung.
Setelah ngobrol banyak dengan Didik tentang keadaan Merbabu, yang ternyata saat itu baru saja terbakar, kami akhirnya berangkat mulai pendakian dari titik poin basecamp 1600 Mdpl sekitar jam 21.00 WIB setelah berdoa bersama. Keadaan cuaca saat itu cerah dan berdebu, karena masih musim kemarau panjang..
Perjalanan dari Basecamp sampai POS I kami lalui sekitar kurang lebih 1,5 jam..kebetulan saat itu saya sebagai sweeper paling belakang, sambil nemenin Mondol yang mulai kelelahan..Kebetulan temen ini punya kelebihan bisa merasakan hal-hal  ‘halus’… waktu itu saya hanya pesen kalau natinya dijalan ketemu atau ada apapun tolong jangan kasih tau saya, it will freak me out..
Sepanjang jalur ke POS I kami tertinggal jauh dari kelompok temen kami yang lain, dan sempat Mondol muntah bebrapa kali, mungkin karena Mountain Sickness. Karena hanya kami berdua dibelakang kami akhirnya saling tukar Carrier kami, saya bawa yang lebih berat..Untunglah beberapa saat kemudian sampailah kami di POS I, temen-temen yang lain sudah sempat istirahat, Di POS I ini ada sumber air yang berasal dari pipa air penduduk. Setelah sekitar 10 menit kami istirahat dan melepas jaket karena sudah mulai keringetan. Kami lanjut jalan ke POS 2, dari POS I ke POS 2 rata-rata ditempuh sekitar 2 jam pendakian santai..
Seperti sebelumnya, Agit, Anggi, Akhjad dan Kelik berangkat lebih dulu, saya dan Mondol menyusul di belakang dan di jalur legendaris nan sadis Tanjakan Pipa sebelum Pos 2 Mondol akhirnya menyerah dan terpaksa Carrier saya yang bawa depan belakang..akan tetapi dengan tanpa beban Mondol malah terlihat limbung, mungkin karena dari bawah terbebani berat dan akhirnya tanpa beban maka badan akan terasa terlalu ringan. Akhirnya saya bawa tas yang lebih berat.. setelah sekitar 45 menit berjalan akhirnya ada beberapa spot Bonus Trek dan kami bertemu beberapa tenda di sepanjang jalur ke Pos 2. Selepas tanjakan tercium bau Hio bakar, mulai sudah pikiran kemana-mana. Positif aja sih..setelah beberapa waktu kami berjalan ternyata ada salah satu tenda tepat dipinggir jalur ke Pos 2, yang orangnya bakar Hio Menyan didepan tenda. Oalahhh, neng kene rusake:D

Dan  akhirnya kami sampai di POS 2, Pipa Pecah, Kandang Pitik..disana kami buat dua tenda besar dan kecil, kami ber-empat di tenda yang besar dan Agit – Mondol di tenda yang kecil..Cuaca malam itu cukup cerah berbintang, dan tidak tau kenapa malam itu begitu dingin, selama saya naik gunung baru kali ini ngerasain dingin yang keterlaluan. Saking dinginnya, ujung jari kaki terasa seperti ditusuk ratusan jarum. Seluruh kaki seperti terasa parah kesemutan.
Setelah masak air, bikin kopi dan Mie Instan, dengan sangat kepayahan menahan dingin kami istirahat sukur-sukur bisa tidur, setelah pake celana panjang, kaos kaki, hoodie, sarung tangan dan Sleeping Bag kami cari posisi masing masing, dalam satu tenda tapi… asli sumpah, dingiiin banget waktu itu, tembus ke Sleeping Bag...
Seperti belum lengkap kepayahan malam itu, salah satu teman kami Kelik, tidur dengan ngorok kenceng banget..Alamak!!!Sampai sekitar jam 5 pagi saya berjuang melawan dingin dan mencoba untuk tidur..Jam 5 pagi tepat saya bangun dari tidur yang gagal, karena rencana kami mau lanjut ke POS 3, Puncak Pemancar…

Awalnya temen-temen enggan untuk bangun, mungkin juga karena cuaca malam itu yang sangat dingin, tapi akhirnya kami ber empat, Anggi, Akhjad dan Kelik sepakat naik ke Pos 3. Jam 5.30 setelah re-packing, kami berangkat hanya dengan 2 botol air 1500 ml dan makanan secukupnya, barang-barang kami tinggal dengan Mondol – Agit yang jaga.


Antara Pos 2 - Helipad

Terasa berat langkah kami ke POS 3 meski tanpa beban carrier, pelan-pelan kami berjalan akhirnya 2 jam setelahnya kami baru sampai di persimpangan Helipad.. Istirahat sebentar sambil foto-foto seputaran. 

Menuju Puncak Menara

Setelah cukup foto-foto kami lanjut ke Puncak Pemancar POS 3, dan karena matahari sudah tinggi maka kami boleh menikmati view sempurna 360 derajat.

View dari Pos Pemancar

Gak ada sebelumnya view sebagus POS 3 Puncak Pemancar, dimana kami bisa melihat Puncak Syarif, jalur pendakian ke sana, dan area di kaki gunung..dengan barisan awan, serasa udah gak mau turun.

View dari Pos Pemancar

Sekitar 1 Jam kami muter-muter foto di area ke POS 3, dan akhirnya kami putuskan untuk tidak lanjut ke Puncak karena dengkul kami sudah gemetaran. Apalagi jalur ke Puncak terlihat sangat mengerikan..:D ditambah dengan logistik yang terbatas karena sebagian kami tinggal di POS 2, kami turun kembali ke POS 2. Sepanjang jalur Pos 3 ke Pos 2 baru kelihatan bekas kebakaran yang hanya terpisah oleh jalur pendakian, sebelah kanan jalur turun masih utuh dengan hanya beberapa titik yang hangus terbakar, akan tetapi di sebelah kiri jalur habis gosong terbakar tanpa sisa, termasuk line pipa penduduk..Coba melihat sisi baiknya ajah,  ternyata di beberapa lokasi bekas kebakaran tersebut menjadi spot yang menarik untuk dijadikan background foto..Sekitar 1 jam kami berjalan turun ke Pos 2.

Sampai di POS 2 kami akhirnya masak nasi dkk, sesuai rencana awal beberapa waktu sebelumnya kami akan masak soto ayam, goreng mendoan dan ayam krispy di POS 2 Merbabu. Baru kali ini kami, saya benar-benar kenyang di Gunung..Saat itu di Pos 2 Merbabu Wekas sedang ada kegiatan Bersih Gunung dari kawan-kawan Mahasiswa, lumayan penuh dengan puluhan tenda berdiri di Pos 2.

Sarmili Cupu

Setelah berbagi cerita sambil makan, bahkan sempat juga saya tertidur sebentar, akhirnya kami packing untuk segera turun ke basecamp.
Sekitar jam 12.00 WIB kami berangkat turun jalan santai, karena lutut Mondol mulai sering kram..Sepanjang jalan turun kami terpisah jadi 2 grup. Saya, Anggi, Akhjad dan Kelik di depan, dan Mondol - Agnes sekitar 15 menit di belakang. 
Ditemani penampakan monyet-monyet pribumi Gunung Merbabu sekitar jam 15.30 , kami sampai di Basecamp Didik.. dan setelah kami cuci muka,  istirahat, sekedar meluruskan punggung dan makan siang..jam 16.30 kami pulang ke Ungaran, sementara Mondol – Agit ke Magelang.
Berangkat kita boncengan 2 motor, tapi karena Mondol sekalian nganter Vespa-nya Anggi maka pulangnya kami 3 motor, Anggi dan Kelik sendiri, saya dan Akhjad boncengan berdua..
Sialnya di selepas Salatiga, ban depan Kelik bocor..sementara Anggi sudah jauh didepan dengan Vespanya. Setelah koordinasi dengan Kelik akhirnya kami putuskan untuk lanjut sambil coba ngejar Anggi dan kemudian nunggu Kelik nyari tambal ban di sekitar Terminal Bawen. Kemacetan panjang pun masih  tidak bisa kami hindari, serupa saat kami berangkat..
Sekitar 40 menit kami nunggu, akhirnya Kelik sampai Bawen dan kami langsung lanjut ke Sarmili.
Akhirnya kami sampai di Ungaran sekitar jam 6 sore..bersiap untuk bermimpi tentang pendakian selanjutnya.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar