Dan benar
saja, karena setiap kumpul hanya ada satu obrolan – NAIKIN GUNUNG ☺ – maka
akhirnya tanggal 13 September 2015, sebulan setelah pendakian pertama, ( gunung ungaran ) kami
sepakat untuk mencoba menaklukkan Merbabu jalur Wekas (3142 Mdpl). Lebih
tinggi, lebih jauh dan lebih berat memang dari Gunung Ungaran.. Kami
koordinasikan dengan beberapa teman diluar Sarmili untuk mencari partner yang
sama-sama ingin naik ke Merbabu. Ada dua teman lama kami sewaktu kuliah dari
Magelang yang siap ikut nanjak bareng, kebetulan mereka suami istri..Mondol
Andi dan Agit Agnes, yang rencananya kita ketemu di Basecamp Wekas.
Selama
seminggu kami persiapkan apa apa saja logistik yang akan kami bawa.. Selain
satu Carrier , Tenda, Sleeping Bag, dan beberapa matras yang memang kami sudah
punya, untuk kebutuhan peralatan pendakian yang lain kami masih harus sewa.
Setelah
packing selesai kami berangkat dengan motor ke Kopeng, kami berangkat ber
empat; saya, Anggi, Akhjad dan Kelik. Kami berangkat sekitar jam 16.00 WIB
mundur 1 jam dari jadwal semula. Sampai di Bawen semua kendaraan yang akan ke
Salatiga macet total, yang ternyata karena jembatan Tuntang ditutup sebelah untuk perbaikan,
dan akhirnya kami putuskan untuk memutar lewat Banyubiru tembus ke Ringroad Salatiga.. Dijalan kami sempatkan untuk
membeli nasi untuk stok di POS 2 saat ngecamp nanti..
Sekitar jam
19.00 WIB kami sudah sampai di Basecamp Didik di desa Wekas, disana Mondol dan
Agit sudah menunggu sejak sore.. Basecamp owner Didik sudah sangat mengenal
kami karena sejak masih kuliah dulu setiap ada kegiatan pendakian Gunung
Merbabu kami selalu ngecamp disini. Sedikit tentang Didik, dia anggota GRABUPAL
( grup koordinator pendakian via Wekas ) dia juga sering jadi Guide dan Porter
bagi mereka yang ingin mendaki ke Merbabu Via Wekas, selain itu dia juga sering
terlibat ketika ada kegiatan evakuasi saat ada korban di gunung.
Setelah
ngobrol banyak dengan Didik tentang keadaan Merbabu, yang ternyata saat itu
baru saja terbakar, kami akhirnya berangkat mulai pendakian dari titik poin basecamp 1600 Mdpl sekitar jam 21.00 WIB setelah berdoa bersama. Keadaan cuaca
saat itu cerah dan berdebu, karena masih musim kemarau panjang..
Perjalanan
dari Basecamp sampai POS I kami lalui sekitar kurang lebih 1,5 jam..kebetulan
saat itu saya sebagai sweeper paling belakang, sambil nemenin Mondol yang mulai kelelahan..Kebetulan temen ini punya kelebihan bisa merasakan hal-hal ‘halus’… waktu itu saya hanya pesen kalau natinya dijalan ketemu atau ada
apapun tolong jangan kasih tau saya, it will freak me out..
Sepanjang
jalur ke POS I kami tertinggal jauh dari kelompok temen kami yang lain, dan sempat
Mondol muntah bebrapa kali, mungkin karena Mountain Sickness. Karena hanya kami
berdua dibelakang kami akhirnya saling tukar Carrier kami, saya bawa yang
lebih berat..Untunglah beberapa saat kemudian sampailah kami di POS I, temen-temen yang lain sudah sempat
istirahat, Di POS I ini ada sumber air yang berasal dari pipa air penduduk. Setelah
sekitar 10 menit kami istirahat dan melepas jaket karena sudah mulai
keringetan. Kami lanjut jalan ke POS 2, dari POS I ke POS 2 rata-rata ditempuh sekitar 2
jam pendakian santai..
Seperti
sebelumnya, Agit, Anggi, Akhjad dan Kelik berangkat lebih dulu, saya dan Mondol
menyusul di belakang dan di jalur legendaris nan sadis Tanjakan Pipa sebelum Pos 2 Mondol
akhirnya menyerah dan terpaksa Carrier saya yang bawa depan belakang..akan
tetapi dengan tanpa beban Mondol malah terlihat limbung, mungkin karena dari
bawah terbebani berat dan akhirnya tanpa beban maka badan akan terasa terlalu
ringan. Akhirnya saya bawa tas yang lebih berat.. setelah sekitar 45 menit
berjalan akhirnya ada beberapa spot Bonus Trek dan kami bertemu beberapa tenda
di sepanjang jalur ke Pos 2. Selepas tanjakan tercium bau Hio bakar, mulai sudah pikiran kemana-mana. Positif aja sih..setelah
beberapa waktu kami berjalan ternyata ada salah satu tenda tepat dipinggir
jalur ke Pos 2, yang orangnya bakar Hio Menyan didepan tenda. Oalahhh, neng kene
rusake:D
Dan akhirnya kami sampai di POS 2, Pipa Pecah, Kandang Pitik..disana kami buat dua tenda besar dan kecil, kami ber-empat di tenda yang besar dan Agit – Mondol di tenda yang kecil..Cuaca malam itu cukup cerah berbintang, dan tidak tau kenapa malam itu begitu dingin, selama saya naik gunung baru kali ini ngerasain dingin yang keterlaluan. Saking dinginnya, ujung jari kaki terasa seperti ditusuk ratusan jarum. Seluruh kaki seperti terasa parah kesemutan.
Setelah
masak air, bikin kopi dan Mie Instan, dengan sangat kepayahan menahan dingin
kami istirahat sukur-sukur bisa tidur, setelah pake celana panjang, kaos kaki,
hoodie, sarung tangan dan Sleeping Bag kami cari posisi masing masing, dalam
satu tenda tapi… asli sumpah, dingiiin banget waktu itu, tembus ke Sleeping Bag...
Seperti
belum lengkap kepayahan malam itu, salah satu teman kami Kelik, tidur dengan ngorok kenceng banget..Alamak!!!Sampai sekitar jam 5 pagi saya berjuang
melawan dingin dan mencoba untuk tidur..Jam 5 pagi tepat saya bangun dari tidur yang gagal, karena
rencana kami mau lanjut ke POS 3, Puncak Pemancar…
Awalnya
temen-temen enggan untuk bangun, mungkin juga karena cuaca malam itu yang sangat
dingin, tapi akhirnya kami ber empat, Anggi, Akhjad dan Kelik sepakat naik ke Pos 3. Jam 5.30 setelah re-packing, kami berangkat hanya dengan 2 botol air 1500 ml dan makanan secukupnya,
barang-barang kami tinggal dengan Mondol – Agit yang jaga.
Antara Pos 2 - Helipad
Terasa berat
langkah kami ke POS 3 meski tanpa beban carrier, pelan-pelan kami berjalan akhirnya 2 jam setelahnya kami baru sampai di persimpangan Helipad.. Istirahat sebentar sambil foto-foto seputaran.
Menuju Puncak Menara
Setelah cukup foto-foto kami lanjut ke Puncak Pemancar
POS 3, dan karena matahari sudah tinggi maka kami boleh menikmati view sempurna
360 derajat.
View dari Pos Pemancar
Gak ada
sebelumnya view sebagus POS 3 Puncak Pemancar, dimana kami bisa melihat Puncak
Syarif, jalur pendakian ke sana, dan area di kaki gunung..dengan barisan awan,
serasa udah gak mau turun.
View dari Pos Pemancar
Sekitar 1
Jam kami muter-muter foto di area ke POS 3, dan akhirnya kami putuskan untuk
tidak lanjut ke Puncak karena dengkul kami sudah gemetaran. Apalagi jalur ke Puncak terlihat sangat mengerikan..:D
ditambah dengan logistik yang terbatas karena sebagian kami tinggal di POS 2,
kami turun kembali ke POS 2. Sepanjang jalur Pos 3 ke Pos 2 baru kelihatan
bekas kebakaran yang hanya terpisah oleh jalur pendakian, sebelah kanan jalur turun masih utuh dengan hanya beberapa titik yang hangus terbakar, akan tetapi di
sebelah kiri jalur habis gosong terbakar tanpa sisa, termasuk line pipa penduduk..Coba melihat sisi baiknya ajah, ternyata di beberapa lokasi bekas kebakaran tersebut menjadi spot yang menarik
untuk dijadikan background foto..Sekitar 1 jam kami berjalan turun ke Pos 2.
Sampai di
POS 2 kami akhirnya masak nasi dkk, sesuai rencana awal beberapa waktu sebelumnya
kami akan masak soto ayam, goreng mendoan dan ayam krispy di POS 2 Merbabu. Baru
kali ini kami, saya benar-benar kenyang di Gunung..Saat itu di Pos 2 Merbabu Wekas
sedang ada kegiatan Bersih Gunung dari kawan-kawan Mahasiswa, lumayan penuh
dengan puluhan tenda berdiri di Pos 2.
Sarmili Cupu
Setelah
berbagi cerita sambil makan, bahkan sempat juga saya tertidur sebentar,
akhirnya kami packing untuk segera turun ke basecamp.
Sekitar jam
12.00 WIB kami berangkat turun jalan santai, karena lutut Mondol mulai sering
kram..Sepanjang jalan turun kami terpisah jadi 2 grup. Saya, Anggi, Akhjad dan
Kelik di depan, dan Mondol - Agnes sekitar 15 menit di belakang.
Ditemani
penampakan monyet-monyet pribumi Gunung Merbabu sekitar jam 15.30 , kami
sampai di Basecamp Didik.. dan setelah kami cuci muka, istirahat, sekedar meluruskan punggung dan
makan siang..jam 16.30 kami pulang ke Ungaran, sementara Mondol – Agit ke Magelang.
Berangkat
kita boncengan 2 motor, tapi karena Mondol sekalian nganter Vespa-nya Anggi
maka pulangnya kami 3 motor, Anggi dan Kelik sendiri, saya dan Akhjad boncengan
berdua..
Sialnya di
selepas Salatiga, ban depan Kelik bocor..sementara Anggi sudah jauh didepan
dengan Vespanya. Setelah koordinasi dengan Kelik akhirnya kami putuskan untuk
lanjut sambil coba ngejar Anggi dan kemudian nunggu Kelik nyari tambal ban di sekitar Terminal
Bawen. Kemacetan panjang
pun masih tidak bisa kami hindari, serupa saat kami berangkat..
Sekitar 40
menit kami nunggu, akhirnya Kelik sampai Bawen dan kami langsung lanjut ke Sarmili.
Akhirnya
kami sampai di Ungaran sekitar jam 6 sore..bersiap untuk bermimpi tentang pendakian
selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar