Jumat, 21 Oktober 2016

GUNUNG MERBABU via WEKAS Part 2 - CATATAN PERJALANAN SARMILI MOUNTAIN MADNESS

Puncak Syarief 3119 mdpl


 ..tanggal 5 Maret 2016, empat bulan setelah pendakian gunung Sumbing,  kami sepakat untuk mencoba menaklukkan kembali Merbabu jalur Wekas ( 3142 Mdpl ). Kali ini Ajeng tetap menjadi bagian pendakian Merbabu 2.
Kebetulan saat itu tiga minggu sebelumnya, Bapak saya terkasih dipanggil menghadap Tuhan, ada perasaan berat karena takut jadi bahan omongan orang, tapi karena saya punya niat seandainya bapak kemudian menghadap Tuhan paling tidak ada bagian tubuhnya entah itu rambut ataupun kumis jenggot bapak yang akan saya sebar di puncak gunung. Dan bahkan pada saat temen2 datang melayat, tidak ada topik bahasan yang mereka bicarakan selain naik gunung..
Selama seminggu kami persiapkan apa apa saja logistik yang akan kami bawa.. Saat itu saya tidak banyak ikut persiapan. Seperti biasa selain satu Carrier , Tenda, Sleeping Bag, dan Beberapa matras yang memang kami sudah punya, kami sewa beberapa peralatan yang masih kurang, bersyukur ada rental Mountaineering Gear di dekat perumahan.
Setelah packing selesai kami berangkat dengan mobil Anggi ke arah Kopeng, kami berangkat ber empat ; saya, Anggi, Akhjad, dan Ajeng sekitar jam 17.00 WIB.  Berbeda dengan keberangkatan kami ke gunung Merbabu kemarin, kali ini cuaca dari pagi hari sebelumnya hujan deras, dan bahkan halaman rumah Anggi dan Akhjad jebol longsor tergerus banjir kiriman dari Gunung Ungaran. Kami berangkat via Bawen Salatiga, yang kali ini tidak ada kendala apapun tidak seperti sebelumnya yang mengharuskan kami muter lewat Banyubiru. Setelah sampai di persimpangan Kopeng, kami teringat bahwa kami masih butuh sarung tangan dan masker tambahan, akhirnya terpaksa kami muter dulu ke Salatiga sekalian nyari nasi untuk Sarapan di Puncak. Yaa..kali ini kami menargetkan bisa Summit sebelum Sunrise.
Setelah semua kebutuhan diperoleh kami mampir di warung rica-rica entok. Setelah itu, dalam keadaan masih hujan kami langsung ke Basecamp Didik di Wekas.
Sekitar jam 19.00 malam kami sampai di Basecamp, Didik masih dengan hangat menyambut kami..Sambil nunggu hujan reda kami re packing, makan dan istirahat sebentar. Disana sejak pagi sudah ada dua orang Pendaki dari Jakarta yang masih bingung menentukan waktu pendakian. Gabung ngobrol akhirnya mereka putuskan akan berangkat bersama dengan kami. Mereka rencana akan ngecamp di Pos 2 Pipa Pecah..Sambil nunggu hujan juga saya sempatkan beli emblem TNGM dan kemudian saya jahit langsung di  Jaket.
Mukjijat itu nyata..Jam 21.00 tepat, hujan sudah mulai reda dan bintang juga sudah mulai terlihat. Akhirnya kami packing dan pamit ke Pengelola Basecamp mohon doa restu. Cussss…..

Jam 9.30 malam kami mulai berangkat, melalui jalan beton kampung dan astaga..beraaattnya karung Carrier di punggung!!!
Temen-temen setelah selesai doa, ndak tau kenapa temen-temen langsung ngegas, jujur saya sempat ketinggalan agak jauh di belakang.. kaki saya terasa berat..Setengah jam berlalu kami sampai di makam, di sana kami istirahat kira-kira 10 menit sambil ngatur nafas lagi..tapi terasa lebih ringan karena mungkin otot kaki saya sudah panas..Kami lanjut masuk hutan dengan jalan tanah..dan mengingat baru saja hujan saya mengira bakalan becek sepanjang jalur..tetapi yang ada udara malah terasa lebih segar dan jalan tidak licin sama sekali, tidak berdebu..bener-bener Tuhan ngasih kesempatan kami malam itu dengan cuaca yang sempurna.
Ditengah jalan menuju Pos I salah satu dari Pendaki Jakarta yang barengan kita, mulai muntah-muntah ndak karuan..dan akhirnya saya lagi yang jadi korban hajaran karung carrier berat..dan sampai nanti di POS 2 saya jalan paling belakang bareng anak-anak Jakarta.
Sampai di POS I Telaga Arum kami istirahat sebentar, dimana disana kami bertemu dengan pasangan yang lagi sama-sama mau naik dan super jaim, tanpa sapa atau apalah..asuudahlah….ora urus!!!Setelah cukup istirahat minum, kami lanjut ke Pos 2

Sepanjang jalur ke POS 2 tidak ada yang istimewa selain kami harus menghadapi Tanjakan pipa ganda yang legendaris nan mesra..yang jelas kenangan paling melekat di pikiran saya untuk jalur wekas adalah tanjakan sebelum Pos 2 Merbabu. Juga tidak ada lagi pendaki yang bakar Hio Menyan..semuanya lancar sampai kami sampai di POS 2 Mata Air, yang kemudian disana anak anak Jakarta ngecamp dan mendirikan tenda, beruntung bagi kami yang akan Summit..hahahaha…
Kami kemudian menitipkan barang-barang yang sekiranya berat, sehingga beban kami ke puncak jauh lebih ringan.
Setelah kami bantu-bantu bangun tenda dan sekalian packing kebutuhan ke Puncak, kira-kira jam 2 pagi kami lanjut menuju Pos III Simpangan Helipad. Jalan yang sangat familier bagi saya karena dengan kali ini saya sudah 3 kali naik turun jalur ini..Sepanjang jalur ini terakhir kami lalui dengan keadaan hangus bekas kebakaran, tapi sekarang semua sudah berubah hijau kembali..dan karena beban kami sudah berkurang kami pun bisa ngejar untuk lebih cepat, dan sekitar 1 jam nanjak, kami sudah sampai di simpang Helipad..Simpang Helipad ini adalah titik ( patok beton ) persimpangan dua jalur; ke kiri mengarah ke Puncak Pemancar dan bisa juga mengarah turun ke jalur pendakian via Kopeng, sedangkan Jalur ke kanan adalah jalur menuju Puncak Syarief ( 3119 mdpl ).
10 menit kami istirahat  sambil bakar rokok.. kami lanjut ke arah kawah dan Jembatan Legendaris ‘Jembatan Setan’. Jalur ini kalau dilihat dari simpang Helipad saat siang bikin jatuh mental..karena terlihat tanjakan yang curam dan jalur yang sepertinya tidak ada ujungnya. Seperti yang kami alami terakhir kali kami naik ke Merbabu. Setengah jam berselang kami sudah sampai di POS III Helipad, dari sini terlihat pemandangan terindah yang pernah saya lihat ‘ view kota salatiga dari atas awan tanpa polusi cahaya’.. EMEJING warbyasahh, sumpahhhh..
Tidak bisa berlama lama kami lanjut, dan hampir nyasar di area prasati entah saya lupa siapa Nama yang diukir di atas lempengan logam itu.

Kami balik kanan kembali ke jalan yang benar, dan tanjakan lagiiiii yang menyambut kami sebelum akhirnya kami sampai di Jembatan Setan, Jembatan yang tidak seseram namanya akan tetapi malah begitu cantik dengan jurang terbuka di sisi kanan kirinya..
Sekitar 40 menit berselang, kami sampai di persimpangan Puncak Syarief dan Kenteng Songo..
Saya dan Ajeng sebenarnya sangat ingin dan merasa mampu untuk sampai di Puncak Kenteng Songo..bahkan saya sempet ngeyel ke Anggi dan Akhjad untuk membagi air minum agar saya dan Ajeng bisa lanjut ke Kenteng Songo..setelah bebrapa waktu kami baru tau kalau saat itu  sudah hampir jam 5 pagi..dan dengan pertimbangan Puncak Kenteng Songo masih berjarak sekitar 1 jam perjalanan maka kami putuskan bareng-bareng kami ke Puncak Syarief..Sekitar 20 menit kami berjalan ke Puncak Syarief dan sekitar 5.15 kami sampai di Puncak Syarief ( 3119 mdpl ). Di Puncak Syarief hanya ada team kami, so kami bisa bebas foto-foto sepuasnya..
SUNRISE CANTIK..Bebas kabut dan kami pun siap menyambutnya dengan berbagai gaya khas alay bersaudara..



Dan karena keburu ndak enak karna kami nitip barang di Pos 2, maka kami buru buru sarapan dengan rica-rica bebek yang kami beli di Salatiga malam sebelumnya..sambil ngopi dengan background Puncak tercantik.. surgaduniaahhh…
Tidak lupa saya sempatkan berdoa mendoakan Bapak, dan sisa potongan rambut bapak saya taburkan di dekat pohon Cantigi di Puncak Syarief…RIP Boss!!!




Setelah semua puas nongkrong di Puncak Syarief, jam 7.30 kami start turun ke Pos 2.. saya jauh leading di depan dan mereka bertiga nyantai di belakang..di Jembatan setan kami berhenti dan foto-foto sana sini sekedar buat kenangan.

Kembali kami menyusuri jalan ke Pos 2 sekali lagi yang berbeda hanyalah kiri kanan sepanjang jalur sudah kembali hijau tidak seperti sebelumnya sewaktu kebakaran..Dan kali ini pertama kalinya kami bisa sampai di Puncak Syarief, setelah 3 kali kesempatan hanya mentok sampai Puncak Pemancar, jalur dari simpang Pos Helipad sampai Puncak Syarief baru kali ini saya lalui.



Setelah kami sampai di Pos 2, teman kami dari Jakarta sudah bangun dan masak. Sambil ‘bantuin’ mereka masak..kami segera packing barang kami yang sebelumnya kami titipkan..setelah packing selesai, kami foto bersama sebagai kenangan dan langsung kami turun ke Basecamp..1,5 jam kemudian tepat jam 11 siang kami sampai di Basecamp. Setelah istirahat dan bersih-bersih kami langsung pamit ke pengelola basecamp untuk langsung kembali pulang ke Ungaran.


Dan benar saja, beberapa menit setelah kami sampai di basecamp, hujan turun dan seolah seperti ditumpahkan dari atas..kami cuma bisa membayangkan keadaan temen temen yang masih di atas atau yang ngecamp di Pos 2..Hari itu, Malam itu, saat itu kami benar benar diberkati, diijinkan dari start pendakian sampai fisnish tidak satupun titik hujan menyentuh kami.



Kami sampai di Ungaran sekitar jam 3 Sore, dan setelah kami kumpulkan barang di tempat Akhjad saya kemudian kembali pulang kerumah dengan oleh oleh capek yang membuat ketagihan lagi dan lagi…
Sampai saat ini kami masih sering bertukar pikiran dan berdiskusi mengenai rencana pendakian, dan paling dekat kami berencana tanggal 5 – 8 Mei kami akan mencoba mencumbu Gunung Slamet di Purbalingga..
Hope Sooooo….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar