Kamis, 20 Oktober 2016

GUNUNG UNGARAN - CATATAN PERJALANAN SARMILI MOUNTAIN MADNESS

*test..test..mencoba nulis aja daripada lupa!!
for ARO my boy, some day when he read this..


Sebenarnya saya tidak tau kenapa saya begitu addicted tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan   G U N U N G.   Dan semua berawal ketika saya di XTM dan berlanjut hingga saat ini. Saya, Suami dengan seorang istri dan seorang anak yang kegantengannya keterlaluan, masih saja belum bisa bertobat dari berusaha menyempatkan waktu untuk mencumbu puncak-puncak gunung.
Sampai saat ini setidaknya Gunung Merbabu ( 1999 ,2015, 2016 ) Gunung Ungaran (2000, 2003, 2015 ) Gunung Merapi ( 2010 ), Gunung sindoro ( 2007 ), Gunung Sumbing ( 2016 ) Gunung Slamet dan terakhir kemarin Gunung Lawu (2016 ) pernah saya daki dengan setidaknya tiga kali pendakian ke  Gunung Ungaran dan Gunung Merbabu. Sempat break dari kegiatan ‘muncak’ selama beberapa tahun karena pekerjaan yang mengharuskan saya merantau ke Borneo selama 5 tahun. Selama itu pula mungkin keinginan muncak seolah terkalahkan dengan kesibukan kerja. Dan setelah kembali ke Ungaran di tahun 2014, rasa rindu gunung kembali terbakar menyala.

Kebetulan di komplek saya, Perumahan "Sarmili" Gebugan, Ungaran, ada beberapa bapak bapak yang juga memiliki gejala penyakit Mountain Madness, keranjingan Gunung..Maka jadilah kami rutin setiap ada kesempatan atau setiap  paling tidak 3 – 4 bulan sekali nanjak bareng-bareng. Dan karena begitu besar keinginan untuk naik gunung akhirnya saya nyicil beli sendiri Mountaineering Gear;  Tenda Doom, Matras, Sleeping Bag, Tali temali dan terakhir kemarin Carrier.
Saya tidak beli sepatu karena masih ada Allstar Converse Biru saya dari tahun 2010, yang selalu menjadi teman saya saat traveling dan hiking. Satu properti utama saya..Sarung!! Sarung yg lebih dari sekedar sarung, karena sejak kuliah tahun 2001 saya selalu menuliskan tanggal dan tempat yang saya datangi, setiap kali mendaki gunung. Dan bahkan tanggal dimana saya turing ke Bali, turing Vespa ke Lombok serta saat-saat saya di Borneo. Semua tertulis di Sarung prasasti itu.


GUNUNG UNGARAN  via BC MAWAR 2050 Mdpl

Pada kesempatan pertama, entah siapa yang mulai, dan setelah maju mundur dan beberapa kali di bahas via kumpulan tongkrong malem minggu di pos ronda, diputuskan untuk mencoba pendakian ke Gunung Ungaran, selain karena untuk pemanasan dan 'aklimatisasi' berkenalan kembali dengan capek dan dingin gunung setelah hampir 10 tahun tidak naik gunung. Dengan ketinggian 2050 mdpl dan posisi gunung tepat di ’belakang rumah’ maka tanggal 9 Agustus 2015 kami ber empat mulai pendakian dengan berangkat dari koordinat 7.172216, 110.398155 Basecamp Sarmili, Perumahan Villa Jenggeret Sarmili sekitar pukul 19.00 WIB. Kami ber empat waktu itu, saya, Anggi, Akhjad, dan Kelik. Tanpa persiapan yang cukup, kami SARMILI MOUNTAIN MADNESS ☺ berangkat dengan dua motor. Sekitar setengah jam berselang kami sampai di Basecamp MAWAR Jimbaran, yang memang tidak terlalu jauh dari perumahan. Kami langsung check in pendataan pendaki. Dengan sebelumnya salah satu motor yang kami  pakai tidak kuat nanjak jadi motor yang lain digunakan untuk jemput Akhjad yang terpaksa ditinggal dibawah.
Tidak banyak yang saya ingat tentang pendakian Gunung Ungaran saat itu, yang jelas saat itu cuaca cerah dan berdebu, sangat berdebu..!! Dari jumlah motor di parkiran, terlihat penuhnya camp area Mawar dan jalur pendakian. Begitu selesai check in  kami  berangkat sekitar jam 22.00 Malam, dan sampai di pos Kebun Teh Promasan sekitar jam 02.00 WIB. Jalur dari Basecamp sampai Pos Promasan masih berupa hutan pinus dengan trek yang tidak terlalu terjal dan full bonusan. Saat itu kami benar-benar menikmati perjalanan. Tepat di persimpangan Promasan, kita ambil jalur ke kiri naik ke atas, ada juga yang jalur ke kanan turun kebawah sering dipakai karyawan kebun teh untuk membawa hasil panen ke kota. Jalur ini tembus ke Desa Gebugan, lokasi perumahan kami. Sampai di Pos Kebun Teh kami istirahat, dan hanya sempat makan mie instan mentah. Assiiinnn tapi ngangenin...Sepanjang jalur di area Kebun Teh ini jalan sudah agak luas dengan tatanan batu. Setelah sekitar setengah jam istirahat, kami berangkat kembali untuk ‘Summit Attack’, dengan trek yang mulai nanjak menuju bukit terakhir. Cukup ramai saat itu, terlihat dari sorot lampu senter yang saling bersilang di bukit terakhir. Setelah sekitar satu jam jalan santai, karena jalan sudah mulai sempit, nanjak lumayan terjal dan berdebu, kami sampai di Puncak sekitar jam 4.30 pagi, terlalu pagi memang untuk menunggu sunrise..maka kami mencari lokasi untuk berkemah dibawah area Puncak dan kami mendirikan tenda, masak dan ngopi sambil cerita tentang kekonyolan kami saat pendakian semalam.

                          kebun teh promasan

Dan akhirnya matahari pun terbit, benar saja saat itu puncak Gunung Ungaran penuh dengan pendaki..karena mungkin seminggu lagi adalah Peringatan Hari Kemerdekaan. Kami sebenarnya ingin lanjut ke puncak lainnya. Sebagai catatan, di Gunung Ungaran ada tiga Puncak, Puncak Utamanya adalah Puncak Ungaran, dan Puncak yang lain sering orang menyebut Puncak Gendol dan Puncak Botak. Tetapi karena sudah sampai di Puncak teritinggi Ungaran, temen-temen yang lain enggan ke dua puncak yang lain.
Puas foto-foto di puncak sambil mengenang jaman SMA saat saya pernah naik sampai ke puncak Ungaran, sekitar jam 8.30 WIB, setelah selesai packing, kami langsung turun ke pos Kebun Teh, sepanjang jalur turun kami terpaksa berhadapan dengan debu, terlebih saat ada rombongan dedek pendaki gemes yang dengan pedenya turun sambil lari yang membuat debu semakin parah terhambur. Di Pos Kebun Teh kami menghabiskan waktu sekitar satu jam untuk menikmati suasana kebun teh Promasan, disana kami menghabiskan waktu untuk foto-foto.


                    bapak-bapak sarmili di puncak ungaran



Puncak Ungaran 2050 Mdpl

                      50 meter di bawah puncak

Setelah puas foto-foto, kami langsung turun ke pos Mawar, dan disana karena kelaparan, kami akhirnya pesen nasi alakadarnya dan teh panas. Sambil makan kami dihibur sama adek-adek mahasiswa yang lagi diplonco seniornya..oh iya, basecamp Mawar ini cukup asik untuk kemping keluarga dan bahkan ada fasilitas Paragliding. Selain itu area Mawar cukup dekat dengan objek wisata Umbul Sidomukti, coba googling aja. Setelah kami makan dan cuci muka, kami langsung check out ke Pos Pendakian. Karena jarak yang tidak begitu jauh dari basecamp Mawar ke rumah kami maka kami putuskan untuk sekalian pulang agar bisa istirahat dirumah..


Tepat pukul 16.00 WIB kami sampai di Basecamp Sarmili, Perumahan Villa Jenggeret Sarmili, lengkap tanpa cidera.


Untuk beberapa bulan kedepan, saat-saat pendakian gunung Ungaran itu menjadi bahan cerita yang tak habis di bongkar setiap kali kumpul ngopi, dan dari situ kami tau bahwa dengan pengalaman kebersamaan di Ungaran akan kemudian menjadi titik awal pendakian-pendakian kami berikutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar