*test..test..mencoba nulis aja daripada lupa!!
for ARO my boy, some day when he read this..
for ARO my boy, some day when he read this..
Sebenarnya
saya tidak tau kenapa saya begitu addicted tentang segala sesuatu yang
berkaitan dengan G U N U N G. Dan semua berawal ketika saya di XTM dan
berlanjut hingga saat ini. Saya, Suami dengan seorang istri dan seorang anak
yang kegantengannya keterlaluan, masih saja belum bisa bertobat dari berusaha
menyempatkan waktu untuk mencumbu puncak-puncak gunung.
Sampai saat
ini setidaknya Gunung Merbabu ( 1999 ,2015, 2016 ) Gunung Ungaran (2000, 2003,
2015 ) Gunung Merapi ( 2010 ), Gunung sindoro ( 2007 ), Gunung Sumbing ( 2016 ) Gunung Slamet dan terakhir kemarin Gunung Lawu (2016 ) pernah saya daki dengan setidaknya
tiga kali pendakian ke Gunung Ungaran dan Gunung Merbabu. Sempat
break dari kegiatan ‘muncak’ selama beberapa tahun karena pekerjaan yang
mengharuskan saya merantau ke Borneo selama 5 tahun. Selama itu pula mungkin keinginan muncak seolah terkalahkan dengan kesibukan kerja. Dan setelah kembali ke
Ungaran di tahun 2014, rasa rindu gunung kembali terbakar menyala.
Kebetulan di
komplek saya, Perumahan "Sarmili" Gebugan, Ungaran, ada beberapa bapak bapak yang juga memiliki gejala
penyakit Mountain Madness, keranjingan Gunung..Maka jadilah kami rutin setiap
ada kesempatan atau setiap paling tidak 3
– 4 bulan sekali nanjak bareng-bareng. Dan karena begitu besar keinginan untuk
naik gunung akhirnya saya nyicil beli sendiri Mountaineering Gear; Tenda Doom, Matras, Sleeping Bag, Tali temali dan terakhir kemarin Carrier.
Saya tidak
beli sepatu karena masih ada Allstar Converse Biru saya dari tahun 2010, yang
selalu menjadi teman saya saat traveling dan hiking. Satu properti utama
saya..Sarung!! Sarung yg lebih dari sekedar sarung, karena sejak kuliah tahun 2001 saya
selalu menuliskan tanggal dan tempat yang saya datangi, setiap kali mendaki
gunung. Dan bahkan tanggal dimana saya turing ke Bali, turing Vespa ke Lombok
serta saat-saat saya di Borneo. Semua tertulis di Sarung prasasti
itu.
GUNUNG UNGARAN via BC MAWAR 2050 Mdpl
Pada
kesempatan pertama, entah siapa yang mulai, dan setelah maju mundur dan beberapa kali di bahas via kumpulan tongkrong malem
minggu di pos ronda, diputuskan untuk mencoba pendakian ke Gunung Ungaran, selain
karena untuk pemanasan dan 'aklimatisasi' berkenalan kembali dengan capek dan dingin gunung setelah hampir 10 tahun tidak naik gunung. Dengan ketinggian 2050 mdpl dan
posisi gunung tepat di ’belakang rumah’ maka tanggal 9 Agustus 2015 kami ber
empat mulai pendakian dengan berangkat dari koordinat 7.172216, 110.398155 Basecamp Sarmili, Perumahan Villa Jenggeret Sarmili
sekitar pukul 19.00 WIB. Kami ber empat waktu itu, saya, Anggi, Akhjad, dan
Kelik. Tanpa persiapan yang cukup, kami SARMILI MOUNTAIN MADNESS ☺ berangkat dengan dua motor. Sekitar setengah jam
berselang kami sampai di Basecamp MAWAR Jimbaran, yang memang tidak terlalu jauh dari perumahan. Kami langsung check in
pendataan pendaki. Dengan sebelumnya salah satu motor yang kami pakai tidak kuat nanjak jadi motor yang lain
digunakan untuk jemput Akhjad yang terpaksa ditinggal dibawah.
Tidak banyak yang saya ingat tentang pendakian Gunung Ungaran
saat itu, yang jelas saat itu cuaca cerah dan berdebu, sangat berdebu..!! Dari jumlah motor di parkiran, terlihat penuhnya camp area Mawar dan jalur pendakian. Begitu selesai check in kami berangkat sekitar jam 22.00 Malam, dan sampai di pos Kebun Teh
Promasan sekitar jam 02.00 WIB. Jalur dari Basecamp sampai Pos Promasan masih berupa hutan pinus dengan trek yang tidak terlalu terjal dan full bonusan. Saat itu kami benar-benar menikmati perjalanan. Tepat di persimpangan Promasan, kita ambil jalur ke kiri naik ke atas, ada juga yang jalur ke kanan turun kebawah sering dipakai karyawan kebun teh untuk membawa hasil panen ke kota. Jalur ini tembus ke Desa Gebugan, lokasi perumahan kami. Sampai di Pos Kebun Teh kami istirahat, dan hanya sempat makan mie instan mentah. Assiiinnn tapi ngangenin...Sepanjang jalur di area Kebun Teh ini jalan sudah agak luas dengan tatanan batu. Setelah sekitar setengah
jam istirahat, kami berangkat kembali untuk ‘Summit Attack’, dengan trek yang mulai nanjak menuju bukit terakhir. Cukup ramai saat itu, terlihat dari sorot lampu senter yang saling bersilang di bukit terakhir. Setelah sekitar satu jam jalan santai, karena jalan sudah mulai sempit, nanjak lumayan terjal dan berdebu, kami sampai di Puncak
sekitar jam 4.30 pagi, terlalu pagi memang untuk menunggu sunrise..maka
kami mencari lokasi untuk berkemah dibawah area Puncak dan kami mendirikan
tenda, masak dan ngopi sambil cerita tentang kekonyolan kami saat pendakian semalam.
Dan akhirnya
matahari pun terbit, benar saja saat itu puncak Gunung Ungaran penuh dengan
pendaki..karena mungkin seminggu lagi adalah Peringatan Hari Kemerdekaan.
Kami sebenarnya ingin lanjut ke puncak lainnya. Sebagai
catatan, di Gunung Ungaran ada tiga Puncak, Puncak Utamanya adalah Puncak
Ungaran, dan Puncak yang lain sering orang menyebut Puncak Gendol dan Puncak Botak.
Tetapi karena sudah sampai di Puncak teritinggi Ungaran, temen-temen yang lain
enggan ke dua puncak yang lain.
Puas foto-foto di puncak sambil mengenang jaman SMA saat saya pernah naik sampai ke puncak Ungaran, sekitar jam
8.30 WIB, setelah selesai packing, kami langsung turun ke pos Kebun Teh, sepanjang
jalur turun kami terpaksa berhadapan dengan debu, terlebih saat ada rombongan dedek pendaki gemes yang dengan pedenya turun sambil lari yang membuat debu semakin
parah terhambur. Di Pos Kebun Teh kami menghabiskan waktu sekitar satu jam
untuk menikmati suasana kebun teh Promasan, disana kami menghabiskan waktu
untuk foto-foto.
bapak-bapak sarmili di puncak ungaran
50 meter di bawah puncak
bapak-bapak sarmili di puncak ungaran
Puncak Ungaran 2050 Mdpl
Setelah puas foto-foto, kami langsung turun ke pos Mawar, dan disana karena kelaparan, kami
akhirnya pesen nasi alakadarnya dan teh panas. Sambil makan kami dihibur sama adek-adek mahasiswa yang lagi diplonco seniornya..oh iya, basecamp Mawar ini cukup asik untuk kemping keluarga dan bahkan ada fasilitas Paragliding. Selain itu area Mawar cukup dekat dengan objek wisata Umbul Sidomukti, coba googling aja. Setelah kami makan dan
cuci muka, kami langsung check out ke Pos Pendakian. Karena jarak yang tidak
begitu jauh dari basecamp Mawar ke rumah kami maka kami putuskan untuk sekalian
pulang agar bisa istirahat dirumah..
Untuk
beberapa bulan kedepan, saat-saat pendakian gunung Ungaran itu menjadi bahan
cerita yang tak habis di bongkar setiap kali kumpul ngopi, dan dari situ kami tau
bahwa dengan pengalaman kebersamaan di Ungaran akan kemudian menjadi titik awal
pendakian-pendakian kami berikutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar