3371 mdpl
For Efrem El Naraya Kitaro my boy..
*replaces the previous one, because it was accidentally erased..☺
*replaces the previous one, because it was accidentally erased..☺
Untuk ketiga
kalinya dalam tahun 2015 itu kami mendaki Gunung, dan itu adalah pejalanan ke PUNCAK
yang Kedua di tahun itu setelah sebelumnya Puncak Gunung Ungaran, kami gagal
muncak di Merbabu.
Sepulang
dari Merbabu, deal…kami muncak ke Sindoro..
Oke,
sebenernya dari awal yang pengen kami tuju adalah gunung Sindoro. Bahkan
sampai hari H otewe berangkat, kami semua masih berfikir kami akan naik ke
Sindoro..akan tetapi setelah sampai di Basecamp Sindoro Kledung, ternyata saat itu ekspedisi pendakian ke Gunung Sindoro sementara ditutup karena kebakaran Hutan. Karena letaknya hanya ‘berhadapan’, dan daripada kami harus balik kanan pulang..maka kami sepakat untuk nanjak
sekalian ke Sumbing.
Hari itu
sabtu, 15 November 2015, kami berangkat ber enam, selain saya, Anggi, Akhjad, Kelik,
ternyata Ajeng istri Anggi kena kami komporin dan akhirnya ikut bergabung.
Selain itu teman dari Akhjad, Uchok juga mau bergabung. Jadilah kami berangkat ber enam dengan mobil Anggi.
Saat itu
sudah masuk musim penghujan sehingga cuaca mendung dan bahkan gerimis.
Kami berangkat jam 13.30 dengan cuaca yang mendung syahduuu..sepanjang jalan dari Ungaran ke Basecamp, mendung juga masih setia membungkus kekhawatiran kami tentang cuaca di atas nanti..
Sampai akhirnya kami sampai di basecamp Gunung Sindoro..yang kemudian kami harus kecewa karena ternyata saat itu di basecamp terpasang pengumuman bahwa karena kebakaran hutan, untuk sementara Ekspedisi Pendakian Gunung Sindoro ditutup sampai pengumuman berikutnya diterbitkan.
Kami akhirnya bermufakat jahat untuk mencoba ke basecamp Sumbing. Siapa tau Jalur Pendakian Sumbing masih Aman.
Sampai akhirnya kami sampai di basecamp Gunung Sindoro..yang kemudian kami harus kecewa karena ternyata saat itu di basecamp terpasang pengumuman bahwa karena kebakaran hutan, untuk sementara Ekspedisi Pendakian Gunung Sindoro ditutup sampai pengumuman berikutnya diterbitkan.
Kami akhirnya bermufakat jahat untuk mencoba ke basecamp Sumbing. Siapa tau Jalur Pendakian Sumbing masih Aman.
Benar saja, setelah kami
sampai di basecamp, yang cukup luas, sekitar jam 5 sore, dan setelah kami berembug, kami putuskan untuk sekalian naik ke Sumbing. Kami kemudian check in dan istirahat
sambil re packing.
Basecamp - Pos I Malim ( KM3 ) - 2 jam
Di Basecamp Stickpala kami mendapat selembaran peta jalur pendakian..dan setelah berdoa, packing siap, kami berangkat dari basecamp ke pos I.
Basecamp - Pos I Malim ( KM3 ) - 2 jam
Di Basecamp Stickpala kami mendapat selembaran peta jalur pendakian..dan setelah berdoa, packing siap, kami berangkat dari basecamp ke pos I.
Untuk akses
ke Pos I masih relatif mudah diakses karena masih berupa jalan aspal
perkampungan sampai batas rumah teratas dan disambung jalan batu sampai Pos I. Kalau orang bilang trek pendakian Sumbing adalah trek pendakian terberat di
Jateng, memang benar adanya..dari awal pendakian kami sudah disambut dengan tanjakan
yang bikin meleleh dengkul, seolah-olah tidak berujung, bonus nol..!!
Karenanya pendaki yang
ingin menghemat tenaga dan waktu bisa menggunakan jasa ojek pangkalan ke POS I dengan
biaya kurang lebih 25 ribu rupiah. Tergantung skill nego kita..
Kami, karena
masih merasa muda dan ganteng, maka kami putuskan untuk jalan sampai puncak..Kami putuskan untuk lewat jalur lama yang menurut orang-orang lebih ringan. Pelan-pelan kami
berenam berjalan, dan sekitar 2 jam kami baru sampai di POS I MALIM, lumayan lama memang. Di Pos I ini
berupa Pos dengan area yang agak luas, area ini sekaligus menjadi batas
vegetasi hutan dan kebun warga. Tidak ada warga yang jualan, hanya bapak-bapak warga menjadikan Pos I sebagai Pos Ojek.
Pos I Malim - Pos II GENUS ( KM4 ) - 2 jam
Pos I Malim - Pos II GENUS ( KM4 ) - 2 jam
Sekitar 15
menit kami istirahat, kemudian kami lanjut jalan ke Pos II, jalan dari Pos I ke Pos II berupa jalan tanah dengan vegetasi yang mulai rapat dan tanjakan-tanjakan horor. Bagian terberat dari trek Sumbing via Garung Jalur Lama ada di trek ini, Pos I ke Pos II. Benar saja, tanjakan yang kami temui semakin lama semakin sadis, dan bahkan tidak ada ampun dari Sumbing karena di beberapa tempat seperti tepat sebelum POS II kami sampai di ENGKOL ENGKOLAN Sumbing, tanjakan 60 derajat, tiga jalur dengan ujung saling bertemu. Sangat terjal dan licin apabila terkena hujan, bahkan di beberapa spot kami harus manjat. Di area ini akan sangat berbahaya bagi pendaki karena riskan terpeleset.
Sekitar hampir dua jam kami berjalan, sampailah kami di POS 2 GENUS.
Saya, yang
dua kali pendakian terakhir merasakan benar bagaimana beratnya jadi Sweeper di
belakang pendaki terlemah, dari bawah mencoba di posisi leader, paling depan. Dan hasilnya memang
benar-benar secara psikologis tidak seberat yang dibelakang. Saya tidak merasakan
beban melihat temen-temen yang sudah leading didepan, seperti di Merbabu dan Ungaran sebelumnya, dan walaupun di Sumbing, trek
pendakian memang SADIS akan tetapi saya tidak
merasa seberat didua kali pendakian sebelumnya.
Pos II GENUS
Di area POS II ini tidak terlalu rata dan tidak terlalu luas, hanya bisa menampung sekitar dua – tiga tenda saja..
Karena dengkul gemetar lemes dihajar trek Engkol-Engkolan, sekitar 30 menit kami istirahat sambil bongkar logistik dan rokok satu dua batang.
Pos II GENUS - POS III SEDELUPAK ROTO ( KM5 ) - 1 jam
Setelah semua siap jalan lagi, kami langsung menuju POS 3..dengan trek yang tak separah sebelumnya, sekitar satu jam kami sudah sampai di POS III SEDLUPAK ROTO, yang memang agak luas dan lumayan rata, akan tetapi karena tidak terlindung pohon maka area ini akan sangat riskan bila badai terjadi.
Pos II GENUS - POS III SEDELUPAK ROTO ( KM5 ) - 1 jam
Setelah semua siap jalan lagi, kami langsung menuju POS 3..dengan trek yang tak separah sebelumnya, sekitar satu jam kami sudah sampai di POS III SEDLUPAK ROTO, yang memang agak luas dan lumayan rata, akan tetapi karena tidak terlindung pohon maka area ini akan sangat riskan bila badai terjadi.
Yakiiin aman dah..kami mendirikan 2 tenda di Pos III ini, satu kecil untuk Anggi – Ajeng, sementara Kelik, Akhjad, Uchok, dan Saya dalam satu
tenda besar..setelah tenda siap kami masak air untuk kopi dan mie instan..semua selesai, kami lanjut tidur sampai pagi..karena memang dari awal pendakian
kami sudah terlalu lebay...hahahaa
Dan pagi pun seakan malas menjelang, sekitar jam setengah tujuh pagi dengan matahari malu bersinar karena
kabut, terpaksalah saya mengalah karena mules yang amat sangat..
Sambil masak
kami packing. Dan setelah makan,
packing siap, kami berangkat summit attack..( note : semua alat dan logistik kami packing, terpaksa muncak dengan beban maksimal karena tidak ada yang
menjaga tenda saat kami muncak, apalagi denger-denger di Sumbing sering kejadian barang-barang yang ditinggal summit dicuri orang..)
POS III SEDELUPAK ROTO - PESTAN - PASAR WATU ( 2 Jam )
Sekitar jam 8 pagi kami mulai nanjak ke
PESTAN (Peken Setan).. sekitar setengah jam kami sampai di Pestan, area Pestan ini sekaligus sebagai
batas vegetasi hutan ke bawah dengan daerah non vegetasi ke atas arah puncak. Disini juga jadi titik bertemunya Jalur Lama dan Jalur Baru via Garung. Jalan ke atas
dari sini berupa tanjakan syhadu dengan bongkahan batuan di area mendekati Pasar
Watu. Tanpa pohon pelindung. Pemandangan di sekitar sini sudah mulai cantik..Cantiknya Gunung Sindoro jadi bonus dari alam Sumbing.
View Sindoro dari Pasar Watu
Dan mulai area ini kami mulai terpisah..Saya, Anggi, Ajeng di depan
dan Akhjad, Ucok, Kelik jauh tertinggal di belakang..dan walaupun kami dibekali
dengan Peta akan tetapi karena terlalu ‘cerdas’ pembacaan dan navigasi darat
maka kami nyasar, dari yang seharusnya belok kiri ke bawah yang ada kami lurus
bahkan sambil atraksi manjat tebing..hadehhhhh, It is not the altitude but Attitude gaess..
Wokeee..setelah
sekitar 15 menit kami berjalan dengan jalan yang semakin lama semakin ilang ketutup
ilalang, mulai jelas kecurigaan kami dan akhirnya kami balik kanan turun tebing
ke bawah dan ketemu lagi jalur resminya.
Pasar Watu
PASAR WATU - WATU KOTAK ( KM 6 ) - TANAH PUTIH
Seingat saya cuma disitu area bonusan Sumbing karena tidak sampai 10 menit jalan trek sudah mulai nanjak lebih sadis lagi..Legend banget..!!
Seingat saya cuma disitu area bonusan Sumbing karena tidak sampai 10 menit jalan trek sudah mulai nanjak lebih sadis lagi..Legend banget..!!
Sampai ketemu Pos WATU KOTAK, jalur mulai Pasar Watu
sampai Watu Kotak berupa trek penuh batuan terjal dan ilalang di beberapa
spot. Sekitar jam 10 siang kami sudah sampai di Watu Kotak, hanya sebentar
istirahat kami lanjut lagi ke atas, dan perasaan kami Akhjad, Kelik dan Uchok
semakin jauh dibelakang.
Dari Watu
Kotak ke Puncak jalur masih didominasi dengan trek penuh Batu terjal dan masih
tanpa bonus, sekitar satu jam jalan kami sampai di Pos TANAH PUTIH. Ngaapp..kami istirahat
bentar dan lanjut ke Pos Simpangan Puncak dengan kira kira 40 menit jalan
nanjak.
Kami
istirahat di Persimpangan Puncak sekitar setengah jam sambil nunggu Akhjad Cs di
belakang, akan tetapi karena lama mereka tidak muncul, maka kami putuskan untuk
lanjut ke Puncak dan nunggu disana.
Sekitar 15
menit jalan nanjak lagi untuk bukit terakhir, tetep masih ndak ada bonus dari Sumbing..saat
itu kami sudah bener-bener payah, energi kami sudah habis, hanya tinggal semangat saja yang bisa mengantar kami ke Puncak. Sekitar jam
11.50 siang kami sampai dipuncak dengan Ajeng yang pertama sampai, saya menyusul dan
baru Anggi. Ndak tau semua tadi yang badan sampai mati rasa kecapean, tiba-tiba
seger sehat lagi..Kawah Sumbing terbentang didepan kami. Langsung.. foto-foto
apa aja yang bisa difoto, sambil nunggu
teman-teman di belakang..Agak sayang sih ndak bisa
lihat cantiknya Sindoro dari puncak Sumbing, keburu kabut naik.
P U N C A K B U N T U
Catatan aja
buat temen-temen yang pengen summit ke Sumbing, sebaiknya diusahakan untuk bisa
sampai di Puncak sebelum jam 10 pagi..karena setelah jam 10 kabut lebih sering
akan jadi penguasa Puncak..yang ada kita hanya bisa foto dengan
view kawah Sumbing.
Puncak Buntu
Sekitar 20
menit kemudian kelik sampai di Puncak, disusul Uchok dan Akhjad yang tampak sangat
kepayahan…
Ternyata
mereka salah jalur, mereka ambil kanan di simpang puncak sehingga untuk sampai diposisi
kami, Puncak Buntu, mereka masih harus muter nyari jalan lagi..ahihihi
Akhirnya
kami berenam foto bersama di puncak sebagai kenangan..dengan background batu
gunung ajahhh….karena masih kabuttttt….dan okee..masih ada 7 km full turunan
yang artinya dengkul yang emang sudah gemetaran harus dipaksa kerja keras lagiii....
Masih di Puncak
Jam 2 siang
kami sama-sama turun ke simpang puncak untuk kemudian masak dan istirahat..
Singkat
cerita turun ke bawah, Ajeng, Anggi dan saya masih satu grup didepan..dan
Akhjad, Ucok, Kelik grup kedua di belakang..dengan sisa air yang dibagi untuk
dua grup dan carrier yang paling berat ada di team kami..disepanjang jalur turun tidak ada masalah
dengan kaki kami, hanya beberapa kali kami terbanting terpeleset..
Simpangan Puncak
Jam 6 sore
dan adzan mulai terdengar di bawah, gelap mulai memekat..saat itu tim kami masih di antara Pos 3
dan Pos 2, belum lewat Engkol-Engkolan, senter kami juga sudah mulai soak, kami
tanpa tau arah hanya mengikuti jalur turun entah itu benar atau nyasar. Kami juga
sudah meninggalkan Akjad, Uchok dan Kelik terlalu jauh..kami hanya khawatir mereka
tidak memiliki senter yang cukup untuk penerangan mereka.
Puji Tuhan, sekitar jam
7 malam, kami sampai di POS I.. disana banyak tukang ojek yang ngetem..kami
bertiga sepakat untuk naik ojek sajaah ke basecamp karena waktu sudah malam, gelap dan
kami benar-benar kepayahan pemirsaaa..payahhh!!!
Kami sepakat
dengan 25 ribu per orang, dan kami titipkan pesan ke bapak-bapak ojek agar
kalau temen kami 3 orang, Akhjad dan yang lain sampai POS I dilanjut naik ojeg
ke basecamp.
Jam 8 malam,
kami siap kembali ke Ungaran, setelah bersih-bersih, makan dan packing untuk pulang, cussss...kami berangkat, dan karena kami masih kelaparan, kami mampir di lesehan
Lamongan ayam Goreng tepat di depan kantor Kelurahan Kledung..
Sepanjang
jalan sampai Ungaran via Temanggung & Sumowono, cuaca sangat berkabut dan
di beberapa tempat bahkan hujan, dengan sisa tenaga dan bahkan belum
tidur, Anggi membawa kami sampai di Ungaran sekitar jam 23.00 malam.
Ada cerita
lain dari pendakian ini, bahwa selama satu bulan saya betengkar dengan istri. yang pada akhirnya saya tau karena salah saya juga, selama di Sumbing saya tidak sekalipun memberi kabar.
So..di-note ya vrohh..komunikasi tetep harus, jangan bikin orang yang nunggu kita khawatir. That's all it is..
So..di-note ya vrohh..komunikasi tetep harus, jangan bikin orang yang nunggu kita khawatir. That's all it is..
..masih bersambung sih...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar