Kamis, 08 Desember 2016

Carrier Seven Summits 55+5 Lt Ibhakara ( Black Gold )



Spesifikasi :

-          - Bahan luxury Cordura Duratex Webbing 
-          - Dobel Frame Alumunium menyilang ( bisa dilepas )
-          - Tali pengatur adjustable
-          - Kapasitas 60 liter
-          - Busa super nyaman ( pundak, punggung, pinggang )
-          - Back system adjustable
-          - Desain simple dan elegan
-          - Tempat air kiri-kanan
-          - Water blader slot
-          -  Harga : 400K





-

Jumat, 25 November 2016

GUNUNG SUMBING via BASECAMP GARUNG - CATATAN PERJALANAN SARMILI MOUNTAIN MADNESS


3371 mdpl
For Efrem El Naraya Kitaro my boy..
*replaces the previous one, because it was accidentally erased..☺

Untuk ketiga kalinya dalam tahun 2015 itu kami mendaki Gunung, dan itu adalah pejalanan ke PUNCAK yang Kedua di tahun itu setelah sebelumnya Puncak Gunung Ungaran, kami gagal muncak di Merbabu.
Sepulang dari Merbabu, deal…kami muncak ke Sindoro..
Oke, sebenernya dari awal yang pengen kami tuju adalah gunung Sindoro. Bahkan sampai hari H otewe berangkat, kami semua masih berfikir kami akan naik ke Sindoro..akan tetapi setelah sampai di Basecamp Sindoro Kledung, ternyata saat itu ekspedisi pendakian ke Gunung Sindoro sementara ditutup karena kebakaran Hutan. Karena letaknya hanya ‘berhadapan’, dan daripada kami harus balik kanan pulang..maka kami sepakat untuk nanjak sekalian ke Sumbing.

Hari itu sabtu, 15 November 2015, kami berangkat ber enam, selain saya, Anggi, Akhjad, Kelik, ternyata Ajeng istri Anggi kena kami komporin dan akhirnya ikut bergabung. Selain itu teman dari Akhjad, Uchok juga mau bergabung. Jadilah kami berangkat ber enam dengan mobil Anggi.
Saat itu sudah masuk musim penghujan sehingga cuaca mendung dan bahkan gerimis.
Kami berangkat jam 13.30 dengan cuaca yang mendung syahduuu..sepanjang jalan dari Ungaran  ke Basecamp, mendung juga masih setia membungkus kekhawatiran kami tentang cuaca di atas nanti..
Sampai akhirnya kami sampai di basecamp Gunung Sindoro..yang kemudian kami harus kecewa karena ternyata saat itu di basecamp terpasang pengumuman bahwa karena kebakaran hutan, untuk sementara Ekspedisi Pendakian Gunung Sindoro ditutup sampai pengumuman berikutnya diterbitkan.
Kami akhirnya bermufakat jahat untuk mencoba ke basecamp Sumbing. Siapa tau Jalur Pendakian Sumbing masih Aman.
Benar saja, setelah kami sampai di basecamp, yang cukup luas, sekitar jam 5 sore, dan setelah kami berembug, kami putuskan untuk sekalian naik ke Sumbing. Kami kemudian check in dan istirahat sambil re packing.

Basecamp - Pos I Malim ( KM3 ) - 2 jam
Di Basecamp Stickpala kami mendapat selembaran peta jalur pendakian..dan setelah berdoa, packing siap, kami berangkat dari basecamp ke pos I.
Untuk akses ke Pos I masih relatif mudah diakses karena masih berupa jalan aspal perkampungan sampai batas rumah teratas dan disambung jalan batu sampai Pos I. Kalau orang bilang trek pendakian Sumbing adalah trek pendakian terberat di Jateng, memang benar adanya..dari awal pendakian kami sudah disambut dengan tanjakan yang bikin meleleh dengkul, seolah-olah tidak berujung, bonus nol..!!
Karenanya pendaki yang ingin menghemat tenaga dan waktu bisa menggunakan jasa ojek pangkalan ke POS I dengan biaya kurang lebih 25 ribu rupiah. Tergantung skill nego kita..
Kami, karena masih merasa muda dan ganteng, maka kami putuskan untuk jalan sampai puncak..Kami putuskan untuk lewat jalur lama yang menurut orang-orang lebih ringan. Pelan-pelan kami berenam berjalan, dan sekitar 2 jam kami baru sampai di POS I MALIM, lumayan lama memang. Di Pos I ini berupa Pos dengan area yang agak luas, area ini sekaligus menjadi batas vegetasi hutan dan kebun warga. Tidak ada warga yang jualan, hanya bapak-bapak warga menjadikan Pos I sebagai Pos Ojek.

Pos I Malim - Pos II GENUS ( KM4 ) - 2 jam
Sekitar 15 menit kami istirahat, kemudian kami lanjut jalan ke Pos II, jalan dari Pos I ke Pos II berupa jalan tanah dengan vegetasi yang mulai rapat dan tanjakan-tanjakan horor. Bagian terberat dari trek Sumbing via Garung Jalur Lama ada di trek ini,  Pos I ke Pos II. Benar saja, tanjakan yang kami temui semakin lama semakin sadis, dan bahkan tidak ada ampun dari Sumbing karena di beberapa tempat seperti tepat sebelum POS II kami sampai di ENGKOL ENGKOLAN Sumbing, tanjakan 60 derajat, tiga jalur dengan ujung saling bertemu. Sangat terjal dan licin apabila terkena hujan, bahkan di beberapa spot kami harus manjat. Di area ini akan sangat berbahaya bagi pendaki karena riskan terpeleset. 

Sekitar hampir dua jam kami berjalan, sampailah kami di POS 2 GENUS.
Saya, yang dua kali pendakian terakhir merasakan benar bagaimana beratnya jadi Sweeper di belakang pendaki terlemah, dari bawah mencoba di posisi leader, paling depan. Dan hasilnya memang benar-benar secara psikologis tidak seberat yang dibelakang. Saya tidak merasakan beban melihat temen-temen yang sudah leading didepan, seperti di Merbabu dan Ungaran sebelumnya, dan walaupun di Sumbing, trek pendakian memang SADIS akan tetapi saya tidak merasa seberat didua kali pendakian sebelumnya.  

Pos II GENUS

Di area POS II ini tidak terlalu rata dan tidak terlalu luas, hanya bisa menampung sekitar dua – tiga tenda saja..
Karena dengkul gemetar lemes dihajar trek Engkol-Engkolan, sekitar 30 menit kami istirahat sambil bongkar logistik dan rokok satu dua batang.

Pos II GENUS - POS III SEDELUPAK ROTO ( KM5 ) - 1 jam
Setelah semua siap jalan lagi, kami langsung menuju POS 3..dengan trek yang tak separah sebelumnya, sekitar satu jam kami sudah sampai di POS III SEDLUPAK ROTO, yang memang agak luas dan lumayan rata, akan tetapi karena tidak terlindung pohon maka area ini akan sangat riskan bila badai terjadi.
Yakiiin aman dah..kami mendirikan 2 tenda di Pos III ini, satu kecil untuk Anggi – Ajeng, sementara  Kelik, Akhjad, Uchok, dan Saya dalam satu tenda besar..setelah tenda siap kami masak air untuk kopi dan mie instan..semua selesai, kami lanjut tidur sampai pagi..karena memang dari awal pendakian kami sudah terlalu lebay...hahahaa

Dan pagi pun seakan malas menjelang, sekitar jam setengah tujuh pagi dengan matahari malu bersinar karena kabut, terpaksalah saya mengalah karena mules yang amat sangat..
Sambil masak kami packing. Dan setelah makan, packing siap, kami berangkat summit attack..( note : semua alat dan logistik kami packing, terpaksa muncak dengan beban maksimal karena tidak ada yang menjaga tenda saat kami muncak, apalagi denger-denger di Sumbing sering kejadian barang-barang yang ditinggal summit dicuri orang..)


POS III SEDELUPAK ROTO - PESTAN - PASAR WATU ( 2 Jam )
Sekitar jam 8 pagi kami mulai nanjak ke PESTAN (Peken Setan).. sekitar setengah jam kami sampai di Pestan, area Pestan ini sekaligus sebagai batas vegetasi hutan ke bawah dengan daerah non vegetasi ke atas arah puncak. Disini juga jadi titik bertemunya Jalur Lama dan Jalur Baru via Garung. Jalan ke atas dari sini berupa tanjakan syhadu dengan bongkahan batuan di area mendekati Pasar Watu. Tanpa pohon pelindung. Pemandangan di sekitar sini sudah mulai cantik..Cantiknya Gunung Sindoro jadi bonus dari alam Sumbing.

View Sindoro dari Pasar Watu


Dan mulai area ini kami mulai terpisah..Saya, Anggi, Ajeng di depan dan Akhjad, Ucok, Kelik jauh tertinggal di belakang..dan walaupun kami dibekali dengan Peta akan tetapi karena terlalu ‘cerdas’ pembacaan dan navigasi darat maka kami nyasar, dari yang seharusnya belok kiri ke bawah yang ada kami lurus bahkan sambil atraksi manjat tebing..hadehhhhh, It is not the altitude but Attitude gaess..
Wokeee..setelah sekitar 15 menit kami berjalan dengan jalan yang semakin lama semakin ilang ketutup ilalang, mulai jelas kecurigaan kami dan akhirnya kami balik kanan turun tebing ke bawah dan ketemu lagi jalur resminya.


Pasar Watu

PASAR WATU - WATU KOTAK ( KM 6 ) - TANAH PUTIH
Seingat saya cuma disitu area bonusan Sumbing karena tidak sampai 10 menit jalan trek sudah mulai nanjak lebih sadis lagi..Legend banget..!!
Sampai ketemu Pos WATU KOTAK, jalur mulai Pasar Watu sampai Watu Kotak berupa trek penuh batuan terjal dan ilalang di beberapa spot. Sekitar jam 10 siang kami sudah sampai di Watu Kotak, hanya sebentar istirahat kami lanjut lagi ke atas, dan perasaan kami Akhjad, Kelik dan Uchok semakin jauh dibelakang.

Dari Watu Kotak ke Puncak jalur masih didominasi dengan trek penuh Batu terjal dan masih tanpa bonus, sekitar satu jam jalan kami sampai di Pos TANAH PUTIH. Ngaapp..kami istirahat bentar dan lanjut ke Pos Simpangan Puncak dengan kira kira 40 menit jalan nanjak.
Kami istirahat di Persimpangan Puncak sekitar setengah jam sambil nunggu Akhjad Cs di belakang, akan tetapi karena lama mereka tidak muncul, maka kami putuskan untuk lanjut ke Puncak dan nunggu disana.
Sekitar 15 menit jalan nanjak lagi untuk bukit terakhir, tetep masih ndak ada bonus dari Sumbing..saat itu kami sudah bener-bener payah, energi kami sudah habis, hanya tinggal semangat saja yang bisa mengantar kami ke Puncak. Sekitar jam 11.50 siang kami sampai dipuncak dengan Ajeng yang pertama sampai, saya menyusul dan baru Anggi. Ndak tau semua tadi yang badan sampai mati rasa kecapean, tiba-tiba seger sehat lagi..Kawah Sumbing terbentang didepan kami. Langsung.. foto-foto apa  aja yang bisa difoto, sambil nunggu teman-teman di belakang..Agak sayang sih ndak bisa lihat cantiknya Sindoro dari puncak Sumbing, keburu kabut naik.

P U N C A K   B U N T U 

Catatan aja buat temen-temen yang pengen summit ke Sumbing, sebaiknya diusahakan untuk bisa sampai di Puncak sebelum jam 10 pagi..karena setelah jam 10 kabut lebih sering akan jadi penguasa Puncak..yang ada kita hanya bisa foto dengan view kawah Sumbing.

Puncak Buntu

Sekitar 20 menit kemudian kelik sampai di Puncak, disusul Uchok dan Akhjad yang tampak sangat kepayahan…
Ternyata mereka salah jalur, mereka ambil kanan di simpang puncak sehingga untuk sampai diposisi kami, Puncak Buntu, mereka masih harus muter nyari jalan lagi..ahihihi
Akhirnya kami berenam foto bersama di puncak sebagai kenangan..dengan background batu gunung ajahhh….karena masih kabuttttt….dan okee..masih ada 7 km full turunan yang artinya dengkul yang emang sudah gemetaran harus dipaksa kerja keras lagiii....

Masih di Puncak

Jam 2 siang kami sama-sama turun ke simpang puncak untuk kemudian masak dan istirahat..
Singkat cerita turun ke bawah, Ajeng, Anggi dan saya masih satu grup didepan..dan Akhjad, Ucok, Kelik grup kedua di belakang..dengan sisa air yang dibagi untuk dua grup dan carrier yang paling berat ada di team kami..disepanjang jalur turun tidak ada masalah dengan kaki kami, hanya beberapa kali kami terbanting terpeleset..

Simpangan Puncak

Jam 6 sore dan adzan mulai terdengar di bawah, gelap mulai memekat..saat itu tim kami masih di antara Pos 3 dan Pos 2,  belum lewat Engkol-Engkolan, senter kami juga sudah  mulai soak, kami tanpa tau arah hanya mengikuti jalur turun entah itu benar atau nyasar. Kami juga sudah meninggalkan Akjad, Uchok dan Kelik terlalu jauh..kami hanya khawatir mereka tidak memiliki senter yang cukup untuk penerangan mereka.
Puji Tuhan, sekitar jam 7 malam, kami sampai di POS I.. disana banyak tukang ojek yang ngetem..kami bertiga sepakat untuk naik ojek sajaah ke basecamp karena waktu sudah malam, gelap dan kami benar-benar kepayahan pemirsaaa..payahhh!!!
Kami sepakat dengan 25 ribu per orang, dan kami titipkan pesan ke bapak-bapak ojek agar kalau temen kami 3 orang, Akhjad dan yang lain sampai POS I dilanjut naik ojeg ke basecamp.
Jam 8 malam, kami siap kembali ke Ungaran, setelah bersih-bersih, makan dan packing untuk pulang, cussss...kami berangkat, dan karena kami masih kelaparan, kami mampir di lesehan Lamongan ayam Goreng tepat di depan kantor Kelurahan Kledung..

Sepanjang jalan sampai Ungaran via Temanggung & Sumowono, cuaca sangat berkabut dan di beberapa tempat bahkan hujan, dengan sisa tenaga dan bahkan belum tidur, Anggi membawa kami sampai di Ungaran sekitar jam 23.00 malam.
Ada cerita lain dari pendakian ini, bahwa selama satu bulan saya betengkar dengan istri. yang pada akhirnya saya tau karena salah saya juga, selama di Sumbing saya tidak sekalipun memberi kabar.
So..di-note ya vrohh..komunikasi tetep harus, jangan bikin orang yang nunggu kita khawatir. That's all it is..

..masih bersambung sih...


Jumat, 21 Oktober 2016

GUNUNG LAWU via CEMORO SEWU - CATATAN PERJALANAN SARMILI MOUNTAIN MADNESS

3265 Mdpl ( Cemoro Sewu )
mencoba menulis sajahh, daripada lupaa...
For Aro, my boy..


Tiga bulan setelah pendakian Gunung Slamet..setelah melewati liburan lebaran dan weekend datar seperti biasa..kami Sarmili berproses menuju sebuah destinasi baru pendakian, dimana belum ada satupun dari kami yang pernah mendaki kesana.
Dari awal memang Agustus merupakan sebuah bulan yang harus kami lewati dengan sebuah pendakian..seperti mindset orang pada umumnya, di Bulan Agustus bertepatan dengan perayaan Kemerdekaan RI..maka akan banyak ditemui kegiatan kegiatan pendakian yang bertemakan kemerdekaan..yang pada umumnya berpuncak pada upacara bendera dipuncak gunung tepat pada hari kemerdekaan, bla bla bla.. Akan tetapi kami tidak terlalu ingin mendaki tepat pada momen kemerdekaan, karena kami tau pasti akan penuh sesak dengan para pendaki lain.

Sejak liburan lebaran, saya dan Anggi sebenarnya merencanakan untuk dapat mendaki pada awal bulan Agustus, sebelum tanggal 17. Akan tetapi karena teman-teman punya keperluan masing-masing terlebih Akhjad yang katanya susah nyari waktu kalau tanggal muda, Kelik yang sibuk dengan jualannya, dan teman Akhjad; Kelles dan Uchok yang susah ngatur jadwal cuti mereka di awal bulan, mau tidak mau kami harus berkompromi. Akhirnya kami sampai pada perayaan kemerdekaan Indonesia ke 70 tanggal 17 Agustus 2016, dengan keputusan yang belum bulat mengenai jadi atau tidaknya trip kita kali ini.
Satu hal yang pasti, tujuan kami adalah Gunung Lawu..

Selama persiapan kami, karena saya memang belum tau keadaan dan rute yang akan dilalui, maka saya banyak banyak browsing untuk nyari tau apa saja pantangan dan trik pendakian terbaik ke Gunung Lawu. Jujur saja saya sempat ngeper, karena menurut beberapa tulisan yang saya baca, mereka menceritakan bahwa Gunung Lawu bukan Gunung sembarangan. Ada kesakralan terkait petilasan-petilasan di gunung Lawu itu sendiri.
Tidak terasa, hari itu tanggal 21 Agustus kami sempatkan nongkrong untuk membahas jadi tidaknya kami berangkat ke Lawu. Dan Akhirnya setelah dikabarkan ke Kelles, Uchok dan Kelik, mereka setuju kita jadi berangkat ke Lawu minggu depan tanggal 27 - 28 Agustus 2016.
Sampai hari kamis semua berjalan lancar untuk persiapan kami, baik sewa menyewa alat ataupun keperluan lain. Kami sudah janjian sebelumnya bahwa maksimal Kamis kami harus briefing dan Jumatnya kita packing. Dari situ semua keperluan sudah bisa dihandle dan dikumpulkan..hanya saja ternyata Kelik yang tadinya mau ikut, akhirnya batal dengan alasan istrinya ulang taun..

The story must goes on, dan akhirnya kami mantap untuk tetap berangkat meski dengan jumlah personil 5 orang minus Kelik. Jumat dan Sabtu kami packing di tempat Anggi, tanpa saya sadari ternyata semalam Anggi sudah ngompori mas Hari untuk ikut. Mas Hari adalah tetangga kami di Sarmili, umurnya sekitar 38an dan dia belum pernah naik gunung. Akan tetapi karena bodynya Porter ala Rambo maka kami yakin Mas Hari bisa jadi berkah untuk kami, terutama untuk bawa carrier yang paling berat..hahahaha..
Kebetulan Mas Hari ini baru aja kena apes, dompet seisinya ilang jatuh ndak tau dimana ditambah dia kena tilang gara-gara ndak bawa SIM yang juga ikut ilang. Jadi lah Mas Hari kesetanan paling semangat ikut untuk sekedar buang sial dan refreshing mungkin. pffttt....

Oke, packing done..preparation complete..Saatnya berangkat. Kita sudah berencana akan berangkat sabtu pagi sekitar jam 11, karena paginya Anggi harus ikut test psikologi kerjaan barunya.
Jam 11 semua personel sudah siap di Sarmili Basecamp, Anggi, Mas Hari, Akhjad, Kelles, Uchok dan Saya.
Check and recheck akhirnya kami berangkat start jam 12 .11. Semua berjalan lancar tanpa macet, Bawen, Salatiga, Boyolali, Solo, Surakarta, Karanganyar dan Magetan semua lancar. Untung saja Anggi tau betul daerah yang kami lalui. Selepas Salatiga, kami mampir diwarung padang untuk makan siang, saat itu sekitar jam setengah 3 sore. Setelah makan kami lanjutkan perjalanan, melewati jalur ke arah Tawangmangu yang cukup cantik. Banyak spot untuk berfoto di sepanjang jalur ke Tawangmangu. Mendekati Tawangmangu kami sempatkan beli jeruk untuk sekedar penyegar tenggorokan kami. Sekalian kami komplitin barang-barang bekal kami. Karena sudah cukup sore sekitar jam 4 sore kami langsung lanjut perjalanan ke Basecamp Pendakian. Di titik ini kami masih bingunglewat Cemoro Kandang atau Cemoro Sewu. Dan setelah kami berunding akhirnya kami putuskan untuk lewat Jalur Cemoro Sewu Magetan. Karena pertimbangan waktu, meskipun dikenal dengan trek yang lebih curam akan tetapi waktu pendakian yang relatif lebih cepat menjadi dasar pertimbangan kami.

Gapura Basecamp Cemoro Sewu

Basecamp - POS I Wes-Wesan 2163 Mdpl ( 1 jam )
Jam setengah 5 sore kami sampai di Basecamp Cemoro Sewu, bagi tugas, kami pun segera check in ke Basecamp dan check perlengkapan kami. Saya sempatkan membeli beberapa emblem dan stiker pendakian Lawu untuk kenangan.
Sekitar jam 5 tepat, setelah persiapan dan registrasi, kami foto bersama didepan Gapura Cemoro Sewu, dan kami langsung start pendakian ke pos I.


Sepanjang jalur menuju pos I, saya, dengan beban yang lumayan berat, mulai kepayahan karena mungkin kaki saya kaget, anak-anak langsung ngegas tanpa ngasih pemanasan ke otot. Disamping itu beberapa spot jalan di jalur ke Pos I lumayan nanjak, tapi sambil jalan, kaki saya mulai panas, dan saya pun bisa mengimbangi tempo pendakian anak-anak. Karena tenaga masih cukup kuat dan kebetulan masih kebagian sinar matahari, sepanjang jalur ke Pos I kami habiskan waktu dengan foto-foto bersama, karena kebetulan Akhjad dan Mas Hari bawa kamera digital.  Sekitar satu  jam jalan santai kami sampai di Sendang Panguripan, dengan sisa sinar matahari yang sudah mulai redup. Di Sendang Panguripan ini ada warung makan dan kamipun jajan gorengan dan madu untuk pengganjal perut dijalan. Karena sudah menjelang gelap kami sekalian persiapan senter dan headlamp.
Sekitar setengah jam kemudian kami sampai di Pos I Wes Wesan 2163 mdpl

POS I Wes-Wesan - POS II Watu Gedeg ( 2 jam )
Karena di Sendang Panguripan kami sudah cukup istirahat, kami langsung otewe ke Pos II, karena katanya jalan dari Pos I ke Pos II adalah trek terpanjang di jalur Cemoro Sewu. Dan benar saja dalam keadaan gelap, hampir 2 jam kemudian kami baru sampai di Pos II. Di titik ini, kondisi Kelles dan Mas Hari masih sangat fit, mereka berdua leading sekitar 5 menit didepan sementara saya, Anggi, Uchok dan Akhjad tertinggal di belakang. Parahnya, sekitar sepertiga jalan ke Pos II hujan turun menghajar kami. Di Basecamp sempat optimis karena keadaan cuaca, meski berkabut tipis, info dari salah satu warga bahwa sudah seminggu tidak pernah hujan sempat bikin kami semangat. Kebetulan waktu itu sudah hampir jam 8 malem, dengan segera kami buka jas hujan dan ponco kami.

Break di Pos II

Sambil menahan dingin kehujanan, kami terus melanjutkan perjalanan ke pos II. Sekitar jam setengah 9 malam kami sampai di Pos II Watu Gedeg. Di Pos II ini terdapat warung makan dan bangunan pos beratap seng. Dan meski di dalam pos II pada mulanya penuh, tapi masih cukup paling tidak untuk Kelles istirahat. Saat itu hujan sudah mulai reda dan kami ber-enam pun sudah dapat posisi di Pos II, karena pendaki yang tadi break di Pos II mereka lanjut jalan lagi. Beruntung bagi kami karena tidak lama berikutnya hujan deras turun lagi menghajar kami. Saat itu kami sudah bisa menggelar matras dan sleeping bag kami cukup untuk kami ber-enam tidur.
Di pos II ini kami akhirnya harus mengalah degan alam, sampai pagi kami dikasih kesempatan istirahat bahkan tidur cukup pulas untuk ukuran orang yang basah kuyup kehujanan. Bersama kami ada beberapa orang Bule dalam 2 team yang berbeda, yang ikut istirahat di Pos II. Saat hujan turun untuk kedua kalinya, kami sepakat kalau sampai jam 1 dini hari hujan tidak juga reda, maka kami cancel trip to Summit. Dan kami sudah berencana untuk esok pagi langsung turun ke Telaga Sarangan untuk sekedar naik prau disana. Bahkan sejak dari rumah, (*note : DO NOT TRY THIS ... ) Akhjad Cs sudah membawa 1,5 liter tuak yang rencana nya baru akan dibongkar di puncak. Tetapi karena sampai sekitar jam 2 dini hari masih saja turun hujan, maka mereka sepakat untuk menuang 'air setan kedamaian' lebih dini di Pos II. Sampai habis kami bagi rata dengan beberapa teman yang baru kami kenal. Bahkan mas Hari yang dalam posisi tidur pules kami paksa bangun. Akhjad dan Uchok bahkan terlihat sampai benar-benar "mabuk". Dengan hati berat, saya terpaksa merelakan kesempatan ke puncak Lawu. Dengan berat hati pula saya tertidur sampai rasa mules itu mengalahkan rasa males saya. Langsung saya jawab tantangan alam di perut saya. Kebetulan pagi itu cerah dan panas, beberapa rekan pendaki sebelah sudah mulai packing untuk lanjut ke puncak. Entah siapa yang mulai tiba-tiba Anggi menawarkan kembali ke kami semua; Puncak atau BasecampLANJUT PUNCAK..kami semua kompak menjawab. Setelah beberapa pertimbangan akhirnya kami putuskan lanjut ke Puncak tiktok dengan tas bekal secukupnya dan Carrier yang lain kami titip ke warung di Pos II.


POS II Watu Gedeg - POS III Watu Gede ( 1 jam )
Setengah 8 pagi kami lanjutkan ke Puncak dengan satu Carrier dan satu Daypack.
Neng kene rusake..Salah kami sendiri, semalam kami habiskan 1,5 liter tuak, dan akhirnya itu berimbas ke tubuh kami. Mas Hari kepayahan meski tanpa beban, Anggi kepayahan dengan Carrier, Akhjad ribut dengan urusan mulesnya.. Tinggal saya, Kelles dan Uchok leading sekitar 10 menit didepan. Semakin ke atas mas Hari, Kelles, Akhjad semakin payah dibelakang. 

Edelweis : difoto boleh, dipetik jangan..

Sekitar jam setengah 9 saya, Anggi dan Uchok lebih dulu sampai di Pos III WATU GEDE, Pos ini berupa pos dengan atap seng, tanpa ada warung makan. Karena lokasi yang agak sempit kami hanya sekedar break minum langsung lanjut ke Pos berikutnya.

POS III Watu Gede - POS IV Watu Kapur ( 1 Jam )
Sekitar satu jam kami berjalan dengan trek yang lebih sadis dari  pos III kami sampai di Pos IV WATU KAPUR.


Area selepas Pos V

POS IV Watu Kapur - Sendang Drajad - Puncak ( 1,5 Jam )
Di Pos IV hanya lahan yang tidak seberapa luas tapi dengan pemandangan yahuud.. Setengah jam berikut kami bertiga duluan melewati jalan datar, Sumur Jolotundo berada di samping kiri jalan arah ke puncak. Dan kami sampai di Pos V JOLOTUNDO sekitar jam 10 an


                            Area selepas Pos V

Bonus pemandangan asooy super cuantik terhampar di Pos V dan setelahnya..Sabana dan jalan datar berbatu rapi siap kami cangkul.. Kami bertiga lari sampai ke SENDANG DRAJAD.  Disana kami bertiga sempat istirahat agak lama, sambil ngopi dan pesen mie rebus kami istirahat sambil nunggu Mas Hari, Kelles dan Akhjad. 
Sekitar 15 menit setelahnya mereka baru sampai, dengan wajah pucat Mas Hari masih menahan payah karena mungkin efek dari tuak yang semalam kami minum. Akhirnya setelah ngisi air di Sendang Drajad, kami siap untuk lanjut ke puncak, sambil mas Hari kami paksa untuk bisa muntah untuk menghilangkan efek tuak. Ternyata setelah muntah wajah mas Hari agak cerah, dan kami janjikan untuk cari ant*ngin segera setelah turun nanti. Saya dan Uchok leading duluan sekitar 5 menit didepan, dengan tenaga yang belum begitu terkuras kami attacking the summit  berdua.
Setengah jam kami menyusuri tanjakan cinta gunung Lawu, akhirnya kami sampai di area kecil sebelum puncak, Kidang Lawu begitu tertulis di papan kecil. Saya minta tolong Uchok untuk ambil gambar disitu karena tugu Puncak sudah kelihatan. 

Puncak Lawu Hargo Dumilah 3265 Mdpl

Dan benar saja tidak sampai 5 menit kami sudah menjejak Puncak Hargo Dumilah tepat jam 10.45 pagi. 10 menit berselang Anggi, Ahjad, Mas Hari dan Kelles menyusul sampai di puncak. 

Sarmili di Puncak Tertinggi..

Kami puas saling foto bahkan foto berdua sama adek bule gemes.. ( yang pada akhirnya nanti istri saya nangis liat foto itu..but now we're just fine!!hahaha ).



Pejalanan Turun Puncak - Basecamp ( 4 jam )
Hampir setengah jam kami habiskan waktu di Puncak Hargo Dumilah sambil foto, karena saat itu mendung dan mulai gerimis, akhirnya rencana semula mampir ke Warung Mbok Yem terpaksa kami cancel. Kami turun lewat jalur naik..dan karena memburu waktu, takut kehujanan maka segera kami menuju ke Pos V. Diiringi gerimis yang mulai deras sekitar setengah jam kami sampai pos V langsung masuk  warung yang memiliki ruang yang luas. Disitu kami sarapan dan minum teh anget..
Syahduuu broo..karena begitu kami masuk istirahat, bresssssshhhh..hujan langsung aja turun kaya di tumpah. Keberuntungan lain buat kami saat itu. Tetapi entah kenapa rasa lapar yang ada ilang, karena begitu kemasukan nasi 3 sampai 4 suap langsung kenyang. Temen-temen lain juga tidak ada yang sanggup menghabiskan satu porsi kecil nasi telur. Tidak lupa kami beli ant*ngin 2 sachet untuk mas Hari yang masih agak pucat. Setelah hujan reda, sekitar 15 menit kami tunggu dan pastikan keadaan cuaca sudah stabil terang. Akhirnya kami putuskan lanjut ke bawah, dengan cuaca yang tidak terlalu terik dan tanpa beban berlebih kami gas pol ke pos IV dan langsung ke pos III..Sekitar jam 3 siang kami sudah tiba di pos II, saya, Anggi dan Mas Hari sampai duluan. Sepanjang jalan turun mas Hari terlihat sangat bersemangat karena mungkin rasa mual dan pusing sudah sembuh berkat ant*ngin 2 botol. Bahkan saking semangatnya  Mas Hari kesandung akar, sampai kakinya sobek lumayan dalem dan harus kami carikan perban dan bet*dine dari sesama pendaki.  Sekitar 15 menit kemudian Akhjad, Uchok dan Kelles menyusul sampai di Pos II.

Setelah bayar biaya titip tas, kami akhirnya bagi tugas lagi bawa tas. Dengan saya, Anggi dan Mas Hari masih leading didepan kami bergegas menuju basecamp. Dan sekitar setengah jam kemudian kami sampai di Basecamp sekitar jam 4 sore. Kami langsung masukkan tas ke mobil dan nyari makan dan teh anget. Cukup lama kami menunggu Akhjad, Uchok dan Kelles bahkan sampai hujan turun cukup deras. Kami sempat khawatir dengan mereka bertiga masih di jalur pendakian dengan keadaan hujan. Sampai sekitar jam 5 sore Uchok sampai duluan dan disusul 5 menit dibelakangnya Akhjad dan Kelles. Ternyata di sekitar pos I Kelles terkilir dan mau tidak mau harus break. Puji Tuhan,  kami semua sampai Basecamp selamat, Kelles pun sudah baikan.
Setelah semua carrier masuk mobil, dipaksain Akhjad, Uchok dan Kelles tidak sempat istirahat hanya langsung beli teh anget dan cilok kami langsung bergegas pulang. Dengan keadaan hujan sepanjang jalan sampai rumah dan dengan segala dinamika dijalan tanpa sempat untuk istirahat makan malam, kami sampai di Basecamp Sarmili sekitar jam 10 malam. Setelah bongkar kilat logistik kami, saya langsung pulang ke Mijen dan saya tinggal Kelles, Uchok dan Akhjad untuk packing barang-barang mereka sendiri, karena rencananya malam itu juga mereka, Uchok dan Kelles akan langsung otewe Semarang.

Untuk Anggi, mas Hari dan Akhjad mereka rencana akhir September muncak ke Gunung Ungaran. Akhjad dengan mbak Yani, Mas Hari dengan Mbak Rita..anak-anak ora urus kata mereka..
Well, GUDLAG.., saya monitor dari Basecamp Sarmili saja…

V A M O S    S A R M I L I …… \m/.


















GUNUNG SLAMET via BAMBANGAN - CATATAN PERJALANAN SARMILI MOUNTAIN MADNESS

MT SLAMET 3428 mdpl



LONG WEEKEND 5 – 8 Mei 2016, menjadi hari yang kami tunggu selama hampir 3 bulan sejak pendakian terakhir kami, SARMILI, ke Gunung Merbabu. Sejak kembali dari Merbabu memang kami sudah punya rencana untuk menghabiskan waktu libur yang panjang untuk kembali mendaki gunung yang belum pernah kami daki. Pada waktu itu, Gunung Semeru, Gunung Lawu dan Gunung Slamet yang menjadi opsi bagi kami. Sempat terpikirkan untuk mencoba ke Semeru walaupun mungkin tidak sampai ke puncak, tetapi pada waktu itu yang menjadi bayangan kami adalah cukup bila kami bisa ngecamp di Ranu Kumbolo. Saya sendiri karena terlalu bersemangat, bahkan sudah sempat coba untuk booking via Online di situs resminya TNBTS. Dan sialnya meski saat itu kuota pendaki tanggal 5 – 8 Mei masih kosong, tapi syarat yang rumit termasuk materai dan surat keterangan sehat dari dokter atau puskesmas sudah cukup bikin saya ngeper?!?Ditambah  waktu libur yang hanya 4 hari dan Senin kami harus kembali bekerja, akhirnya impian ke Semeru pun kami tunda.
Lawu dan Slamet yang akhirnya menjadi pertimbangan kami, dan setelah beberapa kali telfon temen-temen Jogja dan mereka yang pernah naik ke sana akhirnya kami putuskan, kami akan ke Mt Slamet.
Pertimbangan utamanya adalah 4 hari waktu kami, terlalu sayang kalau kami hanya ke Lawu, yang mungkin hanya perlu 2 hari.

Tidak banyak persiapan yang kami lakukan karena kesibukan kerja kami.. Pada awalnya, rencana kami berangkat maik Bus via Purwokerto, dengan pemikiran karena jarak yang lumayan jauh ( sekitar 200 km dari ungaran ), akan tetapi dengan saran dari teman-teman yang pernah ke Slamet, akan lebih mudah semuanya kalau kami bawa mobil sendiri.
Dan benar, Saya akhirnya berangkat hanya berdua dengan Anggi Mitun, yang memang dari awal ngebet pengen ke Slamet. Teman kami Akhjad tidak bisa ikut karena anaknya datang dari Purworejo, sedangkan Kelik lebih menikmati bisnis barunya Jualan Fried Chicken. Saat itu teman saya Adi dari Mijen juga sebenarnya berangkat hari itu juga, pernah saya tawarkan ke Anggi untuk bisa berangkat bareng, tapi karena saya malah ngerasa tidak nyaman akhirnya kami berangkat masing-masing, saya dan Anggi,  Adi dan teamnya berangkat sendiri.

Setelah semalaman packing dan bingung nyari Carrier sewaan, yang kebetulan semua rental di ungaran, 7 tempat  kosong semua, akhirnya Anggi dapat Carrier di daerah Tembalang, sementara saya belanja logistik.

Hari itu Rabu 4 Mei 2016, saya masih di rutinitas kerja seperti biasa. Semalam kami sepakati kalau hari itu saya yang masih harus kerja , akan ngambil cuti setengah hari, akan tetapi karena tugas saya masih banyak maka saya sampaikan ke Anggi untuk nunggu saya pulang kerja seperti biasa.
Sekitar jam 5 Sore kami siap berangkat, dan karena Ibu mertua Anggi sakit maka Ajeng dan Alisha sekalian di pulangkan ke Magelang. Kami berangkat dengan kondisi jalan lumayan macet, dan sampai di Magelang sekitar jam 8 malam. Setelah nganter keluarga, pamit ibu, kami berangkat jam 9.30 malam via Secang - Womosobo - Purbalingga. Sekitar jam 10.30 malam kami sampai di Alun-alun Temanggung, istirahat sebentar sambil beli rokok dan minuman yang masih kurang untuk bekal. Kami juga beli nasi + ayam goreng yang rencananya kami makan besok pagi start pendakian. Kami lanjut jalan lagi, dan berkat W*ZE  aplikasi GPS kami bisa sampai di Dusun Bambangan, kecamatan Kutabuwana, kabupaten Purbalingga sekitar jam 1  malam. Setelah proses simaksi dengan biaya 15 ribu per orang kami beli mie rebus dan kopi di depan Basecamp sambil nanya-nanya ke bapak penjualnya tentang Gunung Slamet. Setelah selesai makan dan simaksi, dan karena Basecamp saat itu penuh maka kami putuskan untuk tidur di mobil.

tiket pendakian

Pagi hari 5 Mei 2016, jam 7.30, kami sudah bangun,  siap untuk sarapan dan packing. Sekitar jam 8 kami sudah siap meluncur ke Gerbang Pendakian, sebelumnya kami check in lagi di Basecamp Pos Pemuda untuk ninggal KTP dan minta peta jalur pendakian. 

Jalur Pendakian, *Sumber : Google

Karena informasi dari petugas Basarnas di pos V ada mata air, maka kami putuskan 2 botol air mineral kami buang isinya untuk nanti diisi di pos V, sekalian biar lebih enteng tas kami.

Gerbang Pendakian Bambangan

Jam 8 kami start melewati Gerbang pendakian belok ke kanan menyusuri ladang sayuran penduduk..saat itu masih agak sepi di Pos Pemuda ( 1500 mdpl ), kata orang jalur dari Pondok Pemuda ke Pos I adalah jalur paling panjang, bahkan katanya setelah lewat Pos I 60% perjalanan ke puncak sudah terlewati. Sepanjang jalur ini didominasi oleh tanaman sayur penduduk, kentang dan sawi. Setelah sekitar satu jam perjalanan kami mulai masuk ke hutan cemara, pinus dan damar. Kondisi jalan masih berupa tanjakan ringan dan banyak bonus meski tipis-tipis. Akan tetapi jalur ini tidak terlindung dari matahari, beruntung saat itu matahari tidak terlalu terik.  Setelah melewati hutan pinus, kami beristirahat sejenak di sebuah lapangan yang cukup luas di sebelah kiri jalur pendakian. Karena beban Carrier masih full jadi saya harus melepas celana panjang yang udah basah keringat, Setelah beberapa tanjakan kami lalui sekitar jam 12 kami sampai di Pos I Gemirung ( 1937 mdpl ).

Di pos I ini penuh sesak dengan pendaki ( yang pada akhirnya kami tau saat turun ke basecamp,  ternyata kata petugas Basarnas di Pondok Pemuda, jumlah pendaki di long weekend kali ini lebih dari 3000 orang..wohhhhhh!! ).

Selain penuh sesak dengan pendaki, di Pos I ( dan sampai pos VII, kecuali pos IV ada penjual makanan di tiap pos pendakian ), saya masih ada uang 20 ribu, maka kami beli buah semangka dan jeruk @ 3000 rupiah. Di pos ini kami juga ketemu dengan 2 orang pendaki dari solo, kalau tidak salah namanya Rahmat dan Nur.  Setelah ngobrol kami coba menawarkan untuk besok pulang bisa bareng sama-sama kami, karena mobil juga cuma kami berdua. Mereka setuju dengan catatan kalau kita ketemu di Basecamp.
Sekitar jam 1.30, dengan cuaca sedikit mendung, ditambah dengan hutan yang cukup lebat..perjalanan dari pos I sampai pos VII menjadi lebih dingiin..
Sekitar satu jam kami berjalan, kami istirahat sambil menghabiskan sebatang rokok di sebuah area bonusan yang ternyata jarak dari situ ke pos II hanya tinggal 10 menit..

kami sampai di Pos 2, PONDOK WALANG ( 2256 mdpl ) yang tidak kalah ramainya dengan Pos I. Kami istirahat sekitar 15 menit, sementara kami istirahat, pendaki yang juga mau naik tidak ada putusnya.
Sekitar jam 1:30 siang kami start lagi ke Pos III. Jalan dari Pos II ke Pos III didominasi oleh tumbuhan Arbei Hutan yang cukup lebat, bahkan sampai menutupi beberapa spot jalur pendakian. Selain Arbei Hutan ada tumbuhan yang kalau orang Ungaran menyebutnya Lateng ( jelatang ). Tumbuhan ini daunnya berbulu lembut, dan kalau terkena kulit maka akan terasa panas dan gatal. Parahnya Lateng ini tumbuh hampir di sepanjang jalur menuju pos III, alhasil karena saya pakai celana pendek maka seluruh kaki saya terasa gatal pedihh.. alamakkkk!!! Ditambah dengan ramainya pendakian hari itu yang memaksa kami antre untuk naik. Macet pemirsaah..
Sementara kami nunggu macet nya reda, kami putuskan untuk makan siang dulu karena waktu juga udah lumayan sore, jam 2. Sementara kami makan, dua orang dari solo, Rahmat dan Nur menyusul kami dan sekalian mereka istirahat. Setelah kami selesai makan, kami langsung lanjut jalan lagi, kali ini Rahmat dan Nur berangkat duluan ke pos III. Dan bukannya tambah tenaga, habis makan malah perut yang melilit.

Break Makan

Pelan pelan sambil perut mulai terasa enakan, dan  setelah sekitar satu jam berjalan, jam 3 kami sampai di pos III, PONDOK CEMARA ( 2510 mdpl ). Kami tidak berhenti di Pos ini tapi langsung lanjut ke Pos IV. Pos III sendiri areanya cukup luas ditambah dengan adanya penjual makanan dan minuman. Meski tidak seramai pos II tetapi cukup banyak juga pendaki yang istirahat bahkan ngecamp di Pos ini.

Sekitar jam 4 sore kami sampai di Pos IV, Pos SAMARANTU ( 2688 mdpl ), yang adalah Pos legendaris, terkenal horor. bahkan di Peta yang kami dapat, tertulis peringatan untuk tidak mendirikan tenda disini.  Tapi ternyata saat kami sampai, Pos IV cukup ramai dengan beberapa tenda berdiri. Mungkin, mereka yang ngecamp disini sudah tau kondisi di Pos V sampai Pos VIII tidak ada cukup space buat ngecamp.
Setelah sekitar 10 menit kami istirahat, kami lanjut lagi jalan ke Pos V, dan jalan juga masih terus nanjak tanpa bonus..:)

Pos IV Samarantu

Tertolong dengan cuaca yang mendukung maka sekitar jam 5 sore kami sampai di POS V, SAMYANG RANGKAH ( 2795 mdpl ). Di Pos V ini ada sebuah bedeng dari seng untuk istirahat para pendaki, tapi karena long weekend dan peak season pendakian maka banyak warga setempat yang berjualan di masing masing Pos Pendakian, memanfaatkan Shelter dan bedeng yang ada. Disini juga menurut info ada mata air. Dari Pos ini kami ambil jalur yang kekiri kearah bawah, sekitar 10 menit kami sampai di mata air, meski harus pelan-pelan masukin air ke botol karena debit yang kecil.
Kami istirahat sekitar 20 menit sambil isi air dan juga bakar beberapa batang rokok.

Setengah jam kami berjalan, sekitar jam 6 sore kami sampai di POS VI SAMYANG KATEBONAN  ( 2909 mdpl ), disini ternyata sudah penuh dengan tenda pendaki, tanpa istirahat kami langsung ke Pos VII sesuai rencana di awal. Kami akan ngecamp minimal di Pos VII, karena kalau di bawah pos VII kata orang, banyak celeng yang sembarangan menghancurkan tenda dan logistik pendaki. Dengan semangat yang masih ada, kami bergerak ke POS VII, sempet kami bertemu dengan pendaki yang kebetulan juga nyari lokasi ngecamp. Dia sudah ngecek lokasi di Pos VIII, POS VII dan semuanya positip PENUH...
Karena hari juga sudah mulai gelap, kami putuskan untuk mencari area terdekat selama itu cukup untuk tenda kami. Akhirnya setelah sekitar 5 menit berjalan mendekati POS VII kami dapat satu area yang cukup untuk Dome 2P kami..Deal, kami segera bersihkan area dan bersiap bangun tenda. ANJRIIIIITTTTT…ternyata dipojokan area itu ada (maaf) bekas orang b*ker..keinjek lagi!!!hihihi..

Akhirnya kami timbun sambil meratakan area itu…sambil nunggu tenda berdiri Anggi masak mie rebus. Tenda pun siap dan mie rebus juga siap, jadilah kami makan. Oh iya kami dari rumah dibuatin Lontong dalam plastik, dan ini cukup membantu saat kami makan. Setelah makan, ganti pakaian, bongkar SB dan lain-lain, sekitar jam 7 malam, kami sudah bisa mulai istirahat,  saya bahkan bisa dengan pulas tidur sampai sekitar jam 2 dini hari. Sayangnya Anggi malam itu tidak bisa tidur karena ternyata posisi tenda kami agak kurang pas, dan dia kebetulan dapat posisi yang miring.

Jam 2 saya bangun, dan benerrrr banget kata orang.. MULES MENGALAHKAN MALES..saya pun harus nyari lokasi yang sekiranya aman dari mata pendaki yang summit, dan aman dari Celeng. Setelah itu saya masak air dan bikin kopi, sambil ngopi Anggi bangun dan langsung kami packing untuk Summit Attack. Barang-barang yang sekiranya bisa, kami tinggal. Selebihnya kami hanya bawa satu botol air 1,5 liter, 2 carrier kosong, dan senter. Carrier kami bawa karena takutnya kalau ditinggal akan lebih mudah buat mereka yang mau maling barang2 kami, seandainya pun ada.

Jam 3.20 kami start mulai jalan, dengan badan yang lumayan segar dan beban yang ringan, kami butuh setengah jam untuk sampai di POS VII  SAMYANG KENDHIT  ( 3040 mdpl ), di Pos ini penuh tenda pendaki, bahkan sampai jalan pendakian ada sebagian yang tertutup tenda.  Mulai pos VII jalur pendakian sudah lumayan terbuka dan rawan badai, tetapi tetep nanjak manis tanpa putus, tanpa bonus…

Sekitar setengah jam kemudian kami sudah sampai di POS VIII SAMYANG JAMPANG ( 3092 mdpl ), di pos ini tetap saja masih penuh tenda pendaki, dengan area yang lebih terbuka. Banyak Edelweis dan semak tumbuh disini.

Kami lanjut lagi menuju ke POS IX PLAWANGAN ( 3172 mdpl ). Pos ini sekalian sebagai batas vegetasi, karena mulai dari sini ke puncak kita akan melewati medan bebatuan khas gunung berapi. Dan benar saja, sepintas ratusan senter terlihat saling bersautan menuju ke Puncak Slamet. Dengan ratusan pendaki Summit bersama sama, sebenarnya akan sangat berbahaya ketika terjadi badai, akan tetapi walaupun malam itu kami harus antre naik ke Puncak tetapi Gunung Slamet sungguh ramah kepada kami. Beberapa kali sempat ada batu yang longsor akan tetapi tidak sampai terjadi hal buruk pada kami semua.

Summit Attack 

Setelah sekitar satu jam kami jalan melewati medan berbatu dan berpasir, Jam 4.55 tepat kami akhirnya sampai di patok dengan Bendera Merah Putih, Puncak Gunung Slamet, Titik Tertinggi di Jawa Tengah ( 3428 mdpl ).

Summiter

Karena di puncak begitu penuh dengan pendaki, maka kami hanya cari spot untuk sekedar berfoto sambil nunggu sunrise. Sebenarnya area puncak cukup luas, selain itu kalau kita mau lebih jauh jalan, masih ada puncak Patok Beton. Mungkin itu yang orang bilang puncak Surono. Memang ada beberapa pendaki yang rela turun mengarah ke kawah trus lanjut naik lagi di bukit sebelah untuk sampai kesana. Bagi kami, cukup untuk sampai di salah satu spot puncak Slamet, sudah sangat assoy..

Top of Central Java 3428 Masl

Hampir mungkin satu jam setengah kami habiskan di Puncak Slamet, kebetulan Rahmat dan Nur juga sudah sampai di puncak. Akhirnya kami putuskan untuk turun sambil masih tetap nyari spot cantik buat foto.

Garis pantai laut Utara Jawa

Sekitar jam 6.30 kami mulai jalan turun, dan dipunggungan bukit terakhir ke puncak kami bertemu dengan Team nya Adi yang ternyata baru attacking the summit. Ternyata mereka semalam ngecamp di pos 7, dan ternyata mereka kemalingan. Katanya kompor, termos dan sandal jepit mereka ilang.. apes dahhh..



Setelah basabasi, kami lanjut turun ke bawah. Dengan kondisi kaki yang masih kuat, seger dan bawaan yang ringan, tidak lama kami sampai di Pos IX, POS VII dan Pos VII. Sekitar 40 menit kami jalan, kami sudah sampai ditempat kami ngecamp.. dan langsung kami cek barang2 kami yang, Puji Tuhan lengkap, tidak ada yang hilang.
Setelah kami packing dan sarapan pagi, sekitar jam 7 kami langsung lanjut ke bawah dengan kaki yang masih kuat tanpa gemeteran. Pos VI, POS V kami lalui dengan keadaan full pendaki. Ramai setengah mati. Bahkan dibeberapa spot kami harus rela antre untuk gantian pakai jalan dengan pendaki yang baru naik.
Sekitar jam 9 kami sampai di Pos IV, kami sempatkan istirahat dan sekedar foto foto, ngerokok dan ngecek air kami yang hanya tinggal 1,5 botol.
9.30 kami start lagi jalan, dan sepanjang jalan turun hanya beberapa orang pendaki yang mendahului kami..kami pikir kamilah grup yang paling duluan turun. Dan kami membayangkan dengan banyaknya orang yang naik semalam dan saat itu masih belum turun, ditambah degan pendaki yang baru naik hari itu.. akan sangat penuh keadaan pos V ke atas. 
POS III masih ramai saat kami turun, kami memang sengaja untuk segera secepatnya sampai ke basecamp dan istirahat disana..dan setelah sekitar 40 menit kami jalan, kami sampai di POS II yang penuhnya keterlaluan..!! Makin keheranan saja kami, karena selama kami mendaki gunung, baru kali ini kami temui keramaian seperti ini. Di POS II kami, saya masih belum terlalu payah..kaki saya masih kuat meski terasa panas di telapak kaki..
Karena di POS II terlalu penuh maka kami istirahat sedikit dibawah POS II..disitu saya ngomong ke Anggi kalau kaki saya masih kuat tanpa gemetar atau apapun, kaki saya kuat.
Baru kira kira 20 meter saya jalan, di area bonus datar..saya ngerasa kaki saya tiba tiba gemeteran, dengkul saya serasa mau lepas..saya pikir mungkin karena terlalu lama istirahat. 

Dan benar saja, dari lepas pos II sampai POS I menjadi siksaan bagi saya. Anggi terpaksa saya suruh untuk jalan duluan ke pos I. Saya dengan sangat payah, ditambah kaki gatal-gatal kena Jelatang, beban juga masih lumayan berat..hanya bisa sekedar jalan tidak tau kapan sampai Pos I. Itu masih ditambah kami harus antri bergantian dengan pendaki yang naik, yang sekali lagi tanpa putus. Sekitar jam 11 saya baru sampai di POS I yang juga penuh!! Sambil nyari Anggi yang ternyata istirahat 5 menit jalan di bawah Pos I. Kami pun beristirahat disana sambil nunggu Rahmat dan Nur dibelakang.
Setelah semua kumpul, 20 menit kami istirahat, kami lanjut lagi ke bawah dengan kaki yang semakin payah..masih saja kami temui pendaki yang naik di sepanjang jalan Pos I ke Basecamp. Bahkan saat kami sampai Basecamp, disana masih banyak rombongan pendaki yang baru start registrasi..
Dari Pos I kami melewati hutan pinus, kawasan kebun penduduk dan baru mendekat ke pemukiman warga. Beberapa kali kami berpapasan dengan pendaki dan kami ceritakan keadaan diatas sampai ke Puncak, kebanyakan dari mereka seakan tidak percaya dengan banyaknya pendaki yang naik weekend itu. Kami hanya berpesan untuk segera cari pos untuk mendirikan tenda.
Jam 1 siang tepat, kami sampai di Pondok Pemuda dan langsung buang sampah kami, ambil KTP dan kembali ke Basecamp untuk istirahat.
10 menit kemudian, bresss.. HUJAN TURUN. sungguh Slamet begitu ramah kepada kami, Tuhan begitu baik kepada kami. Kami hanya bisa mendoakan untuk pendaki yang masih di atas agar mendapat perlindungan.
Sampai di Basecamp Anggi dan Nur langsung makan, sementara Rahmat mencoba untuk bisa tidur. Saya sendiri menghabiskan waktu itu untuk transfer foto dari HP Anggi. Setelah makan, Anggi pun menyusul kami untuk tidur. Rencana kami tidur sampai jam 5 sore baru kami akan pulang. Tapi karena suasana yang terlalu ramai, Anggi ngajak kami untuk sekalian pulang saja, kalaupun ngantuk, nanti bisa istirahat dijalan.

Jam 2 siang kami start dari Bambangan via  Purbalingga Kota, Banjarnegara, Wonosobo, Temanggung, Parakan dan Secang. Sepanjang jalan kami ngobrol tidak jauh dari pendakian..Hujan mengiringi kami melewati perbatasan Wonosobo - Banjarnegara.
Sekitar jam 6 kami sampai di Wonosobo, kami berhenti di sebuah warung Mie Ongklok Khas Wonosobo  dan membeli beberapa bungkus untuk oleh-oleh ibu dan Ajeng.
Dengan hari mulai gelap, perjalanan ke Secang pun tidak mudah karena banyak truk besar konvoi sepanjang jalan yang mau tidak mau karena masih long weekend jalanan macet, lambat merayap, tiarappp...
Karena itu pula rencana kami mampir Basecamp Sumbing Garung untuk cari emblem Pendakian Gunung Sumbing pun kami batalkan. Dan setelah sekitar 1 jam kami di jalan sambil ngobrol warawiri jam 7.30 kami sampai di Secang.


Sesuai kesepakatan awal saya dari secang ke Ungaran lanjut via Bis Umum, maka kami sama-sama nyari bis ke Ungaran. Rencananya kalau memungkinkan maka Rahmat dan Nur juga akan ikut via Bawen lanjut ke Solo. Akan tetapi Cuma ada satu bis yang antri, itupun penuh. Setelah nego, katanya bis berikutnya baru ada jam stengah 12 malam. Mau tidak mau saya terpaksa ikut itu bis, dan Puji Tuhan saya tidak harus lama berdiri karena orang yang paling deket dengan sayalah yang pertama kali turun..hahahaha…
Kebetulan saya bareng dengan pendaki lain yang dari besarnya tas yang dibawa, saya pikir dia naik ke Sumbing atau bahkan ke Slamet juga. Pada akhirnya karena kami turun ditempat yang sama, saya baru tau dia ternyata baru pulang dari Gunung Prau.


Jam 21.10 saya sampai dengan selamat hanya kurang PB saya yang ilang, Sehat dengan bonus keram dan pegal yang amat sangat, akhirnya sampai rumah..Agatha, istri saya dan Aro anak saya sudah tidur. Saya langsung masak air, sambil nunggu air mateng saya masak mie rebus, sesuatu yang sangat saya inginkan sejak di basecamp pagi tadi.. karena ternyata seharian tadi perut saya belum ada isi.  Sekitar jam 10 malam setelah saya mandi, saya cium istri saya dan kami tidur bertiga..dan sebagai catatan, selama beberapa kali saya mendaki baru kali ini saya disambut dengan manis oleh istri saya. HAHAHAHA…