Jumat, 21 Oktober 2016

GUNUNG SLAMET via BAMBANGAN - CATATAN PERJALANAN SARMILI MOUNTAIN MADNESS

MT SLAMET 3428 mdpl



LONG WEEKEND 5 – 8 Mei 2016, menjadi hari yang kami tunggu selama hampir 3 bulan sejak pendakian terakhir kami, SARMILI, ke Gunung Merbabu. Sejak kembali dari Merbabu memang kami sudah punya rencana untuk menghabiskan waktu libur yang panjang untuk kembali mendaki gunung yang belum pernah kami daki. Pada waktu itu, Gunung Semeru, Gunung Lawu dan Gunung Slamet yang menjadi opsi bagi kami. Sempat terpikirkan untuk mencoba ke Semeru walaupun mungkin tidak sampai ke puncak, tetapi pada waktu itu yang menjadi bayangan kami adalah cukup bila kami bisa ngecamp di Ranu Kumbolo. Saya sendiri karena terlalu bersemangat, bahkan sudah sempat coba untuk booking via Online di situs resminya TNBTS. Dan sialnya meski saat itu kuota pendaki tanggal 5 – 8 Mei masih kosong, tapi syarat yang rumit termasuk materai dan surat keterangan sehat dari dokter atau puskesmas sudah cukup bikin saya ngeper?!?Ditambah  waktu libur yang hanya 4 hari dan Senin kami harus kembali bekerja, akhirnya impian ke Semeru pun kami tunda.
Lawu dan Slamet yang akhirnya menjadi pertimbangan kami, dan setelah beberapa kali telfon temen-temen Jogja dan mereka yang pernah naik ke sana akhirnya kami putuskan, kami akan ke Mt Slamet.
Pertimbangan utamanya adalah 4 hari waktu kami, terlalu sayang kalau kami hanya ke Lawu, yang mungkin hanya perlu 2 hari.

Tidak banyak persiapan yang kami lakukan karena kesibukan kerja kami.. Pada awalnya, rencana kami berangkat maik Bus via Purwokerto, dengan pemikiran karena jarak yang lumayan jauh ( sekitar 200 km dari ungaran ), akan tetapi dengan saran dari teman-teman yang pernah ke Slamet, akan lebih mudah semuanya kalau kami bawa mobil sendiri.
Dan benar, Saya akhirnya berangkat hanya berdua dengan Anggi Mitun, yang memang dari awal ngebet pengen ke Slamet. Teman kami Akhjad tidak bisa ikut karena anaknya datang dari Purworejo, sedangkan Kelik lebih menikmati bisnis barunya Jualan Fried Chicken. Saat itu teman saya Adi dari Mijen juga sebenarnya berangkat hari itu juga, pernah saya tawarkan ke Anggi untuk bisa berangkat bareng, tapi karena saya malah ngerasa tidak nyaman akhirnya kami berangkat masing-masing, saya dan Anggi,  Adi dan teamnya berangkat sendiri.

Setelah semalaman packing dan bingung nyari Carrier sewaan, yang kebetulan semua rental di ungaran, 7 tempat  kosong semua, akhirnya Anggi dapat Carrier di daerah Tembalang, sementara saya belanja logistik.

Hari itu Rabu 4 Mei 2016, saya masih di rutinitas kerja seperti biasa. Semalam kami sepakati kalau hari itu saya yang masih harus kerja , akan ngambil cuti setengah hari, akan tetapi karena tugas saya masih banyak maka saya sampaikan ke Anggi untuk nunggu saya pulang kerja seperti biasa.
Sekitar jam 5 Sore kami siap berangkat, dan karena Ibu mertua Anggi sakit maka Ajeng dan Alisha sekalian di pulangkan ke Magelang. Kami berangkat dengan kondisi jalan lumayan macet, dan sampai di Magelang sekitar jam 8 malam. Setelah nganter keluarga, pamit ibu, kami berangkat jam 9.30 malam via Secang - Womosobo - Purbalingga. Sekitar jam 10.30 malam kami sampai di Alun-alun Temanggung, istirahat sebentar sambil beli rokok dan minuman yang masih kurang untuk bekal. Kami juga beli nasi + ayam goreng yang rencananya kami makan besok pagi start pendakian. Kami lanjut jalan lagi, dan berkat W*ZE  aplikasi GPS kami bisa sampai di Dusun Bambangan, kecamatan Kutabuwana, kabupaten Purbalingga sekitar jam 1  malam. Setelah proses simaksi dengan biaya 15 ribu per orang kami beli mie rebus dan kopi di depan Basecamp sambil nanya-nanya ke bapak penjualnya tentang Gunung Slamet. Setelah selesai makan dan simaksi, dan karena Basecamp saat itu penuh maka kami putuskan untuk tidur di mobil.

tiket pendakian

Pagi hari 5 Mei 2016, jam 7.30, kami sudah bangun,  siap untuk sarapan dan packing. Sekitar jam 8 kami sudah siap meluncur ke Gerbang Pendakian, sebelumnya kami check in lagi di Basecamp Pos Pemuda untuk ninggal KTP dan minta peta jalur pendakian. 

Jalur Pendakian, *Sumber : Google

Karena informasi dari petugas Basarnas di pos V ada mata air, maka kami putuskan 2 botol air mineral kami buang isinya untuk nanti diisi di pos V, sekalian biar lebih enteng tas kami.

Gerbang Pendakian Bambangan

Jam 8 kami start melewati Gerbang pendakian belok ke kanan menyusuri ladang sayuran penduduk..saat itu masih agak sepi di Pos Pemuda ( 1500 mdpl ), kata orang jalur dari Pondok Pemuda ke Pos I adalah jalur paling panjang, bahkan katanya setelah lewat Pos I 60% perjalanan ke puncak sudah terlewati. Sepanjang jalur ini didominasi oleh tanaman sayur penduduk, kentang dan sawi. Setelah sekitar satu jam perjalanan kami mulai masuk ke hutan cemara, pinus dan damar. Kondisi jalan masih berupa tanjakan ringan dan banyak bonus meski tipis-tipis. Akan tetapi jalur ini tidak terlindung dari matahari, beruntung saat itu matahari tidak terlalu terik.  Setelah melewati hutan pinus, kami beristirahat sejenak di sebuah lapangan yang cukup luas di sebelah kiri jalur pendakian. Karena beban Carrier masih full jadi saya harus melepas celana panjang yang udah basah keringat, Setelah beberapa tanjakan kami lalui sekitar jam 12 kami sampai di Pos I Gemirung ( 1937 mdpl ).

Di pos I ini penuh sesak dengan pendaki ( yang pada akhirnya kami tau saat turun ke basecamp,  ternyata kata petugas Basarnas di Pondok Pemuda, jumlah pendaki di long weekend kali ini lebih dari 3000 orang..wohhhhhh!! ).

Selain penuh sesak dengan pendaki, di Pos I ( dan sampai pos VII, kecuali pos IV ada penjual makanan di tiap pos pendakian ), saya masih ada uang 20 ribu, maka kami beli buah semangka dan jeruk @ 3000 rupiah. Di pos ini kami juga ketemu dengan 2 orang pendaki dari solo, kalau tidak salah namanya Rahmat dan Nur.  Setelah ngobrol kami coba menawarkan untuk besok pulang bisa bareng sama-sama kami, karena mobil juga cuma kami berdua. Mereka setuju dengan catatan kalau kita ketemu di Basecamp.
Sekitar jam 1.30, dengan cuaca sedikit mendung, ditambah dengan hutan yang cukup lebat..perjalanan dari pos I sampai pos VII menjadi lebih dingiin..
Sekitar satu jam kami berjalan, kami istirahat sambil menghabiskan sebatang rokok di sebuah area bonusan yang ternyata jarak dari situ ke pos II hanya tinggal 10 menit..

kami sampai di Pos 2, PONDOK WALANG ( 2256 mdpl ) yang tidak kalah ramainya dengan Pos I. Kami istirahat sekitar 15 menit, sementara kami istirahat, pendaki yang juga mau naik tidak ada putusnya.
Sekitar jam 1:30 siang kami start lagi ke Pos III. Jalan dari Pos II ke Pos III didominasi oleh tumbuhan Arbei Hutan yang cukup lebat, bahkan sampai menutupi beberapa spot jalur pendakian. Selain Arbei Hutan ada tumbuhan yang kalau orang Ungaran menyebutnya Lateng ( jelatang ). Tumbuhan ini daunnya berbulu lembut, dan kalau terkena kulit maka akan terasa panas dan gatal. Parahnya Lateng ini tumbuh hampir di sepanjang jalur menuju pos III, alhasil karena saya pakai celana pendek maka seluruh kaki saya terasa gatal pedihh.. alamakkkk!!! Ditambah dengan ramainya pendakian hari itu yang memaksa kami antre untuk naik. Macet pemirsaah..
Sementara kami nunggu macet nya reda, kami putuskan untuk makan siang dulu karena waktu juga udah lumayan sore, jam 2. Sementara kami makan, dua orang dari solo, Rahmat dan Nur menyusul kami dan sekalian mereka istirahat. Setelah kami selesai makan, kami langsung lanjut jalan lagi, kali ini Rahmat dan Nur berangkat duluan ke pos III. Dan bukannya tambah tenaga, habis makan malah perut yang melilit.

Break Makan

Pelan pelan sambil perut mulai terasa enakan, dan  setelah sekitar satu jam berjalan, jam 3 kami sampai di pos III, PONDOK CEMARA ( 2510 mdpl ). Kami tidak berhenti di Pos ini tapi langsung lanjut ke Pos IV. Pos III sendiri areanya cukup luas ditambah dengan adanya penjual makanan dan minuman. Meski tidak seramai pos II tetapi cukup banyak juga pendaki yang istirahat bahkan ngecamp di Pos ini.

Sekitar jam 4 sore kami sampai di Pos IV, Pos SAMARANTU ( 2688 mdpl ), yang adalah Pos legendaris, terkenal horor. bahkan di Peta yang kami dapat, tertulis peringatan untuk tidak mendirikan tenda disini.  Tapi ternyata saat kami sampai, Pos IV cukup ramai dengan beberapa tenda berdiri. Mungkin, mereka yang ngecamp disini sudah tau kondisi di Pos V sampai Pos VIII tidak ada cukup space buat ngecamp.
Setelah sekitar 10 menit kami istirahat, kami lanjut lagi jalan ke Pos V, dan jalan juga masih terus nanjak tanpa bonus..:)

Pos IV Samarantu

Tertolong dengan cuaca yang mendukung maka sekitar jam 5 sore kami sampai di POS V, SAMYANG RANGKAH ( 2795 mdpl ). Di Pos V ini ada sebuah bedeng dari seng untuk istirahat para pendaki, tapi karena long weekend dan peak season pendakian maka banyak warga setempat yang berjualan di masing masing Pos Pendakian, memanfaatkan Shelter dan bedeng yang ada. Disini juga menurut info ada mata air. Dari Pos ini kami ambil jalur yang kekiri kearah bawah, sekitar 10 menit kami sampai di mata air, meski harus pelan-pelan masukin air ke botol karena debit yang kecil.
Kami istirahat sekitar 20 menit sambil isi air dan juga bakar beberapa batang rokok.

Setengah jam kami berjalan, sekitar jam 6 sore kami sampai di POS VI SAMYANG KATEBONAN  ( 2909 mdpl ), disini ternyata sudah penuh dengan tenda pendaki, tanpa istirahat kami langsung ke Pos VII sesuai rencana di awal. Kami akan ngecamp minimal di Pos VII, karena kalau di bawah pos VII kata orang, banyak celeng yang sembarangan menghancurkan tenda dan logistik pendaki. Dengan semangat yang masih ada, kami bergerak ke POS VII, sempet kami bertemu dengan pendaki yang kebetulan juga nyari lokasi ngecamp. Dia sudah ngecek lokasi di Pos VIII, POS VII dan semuanya positip PENUH...
Karena hari juga sudah mulai gelap, kami putuskan untuk mencari area terdekat selama itu cukup untuk tenda kami. Akhirnya setelah sekitar 5 menit berjalan mendekati POS VII kami dapat satu area yang cukup untuk Dome 2P kami..Deal, kami segera bersihkan area dan bersiap bangun tenda. ANJRIIIIITTTTT…ternyata dipojokan area itu ada (maaf) bekas orang b*ker..keinjek lagi!!!hihihi..

Akhirnya kami timbun sambil meratakan area itu…sambil nunggu tenda berdiri Anggi masak mie rebus. Tenda pun siap dan mie rebus juga siap, jadilah kami makan. Oh iya kami dari rumah dibuatin Lontong dalam plastik, dan ini cukup membantu saat kami makan. Setelah makan, ganti pakaian, bongkar SB dan lain-lain, sekitar jam 7 malam, kami sudah bisa mulai istirahat,  saya bahkan bisa dengan pulas tidur sampai sekitar jam 2 dini hari. Sayangnya Anggi malam itu tidak bisa tidur karena ternyata posisi tenda kami agak kurang pas, dan dia kebetulan dapat posisi yang miring.

Jam 2 saya bangun, dan benerrrr banget kata orang.. MULES MENGALAHKAN MALES..saya pun harus nyari lokasi yang sekiranya aman dari mata pendaki yang summit, dan aman dari Celeng. Setelah itu saya masak air dan bikin kopi, sambil ngopi Anggi bangun dan langsung kami packing untuk Summit Attack. Barang-barang yang sekiranya bisa, kami tinggal. Selebihnya kami hanya bawa satu botol air 1,5 liter, 2 carrier kosong, dan senter. Carrier kami bawa karena takutnya kalau ditinggal akan lebih mudah buat mereka yang mau maling barang2 kami, seandainya pun ada.

Jam 3.20 kami start mulai jalan, dengan badan yang lumayan segar dan beban yang ringan, kami butuh setengah jam untuk sampai di POS VII  SAMYANG KENDHIT  ( 3040 mdpl ), di Pos ini penuh tenda pendaki, bahkan sampai jalan pendakian ada sebagian yang tertutup tenda.  Mulai pos VII jalur pendakian sudah lumayan terbuka dan rawan badai, tetapi tetep nanjak manis tanpa putus, tanpa bonus…

Sekitar setengah jam kemudian kami sudah sampai di POS VIII SAMYANG JAMPANG ( 3092 mdpl ), di pos ini tetap saja masih penuh tenda pendaki, dengan area yang lebih terbuka. Banyak Edelweis dan semak tumbuh disini.

Kami lanjut lagi menuju ke POS IX PLAWANGAN ( 3172 mdpl ). Pos ini sekalian sebagai batas vegetasi, karena mulai dari sini ke puncak kita akan melewati medan bebatuan khas gunung berapi. Dan benar saja, sepintas ratusan senter terlihat saling bersautan menuju ke Puncak Slamet. Dengan ratusan pendaki Summit bersama sama, sebenarnya akan sangat berbahaya ketika terjadi badai, akan tetapi walaupun malam itu kami harus antre naik ke Puncak tetapi Gunung Slamet sungguh ramah kepada kami. Beberapa kali sempat ada batu yang longsor akan tetapi tidak sampai terjadi hal buruk pada kami semua.

Summit Attack 

Setelah sekitar satu jam kami jalan melewati medan berbatu dan berpasir, Jam 4.55 tepat kami akhirnya sampai di patok dengan Bendera Merah Putih, Puncak Gunung Slamet, Titik Tertinggi di Jawa Tengah ( 3428 mdpl ).

Summiter

Karena di puncak begitu penuh dengan pendaki, maka kami hanya cari spot untuk sekedar berfoto sambil nunggu sunrise. Sebenarnya area puncak cukup luas, selain itu kalau kita mau lebih jauh jalan, masih ada puncak Patok Beton. Mungkin itu yang orang bilang puncak Surono. Memang ada beberapa pendaki yang rela turun mengarah ke kawah trus lanjut naik lagi di bukit sebelah untuk sampai kesana. Bagi kami, cukup untuk sampai di salah satu spot puncak Slamet, sudah sangat assoy..

Top of Central Java 3428 Masl

Hampir mungkin satu jam setengah kami habiskan di Puncak Slamet, kebetulan Rahmat dan Nur juga sudah sampai di puncak. Akhirnya kami putuskan untuk turun sambil masih tetap nyari spot cantik buat foto.

Garis pantai laut Utara Jawa

Sekitar jam 6.30 kami mulai jalan turun, dan dipunggungan bukit terakhir ke puncak kami bertemu dengan Team nya Adi yang ternyata baru attacking the summit. Ternyata mereka semalam ngecamp di pos 7, dan ternyata mereka kemalingan. Katanya kompor, termos dan sandal jepit mereka ilang.. apes dahhh..



Setelah basabasi, kami lanjut turun ke bawah. Dengan kondisi kaki yang masih kuat, seger dan bawaan yang ringan, tidak lama kami sampai di Pos IX, POS VII dan Pos VII. Sekitar 40 menit kami jalan, kami sudah sampai ditempat kami ngecamp.. dan langsung kami cek barang2 kami yang, Puji Tuhan lengkap, tidak ada yang hilang.
Setelah kami packing dan sarapan pagi, sekitar jam 7 kami langsung lanjut ke bawah dengan kaki yang masih kuat tanpa gemeteran. Pos VI, POS V kami lalui dengan keadaan full pendaki. Ramai setengah mati. Bahkan dibeberapa spot kami harus rela antre untuk gantian pakai jalan dengan pendaki yang baru naik.
Sekitar jam 9 kami sampai di Pos IV, kami sempatkan istirahat dan sekedar foto foto, ngerokok dan ngecek air kami yang hanya tinggal 1,5 botol.
9.30 kami start lagi jalan, dan sepanjang jalan turun hanya beberapa orang pendaki yang mendahului kami..kami pikir kamilah grup yang paling duluan turun. Dan kami membayangkan dengan banyaknya orang yang naik semalam dan saat itu masih belum turun, ditambah degan pendaki yang baru naik hari itu.. akan sangat penuh keadaan pos V ke atas. 
POS III masih ramai saat kami turun, kami memang sengaja untuk segera secepatnya sampai ke basecamp dan istirahat disana..dan setelah sekitar 40 menit kami jalan, kami sampai di POS II yang penuhnya keterlaluan..!! Makin keheranan saja kami, karena selama kami mendaki gunung, baru kali ini kami temui keramaian seperti ini. Di POS II kami, saya masih belum terlalu payah..kaki saya masih kuat meski terasa panas di telapak kaki..
Karena di POS II terlalu penuh maka kami istirahat sedikit dibawah POS II..disitu saya ngomong ke Anggi kalau kaki saya masih kuat tanpa gemetar atau apapun, kaki saya kuat.
Baru kira kira 20 meter saya jalan, di area bonus datar..saya ngerasa kaki saya tiba tiba gemeteran, dengkul saya serasa mau lepas..saya pikir mungkin karena terlalu lama istirahat. 

Dan benar saja, dari lepas pos II sampai POS I menjadi siksaan bagi saya. Anggi terpaksa saya suruh untuk jalan duluan ke pos I. Saya dengan sangat payah, ditambah kaki gatal-gatal kena Jelatang, beban juga masih lumayan berat..hanya bisa sekedar jalan tidak tau kapan sampai Pos I. Itu masih ditambah kami harus antri bergantian dengan pendaki yang naik, yang sekali lagi tanpa putus. Sekitar jam 11 saya baru sampai di POS I yang juga penuh!! Sambil nyari Anggi yang ternyata istirahat 5 menit jalan di bawah Pos I. Kami pun beristirahat disana sambil nunggu Rahmat dan Nur dibelakang.
Setelah semua kumpul, 20 menit kami istirahat, kami lanjut lagi ke bawah dengan kaki yang semakin payah..masih saja kami temui pendaki yang naik di sepanjang jalan Pos I ke Basecamp. Bahkan saat kami sampai Basecamp, disana masih banyak rombongan pendaki yang baru start registrasi..
Dari Pos I kami melewati hutan pinus, kawasan kebun penduduk dan baru mendekat ke pemukiman warga. Beberapa kali kami berpapasan dengan pendaki dan kami ceritakan keadaan diatas sampai ke Puncak, kebanyakan dari mereka seakan tidak percaya dengan banyaknya pendaki yang naik weekend itu. Kami hanya berpesan untuk segera cari pos untuk mendirikan tenda.
Jam 1 siang tepat, kami sampai di Pondok Pemuda dan langsung buang sampah kami, ambil KTP dan kembali ke Basecamp untuk istirahat.
10 menit kemudian, bresss.. HUJAN TURUN. sungguh Slamet begitu ramah kepada kami, Tuhan begitu baik kepada kami. Kami hanya bisa mendoakan untuk pendaki yang masih di atas agar mendapat perlindungan.
Sampai di Basecamp Anggi dan Nur langsung makan, sementara Rahmat mencoba untuk bisa tidur. Saya sendiri menghabiskan waktu itu untuk transfer foto dari HP Anggi. Setelah makan, Anggi pun menyusul kami untuk tidur. Rencana kami tidur sampai jam 5 sore baru kami akan pulang. Tapi karena suasana yang terlalu ramai, Anggi ngajak kami untuk sekalian pulang saja, kalaupun ngantuk, nanti bisa istirahat dijalan.

Jam 2 siang kami start dari Bambangan via  Purbalingga Kota, Banjarnegara, Wonosobo, Temanggung, Parakan dan Secang. Sepanjang jalan kami ngobrol tidak jauh dari pendakian..Hujan mengiringi kami melewati perbatasan Wonosobo - Banjarnegara.
Sekitar jam 6 kami sampai di Wonosobo, kami berhenti di sebuah warung Mie Ongklok Khas Wonosobo  dan membeli beberapa bungkus untuk oleh-oleh ibu dan Ajeng.
Dengan hari mulai gelap, perjalanan ke Secang pun tidak mudah karena banyak truk besar konvoi sepanjang jalan yang mau tidak mau karena masih long weekend jalanan macet, lambat merayap, tiarappp...
Karena itu pula rencana kami mampir Basecamp Sumbing Garung untuk cari emblem Pendakian Gunung Sumbing pun kami batalkan. Dan setelah sekitar 1 jam kami di jalan sambil ngobrol warawiri jam 7.30 kami sampai di Secang.


Sesuai kesepakatan awal saya dari secang ke Ungaran lanjut via Bis Umum, maka kami sama-sama nyari bis ke Ungaran. Rencananya kalau memungkinkan maka Rahmat dan Nur juga akan ikut via Bawen lanjut ke Solo. Akan tetapi Cuma ada satu bis yang antri, itupun penuh. Setelah nego, katanya bis berikutnya baru ada jam stengah 12 malam. Mau tidak mau saya terpaksa ikut itu bis, dan Puji Tuhan saya tidak harus lama berdiri karena orang yang paling deket dengan sayalah yang pertama kali turun..hahahaha…
Kebetulan saya bareng dengan pendaki lain yang dari besarnya tas yang dibawa, saya pikir dia naik ke Sumbing atau bahkan ke Slamet juga. Pada akhirnya karena kami turun ditempat yang sama, saya baru tau dia ternyata baru pulang dari Gunung Prau.


Jam 21.10 saya sampai dengan selamat hanya kurang PB saya yang ilang, Sehat dengan bonus keram dan pegal yang amat sangat, akhirnya sampai rumah..Agatha, istri saya dan Aro anak saya sudah tidur. Saya langsung masak air, sambil nunggu air mateng saya masak mie rebus, sesuatu yang sangat saya inginkan sejak di basecamp pagi tadi.. karena ternyata seharian tadi perut saya belum ada isi.  Sekitar jam 10 malam setelah saya mandi, saya cium istri saya dan kami tidur bertiga..dan sebagai catatan, selama beberapa kali saya mendaki baru kali ini saya disambut dengan manis oleh istri saya. HAHAHAHA…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar