Kamis, 03 Januari 2019

MERAUNG DI PUNCAK SEJATI - GUNUNG RAUNG 3344 Mdpl

View trek pendakian dari bawah Puncak Tusuk Gigi




..Naik, Naik ke Puncak Raung..
  Tinggi Tinggi sekali..

..Kiri kanan Kulihat saja..

  Banyak Jurang menganga..aa..aaa..!!!!


KEJAM . . ! !
Satu kata untuk menggambarkan perjalanan kami ke Gunung Raung. Segala emosi dan geregetan tercampur sempurna dengan kebanggaan dan sukacita..

Gunung Raung adalah gunung berapi kerucut aktif ( stratovolcano type ) yang berada dalam jajaran pegunungan Ijen. Secara administrasi, Raung berada di wilayah Besuki yang meliputi Kabupaten Banyuwangi, Bondowoso dan Jember. 
Gunung Raung memiliki puncak tertinggi dari jajaran Pegunungan Ijen, Puncak Sejati - 3344 mdpl. Raung juga memiliki kaldera kering terbesar di Jawa dan kedua terbesar di Indonesia setelah Gunung Tambora. Selain itu, Raung, Puncak Tertinggi ke 4 Jawa, terkenal sebagai gunung dengan trek pendakian tersulit se Jawa. 
Gunung yang terkenal akan raungannya ini terakhir meletus pada Juli 2015. Bertipe letusan Strommbolian, letusannya kecil tetapi terus menerus meraung-raung berpijar.

Sebelumnya, sempet heboh panjaaang kayak drakor..
Akhirnya Ester, Rizky dan Saya sepakat, 28 Desember 2018 naik ke Gunung Raung. Dengan gambaran dari internet tentang ekstrimnya jalur Kalibaru, kami semakin tidak sabar untuk segera berangkat.

Deal, kami sepakat dengan paket dari Raung Camp ( ig: @raungcamp ), perkepala 650K ( Simaksi + Kopi raung / Gelas Raung + Guide + Alat climbing & Safety + ojeg 4 X + Makan 2X + Sertifikat Pendakian ).

Sebelum berangkat kami menyiapkan syarat-syarat utama yang diwajibkan untuk pendakian Gunung Raung:

1. Foto kopi KTP ( ID )
2. Surat Sehat ( bisa diperoleh di Basecamp @ 30K )

Akhirnya hari itu, Rabu 26 Desember, kami hampir ketinggalan KA Gaya Baru Malam I, ( Lempuyangan - Gubeng )karena pas jam-nya kereta dateng kami masih stuck kejebak macet dijalan, belum lagi masih  harus cetak tiket online. Sport jantung pasti, sampai pucet. Tapi semua lancar sampai kami tiba di Stasiun Kalibaru setelah 14 jam di kereta ( transit Surabaya via KA. Probowangi ).


Stasiun Gubeng Surabaya

Di pintu kedatangan Stasiun, kami sudah disambut ojeg yang heboh bak menyambut haji baru balik dari Mekkah. Dan langsung, kami diantar ke Basecamp Cak Coy / Pak Aldi. Disana kami didata dan disambut dengan baik. Satu-satu kami dikenalkan ke Guide yang akan mendampingi kami esok. Mas Nugie, Mas Syarif, Mas Conang, Cak Aldi, Mas Daifi dan Guide Team kami Mas Upik.


 Sekretariat Pendakian Gunung Raung Wonorejo, Kalibaru

The A Team - Red Helmet

Basecamp Cak Coy / Pak Aldi



Jumat, 28 Desember 2018

Esoknya, pagi jam 5 kami sudah bangun, persiapan. 
Sekitar jam 7,00, setelah briefing di Sekretariat pendakian, kami langsung diantar ojeg meluncur ke Pos 1 Pondok Kopi Pak Sunarya.
Sekitar 40 orang rombongan dari Raung Camp berangkat bareng. Sekitar 30 menit kami naik ojeg mengarah ke Pos 1 Pondok Kopi Pak Sunarya. 


Map Pendakian Gn. Raung Via Wonorejo, Kalibaru

Pondok Kopi Pos 1 - Camp 2 ( 2 jam )
Perjalanan dimulai dengan menyusuri jalan yang tidak terlalu menanjak membelah kebun kopi dan kakau milik perhutani. Jalur dari Pos 1 sampai Camp 4 tidak terlalu berat, namun sangat melelahkan mengingat jaraknya yang lumayan.
40 menit berikutnya terdapat shelter yang bisa untuk berteduh, kami menyebutnya Pondok Seng.

Melewati pinggiran hutan dengan pohon pohon besar, kami sampai di Camp 2 di ketinggian 1432 mdpl sekitar jam 08.10. Camp ini bisa menampung hingga 13 tenda.

Camp 2 - Camp 3 ( 2,5 jam )
Perjalanan menuju Camp 3 masih dengan trek sama, hanya lebih jauh masuk ke dalam hutan yang lebih rapat. 
Perlu diwaspadai serangan senyap dari pacet and the genk. Tau-tau udah pada gendud kekenyangan darah.
Perjalanan kami tempuh selama sekitar 2,5 jam sampai sekitar jam 10.30 kami istirahat di Camp 3 di ketinggian 1656 mdpl.

Camp 3 - Camp 4 ( 1 jam )
Setelah 5 menit break, kami lanjutkan kembali meyusuri hutan gunung Raung. Trek yang masih relatif ringan dan cuaca yang tidak terlalu panas sangat meringankan beban carrier di punggung.
Jam 11.30 tepat kami sampai di Camp 4 di ketinggian 1856 mdpl. Kami istirahat sambil makan siang, dari Basecamp kami sengaja bawa bekal nasi rames.

Sambil becanda kami coba saling mengenal. Team kami, Team A, helm merah, 5 orang. Tambahan anak-bapak Mas Yoga dan Pak Surasyono (61) dari Bandung. Beruntung kami dikasih guide terbaik; Mas Upik, @marcelopek12.

Camp 4 - Camp 5 ( 1 jam 10 menit )
Jalur pendakian mulai lepas dari pekatnya hutan, meski pohon masih horor gede-gede. Trek juga sudah mulai bikin lemes dengkul. Jarak 700 meter ke Camp 5 kami tempuh sekitar 1 jam. 
Jam 13.15 kami baru sampai di Camp 5 di ketinggian 2115 mdpl.

Camp 5 - Camp 6 ( 1 jam 15 menit )
Trek semakin menanjak, dengan di beberapa titik sudah dipasang tali sebagai bantuan saat licin. Pohon semakin berukuran kecil. Setelah sekitar satu jam 15 menit kami sampai di Camp 6 di ketinggian 2285 mdpl. 

Camp 6 - Camp 7 ( 2 jam )
Dari Camp 6, trek semakin menanjak dan mulai tanpa bonus. Setelah melewati 2 Camp bayangan, jam 16.30 kami baru sampai di Camp 7 di ketinggian 2585 mdpl. 

Area Camp 7 cukup luas bisa menampung sampai 25 tenda. Disana juga sudah ada Pondok Rasta untuk sekedar ngobrol dan Toilet kering.
Cukup nyaman dan aman untuk ngecamp. Karena tenda kami sudah disiapkan guide, kami tinggal bongkar carrier dan masak.

Camp 7

Diluar, sunset cantik dengan background Argopuro dan bedak lautan awan terhampar. Tanpa kami sadari, bibit badai hujan sedang berkumpul terbentuk di atas sana, mengintai kami. 
Sampai 6 jam berikutnya bener-bener menghantam tenda kami. Rencana jam 1 tepat untuk summit pun harus dipending sampai badai berhenti.



Sunset di Camp 7


Sabtu, 29 Desember 2018

Camp 7 - Camp 8 ( 1 jam )
Jam 6 tepat, matahari mulai mengusir kabut dan badai. Cak Aldi mengarahkan kami untuk berangkat menuju Camp 8 yang berjarak 800 meter. Carrier dan barang yang tidak dibutuhkan kami tinggal di tenda. Satu jam tepat kami berjalan menyusuri punggungan jurang mengarah ke Camp 8. Dibeberapa titik kami tepat melewati bibir jurang. Ngeringeri sedap, ditemani dengan kabut yang sarat air. 
Kami sampai di Camp 8 di ketinggian 2876 mdpl tepat jam 7.10.

Camp 8 - Camp 9 ( 45 Menit )
Jarak ke Camp 9 hanya sekitar 400 meter dengan trek yang lumayan nanjak. Tanpa carrier kami butuh sekitar 45 menit untuk mencapai Camp 9 di ketinggian 3023 mdpl.
Di sini kita wajib pakai helm safety, safety harness dan carrabiner. Jarak ke Puncak sejati sekitar 1 km dengan trek ekstrim asik.

Untuk tali carmantel, Webbing, Carrabiner, Figure 8, Harness, Jumar sudah disiapkan guide. Helm juga sudah dibagi rata berdasar kelompok warna di basecamp untuk dibawa masing-masing.

Camp 9 - Puncak Bendera 3159 Mdpl  ( 15 menit )




Naik dikit ke atas melewati batas vegetasi dan jalur telanjang kami sampai di Puncak 1 Bendera di ketinggian 3159 mdpl. Yang ditandai dengan tumpukan batu penahan tiang bendera. Dari puncak Bendera samar-samar terlihat trek yang harus dilewati. Tanpa pohon pelindung dan bahkan jalur telanjang kiri kanan jurang yang tak terlihat dasarnya.

Puncak Bendera - Puncak Sejati ( 2 jam 45 menit )

Lepas dari Puncak Bendera, ditemani angin berkabut dengan jalur sedikit mengarah turun dan relatif datar. Sebelah kiri dan kanan bener-bener jurang asli. Hingga kami sampai di titik paling ekstrim yang mengharuskan kita melipir jurang untuk kemudian scrambling manjat ke atas tebing, tingginya sekitar 4 meter. Asli mantap..

Mulai dari sini sudah harus menggunakan beberapa teknik pendakian: Single-Rope Technique; Belaying, Ascending, Rapeling ( Descending ) dan Moving together.


Merayapi Tebing


Titik Ekstrim 1




 Jalur mengarah ke Jembatan Shirotol Mustaqiim

Rapeling turun dari ujung Jembatan Shirotol Mustaqiim 


Rapeling turun jalur Shirotol Mustaqiim


Mas Upik sengaja ngasih helm kita warna Merah ternyata ada poin nya. Kami dikategorikan grup 'VIP', yang dianggap perlu prioritas. Sesuai standar warna helm di SAR. Biarpun kami paling akhir sampai di tebing, kamilah yang pertama dikasih kesempatan untuk manjat ke atas. Yang lain, helm kuning, putih terpaksa harus rela kasih jalur. hihihi..

Dari titik tersebut sebenernya kami harus melewati Puncak 17 (3142 mdpl ), tapi karena jalur sudah tidak layak, maka guide mengarahkan kami untuk motong jalur melipir punggungan Puncak 17. Hingga sampailah kami di titik kritis ke 2, Jembatan Shirotol Mustaqiim yang melegenda di Gunung Raung. Diujung jembatan ini kami harus rapeling lagi untuk turun tebing curam.


Melawan Panik Acrophobia..



Jembatan Shirotol Mustaqiim

 Salah satu titik jalur paling tipis di Jembatan Shirotol Mustaqiim


Kami lanjut dengan menuruni bibir jurang untuk pindah ke punggung bukit yang lain mengarah ke Puncak Tusuk Gigi.

Mulai dari sini, trek yang tadinya tanah halus berganti dengan bongkahan batuan besar berserakan. Satu jam kedepan kami harus berjuang naik bukit dengan kemiringan yang cukup curam. Terus berusaha naik dengan mengikuti arahan Mas Upik dan mengikuti patok bendera penanda jalur, akhirnya kami sampai di bawah Puncak Tusuk Gigi. Kami hanya melipir di bawahnya sebelum kami harus memanjat tebing terakhir sebelum area puncak Sejati. 


 View Puncak Tusuk Gigi

 View Puncak Tusuk Gigi

 View Puncak Tusuk Gigi

Merayap naik di tebing terakhir sebelum Puncak Sejati


10 Menit kemudian kami sudah sampai di Puncak Sejati Gunung Raung, 3344 mdpl, titik tertinggi ke 4 di Pulau Jawa.
Sahh..Pesona Raung adalah kengerian yang sebenarnya!!!

Bangga dan bahagia terhambur dari hati kami. Saling berpelukan dan bahkan Ester beneran nangis. 

Terimakasih Mas Upik, dan guide lain dari Raung Camp.

Tapi karena masih kabut, kaldera Raung seakan berganti dengan tembok putih tebal. Sekitar setengah jam kami tunggu tapi tetep masih putih, maka jam 12.20 kami putuskan untuk turun.


Consider it done!

 Raung Camp Warrior 28 - 30 Dec 2018

 With the bravest and craziest emak-emak..

 Background tembok tetangga.. 

 The 'A' team, Formasi Lengkap

Summit, Sejati Peak, Alt: 3344 masl


Puncak Sejati - Camp 7 - Basecamp
Kami turun dengan perasaan puas bisa sampai Puncak Sejati yang konon memiliki trek ter ekstrim se Jawa. Sedikit penyesalan hanya karena tidak bisa melihat kaldera Raung yang sepenuhnya ketutup kabut. Dengan penuh syukur kami berjalan mantap mengarah ke Camp 7. Kami sampai di Camp 7 sekitar jam 16.30.


 Melangkahi Jurang di Puncak Tusuk Gigi

View trek di bawah Puncak 17, arah turun

Saat itu kami putuskan untuk langsung turun ke Basecamp daripada ngecamp semalam lagi sesuai jadwal trip. Awalnya hanya kami bertiga, tapi ternyata ada beberapa orang yang bergabung. Total kami ber-12 turun ke Basecamp. Karena itu dari Raung Camp pun ngasih kami guide untuk menemani kami, Mas Conang.

Setelah makan sore dan bongkar tenda, jam 18.10 kami start turun.
Melawan kaki dan pundak yang mulai sakit ditambah capek yang juga ikutan ekstrim. Saya ikut-ikutan mau nangis geregetan karena Camp I Pondok Kopi Pak Sunarya terasa begitu jauh dari Camp 2. Jalan seakan tidak ada habisnya, muter-muter aja. 


Sudah hampir 20 jam kami berjalan dari Camp 7 - Summit - Camp 7 -  mengarah ke Camp 1


Ditambah lagi dengan gerimis, baru sekitar jam 1.00 kami sampai di Pondok Kopi Pak Sunarya. Ojeg sudah menunggu dan langsung mengantar kami ke Basecamp


Sertifikat Pendakian Gunung Raung

Satu lagi yang paling ekstrim, ban belakang motor ojeg saya ternyata kempis. Tapi si bapak ojeg dengan pede tetep hajar jalan rusak sampai Basecamp. Ndak tau gimana pelang bannya, ndak tega saya mau lihat.

Setengah dua pagi, kami baru sampai di Basecamp. Basecamp masih tutup dengan kondisi mati lampu ( sampai besok jam 11 siang ). Untung masih ada bapak-bapak yang ronda, jadi bisa langsung pesen air panas, mandi, tewassss gaes!!

Paginya 30 Desember, kami masih sempat nyuci pakaian kotor dan sepatu kami sampai kering. Karena kereta kami masih besok nya, 31 Januari.
Seharian cuma makan dan tidur untuk pemulihan.


BACK TO JOGJAA:
Hari Senin, 31 Desember kami start jam 6.00 pagi dianter ojeg ke Stasiun Kalibaru. Kereta kami berangkat jam 7.55 langsung Jogja tanpa transit, 12 jam.
Jam 19.22 tepat kami sampai di Lempuyangan, YK dengan KA Sritanjung.

Biaya paket pendakian kami serasa tidak berarti dengan pelayanan dan pengalaman yang kami dapatkan. Terimakasih RAUNG CAMP..



Sudah Tamfan, di Stasiun New River


Itinerarry:
Lempuyangan - Gubeng : 5 hrs ( KA. GAya Baru Malam I, Dept: 19.30)
Gubeng - Kalibaru    : 5 hrs ( KA. Probowangi, Dept : 04.50 )

Kalibaru - Lempuyangan : 12 hrs ( KA. Sri Tanjung, Dept : 7.50 )


Ascend:

Basecamp - Sekre Raung : 15 mnts ( by Ojeg )
Briefing               : 15 mnts
Sekre - Pondok Kopi    : 30 mnts ( by ojeg )
Pondok Kopi - Camp 2   : 2 hrs 
Camp 2 - Camp 3        : 2.5 hrs
Camp 3 - Camp 4        : 1 hr
Camp 4 - Camp 5        : 1 hr 10 mnts
Camp 5 - Camp 6        : 1 hr 15 mnts
Camp 6 - Camp 7        : 2 hrs

      -----NIGHTCAMP------ 

Camp 7 - Camp 8        : 1 hr
Camp 8 - Camp 9        : 45 mts
Camp 9 - Puncak Bendera: 15 mnts
P. Bendera - P. Sejati : 2 hrs 45 mnts

Descend:

Sejati Peak - Camp 7   : 4 hrs
Camp 7 - Basecamp      : 6 hrs 30 mnts ( Night walk )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar