*dear Aro..maafin bapak ya broo, ninggalin kamu naik gunung lagi..
gara-gara om Akhjad broo..☺
gara-gara om Akhjad broo..☺
2931 Mdpl
New Selo
25 – 26 Maret 2017
Hai Merbabu..mmuuuaahhh
Sabtu, 17 Maret 2017
Setelah sekitar dua bulan pendakian terakhir, dan kebetulan besok seminggu lagi, tanggal 28 Maret 2017 adalah hari kecepit Nasional, satu hal yang ada di kepala... NAIK GUNUNG!!! Belum ada bayangan kemana, yang jelas udah gatel aja pengen naik gunung..Kebetulan saat itu pas bapak-bapak kumpul di rumah saya, nggak tau apa yang jadi pertimbangan, tiba-tiba saya kepikiran ke Merapi. Tahun 2010 pernah saya naik kesana, tapi karena jetlag mudik dari Balikpapan, saya gagal muncak. Singkat cerita, karena Anggi sering ngeles kalau diajak ke Merapi, maka saya hanya kontak mas Hari dan Akhjad.
Oke, sampai hari jumat, saya dealkan briefing ke Akhjad dan Mas Hari teknis untuk besok. Setelah belanja logistik dan sewa alat-alat, Akhjad pulang ke Purworejo nganterin Mbak Yani, istrinya.
Setelah sekitar dua bulan pendakian terakhir, dan kebetulan besok seminggu lagi, tanggal 28 Maret 2017 adalah hari kecepit Nasional, satu hal yang ada di kepala... NAIK GUNUNG!!! Belum ada bayangan kemana, yang jelas udah gatel aja pengen naik gunung..Kebetulan saat itu pas bapak-bapak kumpul di rumah saya, nggak tau apa yang jadi pertimbangan, tiba-tiba saya kepikiran ke Merapi. Tahun 2010 pernah saya naik kesana, tapi karena jetlag mudik dari Balikpapan, saya gagal muncak. Singkat cerita, karena Anggi sering ngeles kalau diajak ke Merapi, maka saya hanya kontak mas Hari dan Akhjad.
Oke, sampai hari jumat, saya dealkan briefing ke Akhjad dan Mas Hari teknis untuk besok. Setelah belanja logistik dan sewa alat-alat, Akhjad pulang ke Purworejo nganterin Mbak Yani, istrinya.
Merapi.. seperti kita
tau adalah salah satu gunung berapi paling aktif di Indonesia. Berada di perbatasan
Jawa Tengah dan Yogyakarta, berdampingan dengan Gunung Merbabu. Ketinggian Gunung merapi setelah letusan tahun 2010 ( sesuai dengan literatur yang pernah saya baca ) sekitar 2931 mdpl. Ada beberapa jalur pendakian Gunung
Merapi, dan yang paling mainstream dikunjungi adalah jalur via Basecamp Barameru, Desa
Telogolele, Boyolali. Lokasi ini juga tidak begitu jauh dengan Basecamp
Pendakian Gunung Merbabu via Selo.
Tidak adanya sumber air jadi satu peringatan untuk kita agar menyiapkan bekal
air yang cukup. Sebagai informasi, saat ini pendakian hanya boleh dilakukan
sampai di Pasar Bubrah.
Sabtu, 25 Maret 2017
Pagi, saya dan mas
Hari packing sekitar jam 9 pagi.
Rencananya dari Purworejo, Akhjad akan langsung ke Sarmili untuk kemudian
berangkat bareng. Jam 10 kami sudah selesai packing
dan mandi, siap berangkat tinggal nunggu Akhjad. Setelah semua komplit dan
Akhjad sudah merapat, jam 12.30 kami berangkat ke Selo. Cuaca saat itu 80%
pasti akan hujan, tetapi yakiin aman. Kami berangkat lewat jalur Salatiga –
Kopeng – Ketep Pass - Selo ( 72 km ).
Benar saja, begitu kami sampai di gerbang Kota Salatiga, hujan deras pun
turun. Kami terpaksa break. Sekitar
satu jam hujan deras, kami berteduh di pinggir jalan sambil nahan lapar karena
belum sarapan. Setelah agak reda kami paksakan untuk lanjut pelan-pelan. Hingga
sekitar satu jam berikutnya sekitar jam 15.30 kami sampai di Basecamp Barameru, Desa Telogolele,
Selo, Boyolali. Saat itu masih gerimis, dan kondisi Basecamp Barameru sangat penuh. Sambil nunggu tempat agak lega,
saya ngurus Simaksi dan dilanjut makan.
Bertiga, kami habis 62 ribu untuk ijin dan tambah lagi 5 ribu untuk parkir 1 motor. it's oke
sih, cuma petugas loket yang kurang simpatik aja yang bikin males..
Saat itu Anggi nelfon, katanya mau nyusul..alamakkk,
dipikir-pikir, mungkin baru jam 7 malem dia sampe sini. Lama kami tunggu kabar, ternyata dia galau
juga, kami tinggal naik..hahaha!!! Yakkk, ngeper
juga…
akhirnya kami lanjut untuk packing. Dan tepat jam 17.30 kami start.
akhirnya kami lanjut untuk packing. Dan tepat jam 17.30 kami start.
start pendakian
Basecamp Barameru -
Area Parkir New Selo ( 30 Menit )
Trek awal pendakian dari Basecamp
Barameru ke Parkiran New Selo berupa
jalan aspal kampung, sempit tapi cukup ramai. Dengan trek menanjak, cukuplah
untuk pemanasan kami saat itu. Sejenak terlintas kenangan 2010, tetep masih sama..tanjakan ngeri-ngeri sedap sepanjang jalur..
Karena saat itu belum gelap, terlihat Gunung Merbabu begitu cantik nan angkuh tepat didepan kami dengan jalur pendakian yang lumayan jelas terlihat. Cukup keren view Merbabu dari sini. Dari sini juga kita bisa melihat bukit pertama Merapi yang nanti harus kami lewati.
Karena saat itu belum gelap, terlihat Gunung Merbabu begitu cantik nan angkuh tepat didepan kami dengan jalur pendakian yang lumayan jelas terlihat. Cukup keren view Merbabu dari sini. Dari sini juga kita bisa melihat bukit pertama Merapi yang nanti harus kami lewati.
Tepat jam 18.00 kami sampai di parkiran New Selo dengan deretan warung yang masih buka, dan beberapa mobil
terparkir disana. Bukan mobil saya..
New Selo
Parkiran New Selo -
Pos Gerbang Taman Nasional ( 2072 mdpl )
Tanpa istirahat, kami lanjut jalan. Mas Hari dan Akhjad
langsung panas, leading di depan.
Sementara saya masih harus menyesuaikan nafas yang mulai berat. Dari
sini trek berupa tanjakan melewati ladang penduduk dengan beberapa bagian
sudah di paving dilanjut trek tanah solid menanjak. Saya yang masih kepayahan hanya bisa jalan pelan mencoba mengimbangi
mereka berdua. Beberapa rombongan kami lewati, dan setelah sekitar 1 jam tepat, terdengar sayup-sayup Adzan Isya', tepat saat itu juga kami sampai di Gerbang Taman Nasional
Gunung Merapi. Sudah ada bangunan pos semi permanen, cukup luas untuk
beristirahat. Sambil ngejar nafas, kami habiskan satu batang rokok. Cuaca saat
itu, kilat mulai kelap-kelip. Ngalamat..
Pos Gerbang Taman
Nasional - Pos I Watu Belah ( 2302 Mdpl )
Setelah Adzan selesai, kami berangkat menuju pos I, gelap dan tanjakan
terjal mulai mewarnai cerita kami. Kaki dan nafas saya sudah bisa mengimbangi
Akhjad dan mas Hari, sendirian saya leading
didepan. Beberapa kali saya break untuk
menunggu mereka, kebetulan kami bareng sama adek-adek gemes Mapala dari
Semarang. Mumpung sudah panas, saya terus leading
didepan. Lagi-lagi karena salah ambil jalur ke arah kanan, alhasil sempat nyasar ke
jalur buntu. Setelah kembali ke jalan yang benar, ternyata rombongan
sebelumnya yang tadinya jauh dibelakang sudah ada tepat dibelakang kami. Sekitar satu jam kami jalan, akhirnya
kami istirahat di Puncak bukit yang cukup terlindung meskipun dengan hembusan angin yang cukup kencang karena kanan kirinya jurang.
Kami break sambil gantian bawa carrier dan bakar rokok; dua barang yang sama-sama jadi candu untuk saya.
Kami jalan lagi, hanya sekitar 10 menit kami sudah sampai di POS I Watu Belah. Penuh pendaki dan tenda. Karena sudah cukup break nya, kami langsung lanjut ke Pos 2.
Pos I – Pos II ( 2534
Mdpl )
Jalur tanjakan terjal berbatu mulai menantang kami, tanjakan yang sungguh menguras mental dan tenaga. Saya
kali ini kebagian bawa tas kecil dan daypack, ultralight hiking, sementara mas Hari dan Akhjad bawa carrier. Ringan langkah kaki dan
nafas saya. Posisi masih leading didepan tapi dengan jarak yang rapat. Kebetulan senter mas Hari mati, jadi terpaksa pake flash hp. Sekitar satu jam menderita di
jalur ini, hujan seolah nggak mau ketinggalan ngerjain kami. Awalnya kami kira
hanya air yang kebawa kabut, tapi lama-lama makin deras. Tepat sebelum
benar-benar deras kami sudah siap dengan jas hujan yang sudah terpakai. Kami jalan
pelan-pelan berharap hujannya becandaan aja..
Lanjut kami jalan,
sesuai rencana kami akan mencoba ke Pasar Bubrah untuk ngecamp disana. Tapi 15 menit kami jalan, Akhjad sudah kepayahan dadanya sesak dan
ditambah gerimis yang masih jatuh, kami putuskan untuk nyari lokasi ngecamp sambil jalan.
Setelah dapat lokasi, sempit dan agak miring, tapi yang penting muat untuk dome kami kapasitas 3 orang. Sambil keburu
hujan datang lagi, ikat sana ikat sini.. dome is ready!!
Saat itu kami
langsung bongkar logistik. 5 menit kemudian teh manis, kopi item dan energ*n
siap. Kebetulan dari
rumah, istri saya, Agatha, emaknya Aro..nyiapin nasi dan dijalan tadi sempet beli tahu krispy sama krupuk. Sambil
ngopi, kami masak mie instan yang juga langsung siap dalam hitungan menit. Kenyang,
badan udah di dalem sleeping bag, kebal-kebul
isep rokok, diluar tenda hujan..surga duniaahh!!!
Tepat jam 23.00 kami
sudah siap balapan tidur, Puji Tuhan.. meski hujan, malam ini Merapi asik..
kami tidur tanpa gerah sampai pagi..
Minggu 26 Maret 2017
Jam 5.30 kami sudah
bangun..males karena terlalu pules, tapi akhirnya..mules!!
As always, mules mengalahkan males..!!terpaksa sambil basah-basahan embun dan
hujan cari lokasi bombing..
Sementara mas Hari
dan Akhjad nyaipin sarapan + anget-anget dan packing
untuk summit. Jam 6 baru kami tekatin
untuk naik. Tenda kami tinggal dengan hanya bekal air dan barang-barang yang
sekiranya berharga. Positip..pagi ini nggak ada sunrise..kabut mesra dan gerimis tipis sepanjang jalur.
Sekitar 10 menit kami
jalan, kami sampai di Pos 2. Kami langsung menuju ke Pasar Bubrah. Cerita
sebenarnya baru dimulai..
Area Watu Gajah
Pos II – Pasar Bubrah ( 2896 Mdpl )
Dengan semangat ngatttt, kami
lewati pos II yang bertaburan warna-warni tenda pendaki. Cukup banyak juga ternyata, pendaki
Merapi hari itu. Mungkin karena sepikiran dengan kami – long weekend + cuti bersama. Jalur tanjakan batu semakin curam dan
dibeberapa titik memaksa kami harus manjat, hidung ketemu dengkul.. menjadi jalan yang kami lewati. Sekitar 30 menit
berselang kami sudah sampai di Watu Gajah, batu besar dengan jalur keatas tanpa vegetasi. Saya yakin pemandangan
disini asoy, cuma karena kabut dan gerimis, pemandangan dan spot foto jadi
terbatas. Kami lanjut jalan ke atas, berharap nanti pas turun sudah cerah. Sekitar 15 menit nanjak kami sampai di plang
Pasar Bubrah tepat di sebelah monumen berbentuk kerucut gunung Merapi.
Pemandangan semua putih keruh, Kabut!!
View ke puncak 0%,
jarak pandang hanya 10 – 15 meter. Saya sampaikan ke Akhjad dan Mas Hari untuk
menunggu perkembangan cuaca. Sangat berbahaya kalau kami tetep nekat naik ke
puncak dengan visibility seperti itu. Resiko tersesat akan sangat besar.
Watu Gajah - Pasar Bubrah
BADAI di PASAR BUBRAH
Korban Badai
Di Pasar Bubrah, kami hanya sempatkan
foto-foto lautan batu dan kabut sekenanya saja, sampai tiba-tiba...badai datang!!! Tanpa
ita-itu, bresss..hujan angin datang, langsung deras tanpa basa-basi. Semakin
lama angin semakin kenceng, hujan makin deras. Beruntung, saat itu kami berada di dekat sebuah batu yang cukup
besar. Banyak sampah organik disana ( If you know what i mean.. !! ).
Ora urus..Segera kami pakai jas hujan dan berlindung di balik batu. Beberapa tenda roboh, beberapa yang lain kebanjiran karena ternyata tepat berdiri di jalur air dan banyak pendaki lain yang terjebak badai..bahkan banyak dari mereka yang masih berada di punggungan arah ke Puncak. Kepalang basah mungkin..Satu demi satu rombongan basah kuyup nekat turun membelah badai.
Ora urus..Segera kami pakai jas hujan dan berlindung di balik batu. Beberapa tenda roboh, beberapa yang lain kebanjiran karena ternyata tepat berdiri di jalur air dan banyak pendaki lain yang terjebak badai..bahkan banyak dari mereka yang masih berada di punggungan arah ke Puncak. Kepalang basah mungkin..Satu demi satu rombongan basah kuyup nekat turun membelah badai.
Sekitar satu jam kami
dipaksa berlindung karena hujan badai yang cukup deras, bahkan jari-jari kaki serasa ditusuk
jarum dan wajah terasa kaku menahan dingin.
Setelah hujan reda, meski dengan angin yang masih lumayan kenceng, kami putuskan untuk kembali turun
ke tenda. Untungnya sambil jalan, badai pun mereda. Dengan sisa gerimis, kami kembali ke
Plang Pasar Bubrah untuk berfoto.
Tidak lama foto-foto, kami
putuskan untuk langsung turun ke bawah..beberapa kelompok juga sudah terlihat
mulai bergerak turun. Sangat tidak memungkinkan melanjutkan ke Puncak.
The Mountain is always conquer us..Merapi did it!! Merapi belum ngasih kali ini..cieee Merapii gitu yaa!!!
The Mountain is always conquer us..Merapi did it!! Merapi belum ngasih kali ini..cieee Merapii gitu yaa!!!
Karena kabut juga
mulai mereda, cantik angkuhnya Merbabu mulai terlihat dibeberapa titik di sekitar Watu Gajah. Sisi punggungan Merapi dan beberapa puncak bukit dikawasan Merapi dengan bebatuan yang kokoh pun terlihat emejing. Meski Merapi
tidak mengijinkan kami berdiri di puncaknya, cukup ramah kok Merapi, semua selamat dari badai dan masih mau
ngasih bonus pemandangan dan background
foto yang cukup yahutt..
Sekitar jam 9 pagi
kami sampai di lokasi tenda kami..aman 86!! Setelah sarapan dan packing logistik + tenda. Jam 10
kami mulai jalan turun ke Basecamp.
Sekitar jam 12.40 kami sampai di Basecamp
Barameru.
Setelah ambil KTP,
beli emblem dan stiker serta makan siang (pake nasi), kami hanya singgah
sebentar untuk re packing carrier
kami. Jam 14.00 kami berangkat pulang via
Boyolali – Salatiga – Ungaran. FYI, jarak rute via Ketep dan Via Boyolali hampir sama, sekitar 70 an Km.
Tanpa hujan dan
halangan berarti, akhirnya kami sampai Basecamp
Sarmili, Gebugan sekitar jam 16.00 dengan selamat. Anggi menyambut kami dengan senyum kecut..(*)
Bonus track: Badai Pasar Bubrah
Bersambung…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar